✰ᴋᴇᴘᴜʟᴀɴɢᴀɴ ᴠɪᴏ✰

136 27 7
                                    

⭐⭐⭐⭐⭐

ᴋᴇᴇsᴏᴋᴀɴ ʜᴀʀɪ – ᴅɪ ꜱᴇᴋᴏʟᴀʜ

Pagi yang cerah itu berubah menjadi hari yang penuh kehebohan di sekolah saat seorang gadis cantik berjalan memasuki gerbang dengan percaya diri. Rambut panjangnya tergerai rapi, dan senyumnya menarik perhatian semua orang.

“Vio?! Kamu balik sekolah?” seru Serly dengan mata berbinar, langsung berlari menghampiri.

“Aku kangen kalian semua! Akhirnya liburan selesai,” jawab Vio dengan tawa ringan.

Aluna ikut mendekat, dengan tatapan sedikit kesal.
“Halah, balik sekolah aja heboh banget. Jangan bikin Afan lupa sama aku ya!” ujarnya sambil menyikut Serly.

Namun, Serly langsung menepis komentar Aluna.
“Halo, kamu lupa siapa sahabat Afan yang sebenarnya?” balas Serly sambil melipat tangan di dada.

Vio hanya terkekeh melihat mereka berdua yang mulai adu mulut. Tapi di sudut lain, terlihat Laura, Dion, dan Rafa juga ikut heboh.

“Waduh, kayaknya makin ramai nih. Ada yang bakal rebutan lagi,” gumam Dion sambil melirik ke arah Afan yang baru tiba.

Kenzo, yang ikut mengantar Afan pagi itu, mendekati mereka sambil memutar mata.
“Kalian tuh nggak capek bikin ribut tiap hari?” sindirnya.

Tapi sebelum ada yang sempat menjawab, suara teriakan dari Zero terdengar.
“Vio! Kamu bawa oleh-oleh nggak dari Jepang?” tanyanya dengan semangat sambil berlari menghampiri.

“Tentu dong!” jawab Vio sambil mengeluarkan beberapa gantungan kunci lucu dari tasnya. “Ini buat kalian semua.”

Sorakan riang memenuhi udara. Namun di tengah kehebohan itu, tatapan Vio tiba-tiba serius saat melihat Afan yang tampak termenung.

“Fan, kamu kenapa? Kok nggak seceria biasanya?” tanya Vio sambil mendekat.

Afan tersenyum kecil, tapi matanya masih menunjukkan rasa cemas.
“Enggak apa-apa, Kak. Cuma lagi kepikiran sesuatu aja,” jawabnya singkat.

"Awas aja lo vio klau lo ngerebut afan dari gw" sherly dalam hati

"Caper banget sih lo vio, awas lo yaa " Aluna dalam hati

"Keknya bakal ada perang dingin nihh" Laura

---

ᴅɪʀᴜᴀɴɢ ᴋʟᴀꜱ ᴀғᴀɴ

Saat jam istirahat, Serly dan Aluna kembali “berebut” Afan seperti biasanya. Namun kali ini, Vio yang baru kembali dari Jepang ikut campur.

“Serly, kamu terlalu nempel sama Afan. Kasihan dia, jadi nggak bisa bebas,” sindir Vio sambil duduk di sebelah Afan.

Serly memandang Vio dengan alis terangkat.
“Halo, aku sahabat Afan ya dan juga kalian ngapain di sini kelas kalian bukan di sini yaa.”

“seterah gw lah mau dimana ,lo vio mending lo diam deh” tambah Aluna dengan nada tak mau kalah.

Afan hanya bisa menghela napas panjang.
“Kenapa sih kalian selalu ribut soal afan?” tanyanya polos, membuat suasana hening sesaat.

Tapi sebelum ada yang menjawab, Zero dan El datang
“Udah lah lun, serly ga usah ribut lo pada mau masuk bk hah,” celetuk Zero sambil tertawa.

El mengangguk setuju.
“Iya, bener tuh. Lagian, Afan nggak ke mana-mana kok. Dia cuma satu orang, kalian mau apain juga nggak bisa dibagi,” ujarnya sambil menahan tawa.

Namun, di sudut lain, Kenzo dan Galen yang mengawasi dari jauh hanya saling pandang.

“kita harus jaga afan lebih ketat lagi bang” gumam Galen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 baby afan 👦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang