⭐⭐⭐⭐⭐
Pagi yang cerah itu dimulai dengan Afan yang sudah siap-siap berangkat sekolah, meski jam baru menunjukkan pukul 6 pagi. Ia berdiri di depan kaca sambil menatap dirinya dengan senyum.
"Wah, ganteng juga ya, Afan, pake seragam ini. Ga sabar deh buat sekolah!" kata Afan sambil bercermin.
"Mending sekarang Afan ke bawah," pikirnya.
Setelah itu, Afan turun ke bawah dan mulai merasa bingung karena rumah terasa sepi. Daddy dan abang-abangnya tidak ada di sana.
"Pagi banget sih, dek," ujar seseorang yang tiba-tiba muncul, membuat Afan terkejut.
"Ih, Bang Kenzo! Ngagetin aja. Kalau Afan jantungan gimana?" Afan kesal.
"Iya, iya, maaf. Lagian kamu pagi-pagi udah di sini aja," jawab Kenzo.
"Ya, ga papa kali, Bang," Afan menjawab santai.
Pagi itu, Afan disambut penuh perhatian oleh keluarganya, termasuk Rafa yang memberi semangat.
"Semangat banget, keknya mau sekolah," kata seseorang yang terlihat prihatin.
"Iya dong, biar Afan dapet banyak teman," jawab Afan penuh semangat.
"Wah, anak-anak Daddy udah pada rapi aja nih," Daddy datang sambil memuji.
"Ya, kan mau sekolah, Dad. Jadi harus bangun pagi, emang abang juga," Afan menjawab dengan percaya diri.
"Iya, deh, si paling rajin," kata Rafa.
"Ayo, udah pada sarapan?" tanya Daddy.
Setelah itu, mereka semua melanjutkan sarapan sebelum berangkat.
⏰ 𝟎𝟔.𝟒𝟎
"Yuk, berangkat!" Galen mengajak.
"Dek, kamu sama abang ya berangkatnya?" tanya Rafa.
"Eh, enak aja, sama abang aja, dek! Kalau sama Rafa, nanti kamu kenapa-kenapa lagi!" Kenzo mengingatkan.
"Enak aja, loh, kalau ngomong," Rafa membalas.
"Daripada bingung, mending sama abang Galen aja. Dijamin selamat sampai tujuan," kata Galen, mengusulkan.
"Lo lagi sama aja," jawab Kenzo.
"Udah, dek, sama abang Rafa aja," kata Rafa.
"Ga sama gue ya. Lo harusnya ngalah sama yang lebih tua," Kenzo berkata tegas.
"Enak aja, harus yang tua ngalah sama yang lebih muda," balas Rafa.
"Udah, mending adek sama gue aja, daripada kalian ribut terus," Galen berkata kesal.
"DIAM!" Kenzo dan Rafa teriak serempak ke Galen.
"Galak amat, pak!" Galen mendengus.
"Udah, stop. Adek sama Daddy aja," Daddy langsung menggendong Afan.
"Tapi Dad..." Rafa mencoba melanjutkan.
"Ga ada tapi-tapian, adek sama Daddy," Daddy langsung pergi, meninggalkan Rafa dan Kenzo yang hanya bisa menatap.
"Lo sih," Kenzo merasa kecewa.
"Kok ngalahin gue sih? Lo yang duluan!" Rafa juga kesal.
"Udah, yok, berangkat! Nanti Daddy ngomel, loh!" Galen mengingatkan.
Akhirnya, mereka semua berangkat ke sekolah meskipun dengan perasaan kecewa dan kesal karena Afan bersama Daddy-nya, bukan mereka.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
baby afan 👦
RandomMengisahkan seorang anak yg bernama afan yg harus hidup di jalanan karena kedua orang afan sudah meninggal saat afan berusia 3thun dan dri semenjak itu afan harus hidup di jalan Hingga suatu saat afan bertemu seseorang dan Seketika ke hidup afan be...