Risa
"Itu Risa!!"
Seru salah satu pria dengan kamera besar di tangannya begitu aku keluar dari pintu gedung bersama manajer dan beberapa staff lainnya. Gerombolan yang ada disitu pun langsung berlomba-lomba mendapatkan foto terbaik dariku yang sedang berjalan ke arah mobil van. Aku tetap berusaha memberi kesan yang baik dengan tersenyum dan menyapa semua orang sementara para staff sibuk membuka jalan menuju mobil sambil melindungiku.
Sesampainya di mobil, aku menurunkan kaca mobil untuk melambaikan tangan pada para penggemar diluar. Mereka pun dengan antusias membalasku dengan mengucapkan berbagai kalimat yang menyenangkan seperti, 'Risa-chan, kerja bagus untuk hari ini!', 'Istirahat yang cukup ya!', 'Aku cinta Risa!' dan lainnya. Mendengar semua itu membuat rasa lelahku perlahan menguap. Mobil van kami pun bergerak semakin menjauh dari gerombolan tersebut.
"Matsuda-san, ada obat tetes mata?" Tanyaku pada manager.
"Karena blitz kamera ya? Tapi kuakui yang satu itu memang terlalu silau, sih. Dia wartawan, ya?" Managerku yang bernama Matsuda menyerahkan sebuah botol kecil berisi cairan tetes mata.
Setelah meneteskannya kepada kedua mataku dengan tenang, rasa perihnya perlahan mulai hilang.
"Tapi hari ini bukan jadwal yang penting, hanya acara variety show biasa. Kenapa harus membawa kamera seheboh itu, sih?"
"Astaga, jangan bilang kau mau sok merendah? Kau itu kan si 'Putri Kebanggaan Jepang'. Tidak ada aktris maupun model yang setara denganmu. Seluruh rakyat negeri ini menyukaimu, bahkan sejak kau masih kecil." Matsuda mengatakannya dengan intonasi yang dilebih-lebihkan, membuatku kesal.
Aku mencibir, "Jangan meledekku."
"Meledek? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya." Matsuda mengedikkan bahu.
Memang benar adanya aku dijuluki seperti itu. Putri Kebanggaan Jepang, julukan yang sangat berat. Aku sudah memasuki industri entertainment ini sejak berumur lima tahun sebagai aktris cilik maupun model. Aku pun terus tumbuh di dunia itu, mencetak banyak kesuksesan, menuai banyak pujian, dan memenangkan banyak penghargaan. Nama Shimizu Risa ini pun menjadi sangat besar sehingga julukan tersebut pun muncul, entah siapa yang memulainya. Yang menyukai Shimizu Risa memang sangat banyak, namun ia tetap seorang manusia. Dia tidak bisa membuat semua orang menyukainya.
"Bicara begitu lagi gajimu kupotong, ya?"
"Ehh kenapa?!"
"Aku tidak suka."
"Aku memujimu, loh?"
Sejujurnya berada di dunia ini sangat memuakkan hingga aku sempat berpikir beberapa kali untuk pensiun dari pekerjaanku. Juga ada beberapa waktu sulit ketika aku harus rutin bolak-balik ke psikiater untuk membuatku tetap waras. Sampai suatu hari, aku menemukan seseorang yang menjadi alasanku agar tetap berlari di jalurku.
"Tadaima!" Ucapku begitu masuk kedalam apartemen yang hanya kutempati sendiri.
Aku segera melepas sepatu, meletakkannya kedalam lemari yang penuh dengan sepatu. Kemudian berganti pakaian, membuka lensa kontak, dan menghapus makeup. Setelah membersihkan diri, aku langsung meraih kacamata dan duduk didepan laptop yang diletakkan diatas meja. Siapapun yang melihatku saat ini pasti tidak akan menyangka bahwa aku adalah seorang aktris papan atas itu. Karena penampilanku saat ini tidak lebih dari seorang otaku. Dengan kaos oblong, kacamata petak, dan rambut dikuncir. Atau aku salah?
"Karena jadwalku hari ini, aku jadi melewatkan MV Touhiko. Aku tidak sabar melihatnya." Gerutu ku sambil mengklik tombol yang sama berkali-kali karena jaringannya yang lambat.

KAMU SEDANG MEMBACA
About You - Eve utaite x OC fanfiction
FanficDua tokoh besar dalam dunia entertainment, aktris sekaligus model papan atas dan penyanyi terkenal yang mencetak segudang prestasi. Siapa sangka keduanya merupakan penggemar berat satu sama lain? ❝Eve-kun malam ini benar-benar keren! juga sangat tam...