10

3.3K 337 27
                                    

Santai aja gak akan ada adegan bunuh-bunuhan apalagi uh-ah-uh-ah (⁠・⁠_⁠・⁠;⁠)

.
.
.

Ketiga pemuda berparas dewa itu duduk lesehan di atas karpet bulu ruang yang ada di lantai apartemen Marius. Mereka berkunjung untuk merayakan kepindahan yang sudah berlalu seminggu.

"Pindah gak bilang-bilang,"

Haslan sedari tadi genjar sekali menyuarakan kekesalan nya kepada Marius. Menganggap Marius tidak setia kawan karena tidak mengabari soal perpindahan dan juga tentang Snefi.

"Jadi benar mereka saudara tiri nih?" Haslan mengulang pertanyaan itu.

Marius mengangguk sambil menghembuskan asap rokok melalui hidung nya, hari ini hanya ada mereka bertiga jadi melakukan apapun tidak masalah.

Max, pemuda pendiam itu lebih memilih rebahan sambil main game tidak lupa juga rokok yang terselip di antara jarinya. Hanya Haslan yang tidak menghisap benda bernikotin itu.

"Jadi rencana lo ke depannya apa?"

"Jadi tameng Snefi."

Haslan tertawa mendengar ucapan Marius yang kelewat santai itu. Bucin sekali ternyata. Tawanya terhenti saat melihat ponsel Marius menampilkan panggilan video dari seseorang.

Marius mematikan rokoknya kemudian lekas mengangkat. Terlihat lah di layar seorang gadis dengan senyuman nya.

"Kak kami akan segera sampai ke apartemen!"

Haslan membolakan matanya, terkejut dengan pernyataan Dara di telepon. Bahkan Max sampai meloncat bangun, mematikan rokoknya lalu menyingkirkan beberapa kaleng bir ke belakang nakas tv.

"Dengan siapa?" tanya Marius.

Orang di layar berganti, yang awalnya wajah Dara berubah menjadi Lyo yang sedang menyetir.

Marius mengernyit tidak suka. Lyo itu masih di bawah 16 tahun yang otomatis tidak memiliki SIM.

"Lain kali gunakan taksi atau supir, musang tidak di perbolehkan menyetir bukan?"

"Maksud lo bilang gue musang apa hah? Dasar kadal gurun!"

Dara terkekeh geli, melihat interaksi Marius dan Lyo yang masih saja saling lempar ejekan.

"Kami bawa camilan dari mama,"

Dara mengangkat paper bag lumayan besar ke arah kamera.

"Aku matiin ya, soalnya udah sampai!"

Tut

Marius berdiri kemudian masuk ke kamar mengambil penyemprot ruangan. Dia harus menghilangkan bau rokok agar tidak terhirup oleh adiknya.

Bip

Bip

Bip

Bip

Klek

"Kangen banget sama kak Marius!"

Setelah pintu terbuka Dara dengan tidak tau malu nya menerjang tubuh Marius untuk di peluk. Lyo mencebikkan bibirnya kesal melihat itu.

"Kangen sama Marius doang nih? Gak kangen sama aa Haslan?" ujar Haslan menaik-turunkan alisnya menggoda Dara.

"Menjijikkan," komentar Lyo.

"Gak sopan lo sama orang tua," cibir Haslan.

"Aku ambil piring dulu ya, kita makan camilan bareng!" Dara dengan cepat melesat ke dapur. Marius ingin mengikuti tapi terhenti karena mendengar ucapan datar Lyo.

"Kalian abis ngerokok kan?"

"Udah di buang," jawab Marius.

"Bau nya masih tercium tolol!" hardik Lyo. Pemuda itu melempar bantal sofa ke wajah Marius dengan penuh kekuatan.

Max yang melihat Lyo yang benar-benar di landa emosi segera menarik tangan pemuda itu sebelum terjadi baku hantam.

"Ada Snefi di sini jangan saling bogem." tegur Max.

Lyo menghempaskan tangan Max yang memegang lengannya lalu berjalan ke arah dapur menyusul Dara.

"Serem juga tu anak," komentar Haslan pelan, kaki nya mendorong asbak ke bawah sofa agar tidak terlihat siapapun. Gawat kalau sampai terlihat oleh Lyo, bisa-bisa asbak itu mendarat salah satu kepala mereka bertiga.

"Kalian kenapa?"

Dara memandang aneh ekspresi ketiganya. Tidak terlihat santai tapi tidak terlihat tegang juga, hanya tidak enak di pandang.

"Gak papa," Marius mengambil alih dua piring di tangan Dara kemudian meletakkan di atas meja. Dara juga dengan semangat membuka tupperware lalu memindahkan beberapa kue kering berbagai bentuk itu ke piring.

"Yang buat aku sama mama loh kak, Lyo juga bantuin."

"Gak ada racunnya kan?"

TUK

"Ssh.." Marius meringis merasakan sakit di kepalanya. Rupanya pelaku nya adalah Lyo, laki-laki itu melemparkan sendok.

"Lyo gak boleh gitu, kak Marius lebih tua."

Dara mengusap-usap kepala Marius, dia juga memeriksa apakah ada benjolan atau tidak.

"Nonton movie yuk, mumpung ada camilan gratis." usul Haslan.

"Ayok! Movie Jujutsu Kaisen ya, soalnya aku belum sempat nonton!"

Dara berucap semangat tinggi tidak lupa dengan puppy eyes nya. Kemarin saat sibuk scroll beranda tidak sengaja Dara melihat postingan tentang anime. Dia sungguh tidak menyangka di dunia novel yang dia masuki sama seperti dunia nya dulu, ada anime.

Melihat tatapan memohon penuh binar itu membuat ke empat pemuda tampan itu tidak bisa menolak.

"Cantik-cantik wibu," gumam Haslan pelan.

Tbc

Kalian wibu?

Antagonis Di Novel BL [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang