CERITA BARU

1 0 0
                                    

Sinar mentari hangat menyelimuti dunia pagi ini. Burung-burung berterbangan kesana-kemari dengan cantiknya, semut-semut sudah sibuk mencari makanan dengan berkelompok, di ujung jalan terlihat kucing yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Pagi yang indah untuk memulai hari, tak terkecuali untuk para pegawai toko bunga Fairy Flower dan para peri.

Terhitung sudah setengah jam lagi toko harus mulai melayani pelanggan. Para pegawai sibuk berlalu-lalang menata bunga yang harus dipajang dan memastikan toko sudah bersih dari debu-debu. Begitu pun dengan peri yang mulai bangun dari tidur nyenyak mereka, para peri bergegas mengurus bunga-bunga agar tampak segar.

Peri-peri menghampiri bunganya masing-masing dengan riang. Peri setiap bunga membuat lingkaran dan mengitari bunganya sembari membacakan mantra agar bunga tetap sehat dan cantik sampai ke tangan pembeli. Tongkat para peri pun mengeluarkan cahaya yang indah saat mantra dibacakan. Bunga-bunga seolah-olah tersenyum saat menerima cahaya ajaib tersebut, para peri pun juga ikut tersenyum lega.

Sudah lima menit lagi toko harus buka, semua sudah siap dan tertata rapi. Para pegawai sudah pada posisinya masing-masing, begitu pun dengan para peri yang sudah tersenyum lebar untuk menyambut pembeli. Bagi peri, pembeli bukan hanya sedakar seseorang yang menukarkan uangnya untuk bunga, tetapi pembeli merupakan seseorang yang sangat spesial dan pastinya mempunyai tujuan ketika membeli bunga, karena sejatinya setiap bunga memiliki arti.

Tulisan closed pada papan di pintu sudah dibalik menjadi open, toko bunga Fairy Flower siap memberikan bunga yang paling indah dan selaras.

Kring kring suara bel yang ada di atas pintu berbunyi, menandakan ada pelanggan masuk yang siap membagikan ceritanya.

Pegawai menuntun pelanggan untuk melihat-lihat bunga yang tersedia, para peri memperhatikan pelanggan dengan wajah bersemangat. Tiap kali pelanggan berhenti melihat-lihat pada bunga mereka, peri-peri itu akan kegirangan karena mengira bunganya lah yang akan dipilih, namun jika pelanggan melewati mereka begitu saja, wajah mereka akan menekuk.

Langkah kaki pelanggan dan pegawai berhenti pada satu rak bunga, rak bunga mawar merah. Pelanggan memperhatikan bunga mawar merah yang tersedia dengan tatapan penuh kasih. Peri-peri pada bunga lain terlihat sedih karena bukan mereka pilihan pelanggan itu.

"Ela! Ana! Apakah dia akan benar-benar memilih bunga kita?" Peri Salie bertanya dengan nada yang girang kepada dua peri mawar merah lainnya. "Lihat lah tatapannya kepada kita, bukankah ia sangat tampan?" Peri Salie kali ini terpana dengan ketampanan pelanggan pertama hari ini.

"Salie, Bisakah kau diam?! Jika ia ingin mengambil bunga kita ia akan mengambilnya, jadi kau tidak perlu berisik!"

"Ela, ini masih terlalu pagi untuk marah-marah, lagi pula apa salahnya jika memang Salie sangat gembira jika pria tampan itu menatap kita sekarang?" Bela Peri Ana sembari menatap wajah pembeli dengan mata terpesona.

"Ia menatap bunga kita, bukan kita." Jawab Peri Ela sinis.

Tak lama, pelanggan itu berbicara pada pegawai bahwa ia ingin membeli buket yang dipenuhi bunga mawar merah dan meminta agar buketnya dihias dengan cantik. Pegawai pun dengan sigap mempersiapkan apa yang dipesan oleh pelanggan itu. Sematara itu, para peri bersorak riang, peri dari bunga lain memberikan ucapan selamat kepada peri mawar merah karena telah dipilih.

"Wahh... Ana! Ela! Kita terpilih yoohoo!" Sorak Peri Salie kepada kedua temannya.

Sementara Peri Ana berucap terima kasih kepada peri-peri lain yang memberinya selamat, "Iya iya peri mawar putih, peri lily orange, terima kasih atas ucapannya".

Sedangkan Peri Ela terlihat gembira tetapi tidak terlalu diperlihatkan, ia hanya tersenyum kecil.

Beberapa bunga mawar merah diambil oleh pegawai untuk dijadikan buket. Tangan pegawai dengan lihai membuat buket menjadi cantik dan indah. Peri-peri biasanya menyebut tangan pegawai yang bertugas membuat buket adalah tangan ajaib, karena mereka benar-benar dapat merubah kertas biasa menjadi buket yang indah.

Ana, Ela, dan Salie beriap-siap untuk melaksanakan tugas berikutnya, yaitu mengantar bunga mereka ke penerima bunga. Melihat buket yang hampir jadi, mereka berpamitan pada peri lain, "Peri-peri, kami peri mawar ingin pergi dulu yaaa, dadah," ucap Peri Salie kepada peri bunga lain dengan semangat. Peri Ana dan Peri Ela juga melemparkan senyuman kepada peri lain seakan mengucapkan salam untuk pergi sebentar.

"Mas, ini buketnya sudah jadi." Pegawai melemparkan senyum kepada pembeli.

Pria itu tampak bersemangat ketika melihat bahwa buket pesanannya sudah jadi, "Okey, terima kasih ya, Mba."

Ketiga peri mawar merah menghampiri buket bunga mawar dan duduk di atasnya saat pelanggan pria itu sedang membayar. Ketiga peri mawar merah terlihat sangat senang karena akan melihat cerita baru. Peri Salie memandang jalanan di luar pintu, ia sudah tidak sabar untuk keluar toko dan membayangkan cerita apa yang kali ini akan mereka dapatkan.

Pembayaran selesai, pelanggan pria melangkah keluar dari toko.

Kring kring bel kembali berbunyi, tetapi kini tandanya pelanggan telah keluar dan siap memberikan bunganya kepada seseorang yang spesial.

-----------------------------------------------------✨-----------------------------------------------

Pria itu berjalan dengan gembira sembari terus menciumi buket bunga yang ada di genggamannya. Ia terus tersenyum lebar dengan tatapan mata yang serius. Jalannya tegap dan dengan arah yang pasti, menatap jalanan dengan penuh ambisi. Bunga mawar merah ini pasti memiliki arti yang mendalam baginya.

Ketika pria itu terus menciumi buket bungannya, para peri berusaha keras untuk menghindar,

"Ela, Awas!" Teriak peri Ana.

"Aduh, aku tahu setiap orang pasti menyukai wangi bunga, tetapi aduhh dia membuat kita repot berlari kesana kemari." Ucap peri Salie mengeluh.

"Salie lari ke depan, cepat!!" peri Ana kembali berteriak menyelamatkan peri Salie.

"Woi, Mas! Tidak perlu terus menciumi bunga ini, lagi pula wangi bunga ini tidak akan hilang. Kita lelah menghindar." Marah peri Ela pada pria itu, walaupun pria itu pasti tidak mendengarnya, bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Pria ini akhirnya berhenti menciumi buket bunganya karena ia sedang melewati jalanan yang padat, sehingga ia harus fokus menatap jalan agar tidak jatuh atau tersandung. Saat ini lah para peri mempunyai kesempatan untuk menerawang kisah dibalik dipilihnya bunga mawar merah, karena sejatinya setiap bunga memiliki arti.

Ketiga peri berkumpul, mengeluarkan tongkat mereka dan mulai membaca mantra ajaib untuk melihat kisah pria ini. Cahaya indah pun keluar dari tongkat, para peri konsentrasi pada pekerjaan kedua ini. Ternyata nama pria ini adalah Naka.

-----------------------------------------------------✨-----------------------------------------------

Pikiran para peri terlempar ke dalam penglihatan kisah Naka. Peri-peri seperti masuk ke dalam dunia yang lain. Mereka melihat Langit masih SMA kala itu, mengenakan seragam lengkap dan rapi. Terlihat Langit sedang fokus menulis pada secarik kertas yang sudah ia sobek dari bukunya. 

Rahasia 7 BungaWhere stories live. Discover now