[2] Malu-maluin

315 48 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila ya, lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gila ya, lo?"

"Oh, ayolah! Gue udah nyari tau, dan ternayta Alby itu anggota band di sekolah lamanya." Quila menunjukkan sebuah foto melalui handphone-nya.

Terlihat di foto itu berdiri empat orang laki-laki dan empat orang perempuan, dan salah satunya adalah Alby. Mereka adalah anggota band di sekolah lama Alby.

Lagi dan lagi, Quila bisa mendapatkan informasi penting itu dengan cepat dan mudah.

"Lo ingat mereka? Mereka adalah lawan kita tahun lalu di fastival, dan lo semua tau? Alby ada di balik kemenangan mereka, dia yang ngatur formasi tampil mereka." Quila menjelaskan.

"Woah?!" King terkagum-kagum dengan penjelasan Quila tentang Alby. Luar biasa ternyata lelaki itu, walaupun dia gay, tapi banyak kelebihan, ya?

"Kita perlu dia bukan buat fastival? Ini tahun terakhir kita. Lo pada mau kalah terus dari sekolah sebelah?" Quila membujuk dengan hati-hati.

"Bukannya kita udah sepakat buat ga nambah anggota?" tanya Sky, yang lebih tepatnya mengingatkan tentang perjanjian mereka di awal membuat band.

"Gue kali ini setuju sama Quila." David bangkit dari duduknya. "Walaupun mereka udah ga punya Alby lagi tahun ini, tapi selama dua tahun di belakang mereka itu ada Alby, jadi menurut gue mereka udah paham cara mainnya, walaupun tanpa Alby."

"Demi?!! Gue baru inget kalo vocal utama grup sebelah itu cowok yang sama Alby tadi." King heboh sendiri setelah mengingat-ingat tentang fastival tahun lalu.

"Demi apa, King?" tanya Zefa, ia ikut mengingat-ingat.

"Suer, Ze." King menyodorkan dua jarinya dengan serius.

"Gimana, Sky?"

Sky menatap David dengan serius, ia berdiam cukup lama. "Menurut lo baiknya gitu?" Sky bertanya balik kepada David. Dengan pasti David mengangguk.

"King, Ze?"

King menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gue si setuju aja."

Zefa juga ikut mengangguk.

Back to Normal | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang