He's Mine

976 81 18
                                    

Suara dentuman musik juga bau alkohol dan asap rokok yang begitu pekat memenuhi sebuah ruangan yang tampak begitu mewah, banyak orang yang berkumpul hanya untuk menikmati minuman juga mencari hiburan dengan menari di atas lantai dansa.
Diantara semua orang yang larut dalam alunan musik terlihat seorang pemuda tinggi yang duduk di sudut bar, bibinya terus meracau tidak jelas di tambah dengan bua alkohol yang begitu kuat tercium dari pemuda itu.

"Berikan aku satu gelas lagi"

"Maaf tuan, tapi anda sudah minum banyak sekali"

"Sialan, memangnya kau siapa bisa mengaturku hah?!
Cepat berikan saja minumannya"

Bartender itu tidak punya pilihan lain selain menuangkan minuman ke dalam gelas di tangan pemuda itu dan langsung di tenggak begitu saja, pemuda itu meletakan gelas dengan kasar hingga menimbulkan suara keras.

"Dia pikir dia siapa hmm? bagaimana bisa dia menolakku?
Aku ini Park Seonghwa, Park Seonghwa!
tidak ada yang tidak mengenalku dan dia berani menolakku karna percaya cinta sejati

Cihh cinta sejati? aku tidak percaya tahayul seperti itu, ini sudah modern bagaimana bisa dia percaya cerita dongeng seperti itu
Sialan dia hanya mencari alasan saja"

Park Seonghwa, pemuda yang mulai mabuk itu terus meracau tidak jelas bahkan berteriak, tentu saja hal itu menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya. Karna Seonghwa sendiri bukanlah sosok biasa, Seonghwa saat ini bekerja sebagai model dan nama nya pun sudah tidak di ragukan lagi.

"Kau tidak percaya cinta sejati?"

Seonghwa berusaha menegakkan tubuhnya dan menatap seseorang yang duduk di sampingnya dengan mata memicing karna pandangannya yang sudah kabur efek dari minuman yang di tenggaknya.

"Ck apa urusannya denganmu?
Jangan mengganggu ku cari saja orang lain"

"Jika aku menjadikanmu cinta sejati ku bagaimana?"

Seonghwa kembali menghempaskan gelas di tangannya dengan keras lalu menatap orang yang ada di sampingnya dengan tatapan kesal.
Tidak lama suara tawa keluar dari bibir Seonghwa dan langsung berhenti begitu menatap kembali pemuda didepannya ini.

"Dengar, buka kupingmu lebar-lebar
Aku Park Seonghwa, aku memiliki segalanya yang tidak kau miliki dan makhluk rendahan sepertimu ini tidak akan pernah setara denganku"

Pemuda di depan Seonghwa hanya menyeringai bahkan saat Seonghwa menekan bahunya dan meninggalkannya begitu saja.

"3..2..1.."

BRUKK....

Sepasang netra bulat itu perlahan terbuka namun kembali menutup begitu cahaya yang cukup menyilaukan membuatnya terganggu, setelah terbiasa Seonghwa kembali membuka matanya dan berusaha untuk bangkit dari tempatnya saat ini.

"Ahh sial kepalaku rasanya berputar"

Seonghwa hanya bisa meringis juga memegangi kepalanya yang terus berdenyut, begitu merasa kondisinya sudah lebih baik Seonghwa berhasil membuka matanya dengan baik dan mulai memindai dimana dirinya saat ini karna tempat ini terasa begitu asing untuknya.

Karna ruangan ini bukanlah kamar pribadi Seonghwa atau pun kamar hotel yang biasa Seonghwa sewa jika sedang mabuk, semua yang ada di ruangan ini begitu asing untuk Seonghwa.

"Bagaimana aku bisa berakhir di tempat ini?
Aku tidak ingat apapun yang terjadi semalam.

Ohh shit what happen to me?"

Seonghwa menatap pantulan dirinya di cermin, tatapannya tidak lepas dari penampilannya sendiri yang terlihat begitu mengerikan?
Seonghwa hanya mengenakan kemeja yang terlihat begitu besar di tubuhnya dan menutupi sampai sebagian pahanya, satu hal lain yang membuat Seonghwa tidak percaya adalah tanda kemerahan yang terdapat hampir di sekujur tubuhnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku semalam?
Tidak mungkin aku..."

Seonghwa dengan cepat mengedarkan pandangannya berusaha untuk menemukan pakaiannya juga ponsel dan dompet miliknya, tatapan Seonghwa tertuju pada ponsel juga dompet miliknya yang tergeletak di atas meja dan disamping kedua benda itu terdapat stau set pakaian dengan keras kecil di atasnya.

"Untuk mengganti pakaian mu"

"Aku harus cepat keluar dari tempat in...akhh sial apa itu"

Seonghwa yang berjalan dengan terburu-buru membuatnya tidak memperhatikan sekitarnya alhasil kaki Seonghwa tersandung sesuatu yang tergeletak di lantai, namun beruntung Seonghwa berhasil menyeimbangkan tubuhnya kembali sebelum terjatuh ke lantai.

"Pistol? itu pistol sungguhan?"

Seonnghwa menatap horor benda yang baru saja mengenai kakinya itu, Seonghwa tidak bodoh untuk mengetahui benda apa yang tergeletak itu.
Tanpa berpikir panjang Seonghwa dengan cepat memakai baju di depannya dan meraih ponsel juga dompet miliknya.

"Pintu mana yang harus aku pilih?"

Seonghwa mengurungkan niatnya untuk membuka pintu di depannya begitu mendengar uara orang berbicara dari balik pintu di depannya ini, tidak ada pilihan selain menggunakan jendela.

"Bagus ini bukan tempat yang tinggi"

Seonghwa tersenyum puas karna dirinya bisa melihat keluar dengan jelas dan dirinya pun tidak berada di tempat yang tinggi, setelah memastikan keadaan aman dengan cepat Seonghwa melompat keluar dari jendela dan bersembunyi di balik semak-semak.
Seonghwa berjalan tanpa menimbulkan dan berhasil membawanya sampai di depan pintu gerbang, disaat semua penjaga lengah di saat itu juga Seonghwa berhasil menyelinap keluar dari tempat itu.

Tanpa menoleh atau berbalik sedikitpun Seonghwa terus saja berlari menyusuri jalan di depannya sampai dirinya berhasil menemukan halte terdekat dengan beberapa orang yang sedang menunggu bus di dalam nya.

"Aku berhasil hahahh"

Seorang pria menghembuskan asap dari rokok yang baru saja di hidupnya, tatapannya tidak lepas dari seorang pemuda yang baru saja keluar dari gerbang tempat tinggalnya .

"Dia berhasil melarikan diri?"

"Maafkan saya Master"

"Tak apa biarkan serigala kecil itu menikmati waktunya, dia akan kembali padaku dengan sendirinya"

"Sesuai perintah anda Master"

Tatapan pria itu berubah saat menatap cincin yang berada di dalam genggamannya, bibirnya mengukir senyuman begitu membayangkan pemilik cincin di tangannya.

"Kau milikku Park Seonghwa"













He's the Mafia - JOONGHWA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang