2. Belakang Panggung

16 1 0
                                    

Rissa

Aku terbangun disebuah ruangan kecil yang dibatasi dengan tirai. Hanya ada sebuah kasur dan sebuah meja dengan kotak pertolongan pertama diatasnya. Dimana aku?

"Kerja bagus, semuanya! Terima kasih banyak, " ucap seseorang yang disahuti dengan tepukan tangan oleh beberapa orang lainnya.

Suara itu?! Begitu menyadarinya aku langsung bangun dari ranjang, memasang kembali maskerku dan kacamata yang terletak diatas meja, lalu buru-buru keluar ruangan kecil itu. Tepat saat aku ingin keluar dari tirai itu, seseorang justru ingin masuk sehingga kami pun bertabrakan. Tapi hanya aku yang jatuh, mungkin karena keseimbanganku yang berkurang setelah langsung bangun dari tidur.

"Aduh!"

Orang yang kutabrak memegang tanganku untuk membantuku berdiri.

"Hati-hati, kamu baru saja tidak sadarkan diri." Suara itu membuatku spontan melihatnya.

"Huh? EVE?!"

Lelaki dengan rambut biru, kaos putih yang sudah penuh dengan keringat, handuk yang tersampir di bahu, menatapku dengan penuh khawatir. Dia bahkan tidak mengindahkan pertanyaanku.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanyanya khawatir.

Keadaanku sekarang? meleleh.

"Ah, sudah lebih baik. Terima kasih banyak sudah mencemaskanku." Aku berusaha keras mengubah suaraku dengan teknik akting yang kumiliki

"Syukurlah." Dia tersenyum padaku. "Aku sudah menyadari bahwa kau sudah tidak bersemangat di awal, tapi aku tidak tahu kalau kamu sedang tidak enak badan. Maaf karena aku sudah memaksamu untuk bersenang-senang."

"Tidak, ini bukan salahmu. Tujuanku kesini memang untuk bersenang-senang. Ini salahku karena tidak memperhatikan kesehatanku sebelum berangkat, hehe. Ngomong-ngomong ... apakah konsernya sudah selesai?"

Ekspresi Eve langsung berubah, "Maaf ..."

Nasibku.

"Ah, begitu ya. Tidak apa-apa. Lain kali aku usahakan datang lagi. Hari ini pun juga cukup menyenangkan!" Aku mengacungkan jempol.

"Sebagai permintaan maafku, aku mengundangmu untuk datang lagi ke konserku dua bulan lagi. Kamu bersedia untuk datang?"

Aku mengerjapkan mataku, "Diundang maksudnya? Aku juga memang berencana untuk menonton pertunjukan selanjutnya."

"Maksudku, kamu tidak butuh tiket untuk masuk karena aku yang mengundangmu. Aku juga sudah bicara dengan para staff dan mereka mengizinkannya. Kamu juga akan dapat tempat dibagian depan!  Bagaimana? Mau, ya?" Dia menjelaskannya dengan sangat lembut. suka.

"Astaga, bagaimana mungkin aku bisa menolaknya?!"

Eve tersenyum senang mendengarnya (manis sekali).

"Ini." Dia menyerahkan sebotol suplemen yang sudah habis setengah padaku. "Secret Code nya ada didalam sana, jadi pastikan kamu meminumnya, mengerti? Ah, maaf sebelumnya itu hanya tinggal separuh karena sudah kuminum sejak beberapa minggu ini."

Hey, siapapun ada kah yang bisa membangunkanku dari mimpi ini? Atau kepalaku terbentur sesuatu saat pingsan sehingga berhalusinasi seperti ini?

"Anu ...?"

"Maaf, aku sedang berusaha mencerna hal ini pelan-pelan. Semua ini terasa seperti mimpi, karena tidak mungkin aku seberuntung ini? Bertemu dan bicara sdenganmu di backstage, diundang ke konser selanjutnya, diberi suplemen kesehatan olehmu. Hey, apakah itu mungkin? Heyy"

Tawa Eve yang candu langsung pecah mendengar ocehan spontanku.

"Itu semua sudah terjadi, hahah. Kalau begitu, aku pamit dulu, ya? Hati-hati pulangnya!" Eve melambaikan tangannya sambil berjalan menjauh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About You - Eve utaite x OC fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang