Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baiklah!
Setelah 5 menit berpikir, akhirnya pamela memberanikan diri untuk mendatangi lokasi yang telah nomor asing itu kirimkan.
Dengan sedikit rempong gadis berambut lurus tanpa poni itu membawa kue ultah serta hadiah yang sudah ia siapkan untuk sang kekasih.
Mela pikir Juan sangat sibuk disana, jadi ia bisa memberi hadiah itu langsung agar juan tak perlu repot kembali ke rumah mela lagi nantinya.
~
Tepat jam 12, pamela sudah berangkat memecah jalan malam yang di kemudikan oleh sang sopir keluarga.
Selama di perjalanan pun pamela tak gentar untuk terus chat juan terus menerus, siapa tau Juan membuka HP nya disaat ia aktif mengirim pesan itu.
Tapi ya tetep aja zonk, meski hampir sampai di lokasi, juan masih checklist one..
" Fiks gue harus samperin.." Gumam mela dengan sangat yakin.
20 menit kemudian, mobil pamela telah sampai di depan perumahan elit, tepatnya berhenti pada rumah nomor 23 berwarna putih gading, dengan desain modern klasik yang mewah.
Pamela memperhatikan rumah dan lingkungan disitu, mungkin saja ini rumah anggota treasure lainya.
" Kira kira ngapain juan disini?" Gumamnya menebak.
Okelah, tanpa ba bi bu pamela langsung keluar dari mobil sembari membawa kue tart buatannya. Udah kayak kang paket aja diamah, hihi.
" Mau pak kriss bantu non?" Tawar sang sopir.
Pamela pun menggeleng. " Ga usah pak, pak kriss tunggu aja disini. Mela masuk bentaran kok." Ujarnya.
Lepas itu ia langsung bergegas memasuki gerbang rumah sendirian setelah melihat tak ada penjagaan serta pintunya yang terbuka sedikit lebar.
Setelah memasuki pelataran rumah ini Pamela langsung melihat keberadaan motor sport milik juan disana, tak lupa ia di hadapkan oleh beberapa anggota treasure yang sedang duduk ngobrol teras depan.
