✰ᴋᴇʟᴜᴀʀɢᴀ ʙᴀʀᴜ✰

857 74 22
                                    

⭐⭐⭐⭐⭐

Di ᴍᴀsɪᴏɴ
.
.
.

Afan memandang kagum ke arah mansion besar di depannya, dengan mata berbinar-binar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Afan memandang kagum ke arah mansion besar di depannya, dengan mata berbinar-binar. Bangunan megah itu memiliki pilar-pilar tinggi, taman yang luas, dan gerbang besar yang menjulang bak istana.

"Wah, mansion Om besar banget! Kayak istana! Dulu Afan pernah bermimpi tinggal di istana besar, terus Afan jadi pangerannya!" ujar Afan polos, suaranya dipenuhi kekaguman.

Felix tersenyum tipis mendengar celoteh bocah itu. Ia kemudian berkata lembut, "Mulai sekarang, jangan panggil Om dengan sebutan Om lagi, ya."

Afan memiringkan kepala, bingung. "Terus Afan harus panggil apa?"

"Panggil Daddy. Karena mulai sekarang, Afan adalah anak Daddy. Kamu mau jadi anak Daddy, kan?"

Afan terdiam sejenak, lalu senyumnya melebar. "Emm... Afan mau!" serunya sambil melompat-lompat kegirangan.

Felix mengangguk, lalu menggendong Afan dengan gaya koala, membuat bocah itu semakin senang. "Mulai sekarang, Afan adalah pangeran kecil Daddy, dan mansion ini adalah rumah Afan juga."

"Berarti Afan jadi pangeran, ya? Pangeran di istana Daddy!" Afan berseru penuh semangat.

Felix tertawa kecil. "Iya, mulai sekarang Afan adalah pangeran kecil Daddy."

"Yee! Afan jadi pangeran!" teriak Afan sambil mengayunkan kakinya dengan senang.

"Sekarang kita masuk, ya," ajak Felix. Ia kemudian menoleh ke Damar, asisten setianya. "Damar, kamu kembali ke kantor dan bawa mobil saya. Batalkan semua meeting hari ini. Gaji kamu akan saya naikkan tiga kali lipat."

Damar membelalakkan mata, tetapi segera menunduk hormat. "Baik, Tuan. Saya permisi dulu."

Dalam hati, Damar bergumam, Gaji naik tiga kali lipat? Capek sedikit nggak masalah! Lumayan!

Felix membawa Afan masuk ke dalam mansion. Para pelayan dan bodyguard sudah berbaris rapi, menyambut kedatangan tuannya.

"Selamat siang, Tuan," ucap mereka serempak.

Felix menatap mereka dengan dingin, namun penuh wibawa. "Perhatikan semuanya. Anak yang saya gendong ini adalah tuan kecil kalian mulai sekarang. Perlakukan dia dengan sebaik-baiknya. Mengerti?"

"Mengerti, Tuan!" jawab para pelayan dan bodyguard dengan serempak.

Afan tersenyum lebar. "Hai semuanya, kenalin nama aku Afan!" serunya sambil melambaikan tangan kecilnya.

"Halo, Tuan Kecil!" balas para pelayan dengan sopan, senyum ramah terpancar di wajah mereka.

Felix menoleh ke salah satu pelayan. "Siapkan makan siang untuk saya dan Afan," ujarnya datar.

 baby afan 👦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang