1. Konser

5 0 0
                                    

Risa

Seisi stadium telah penuh sejak tiga puluh menit yang lalu oleh para penggemar. Acaranya terjadwal akan dimulai dua puluh menit lagi. Dan selagi menunggu, musik dari penyanyi top itu diputar dengan pengeras suara memenuhi seluruh bangunan sehingga ramai yang ikut bernyany
Ditengah-tengah kebisingan itu ada aku, Shimizu Risa, aktris yang mengambil cuti hanya untuk menonton konser dan kini sedang diomeli habis-habisan oleh managerku karena menggunakan namanya untuk pergi ke konser.

"Kau bego ya? Setelah jadwal padat selama beberapa minggu kemarin akhirnya kamu mendapatkan cuti. Tapi bukannya istirahat, kamu malah nonton konser?!" Suaranya terdengar begitu murka dari balik sana.

"Mau bagaimana lagi ... ini konser pertama Eve-sensei setelah sekian tahun. Aku hanya pernah datang ke konsernya sekali. Kumohon, biarkan aku pergi sekali ini aja, Matsuda-san~"

Mendengar rengekanku membuat Matsuda menghela napas, "Namamu?"

"Aku Matsuda Hori! Adiknya Matsuda Takeru." ucapku tanpa beban.

"Argh! Lagi, selalu begitu. Menjual namaku. Baiklah, khusus hari ini aku bukan anak tunggal."

Aku berseru senang, "Yeay! Jangan lupa jemput aku setelah acaranya selesai ya, kak! hihihi!" telponnya langsung kumatikan sebelum ia sempat menjawab.

Pas sekali, intro nya pun dimulai sesaat setelah itu. Sorakan penonton langsung membuat heboh seisi venue. Dimulai dari permainan musik band yang memukau, terutama petikan gitarnya Numa. Lalu tiba dipertengahan, muncul seorang lelaki dengan rambut biru berjalan ke tengah panggung. Ia membentangkan sebuah handuk dengan gambar yang sesuai dengan tema konser. Walaupun tidak bisa melihat wajahnya dengan tapi aku tau dia sedang tersenyum lebar saat ini.

"Eve-kun ..."

Aku baru menjadi penggemarnya sejak dua tahun lalu, yaitu ketika terakhir kali Eve mengadakan konser. Waktu itu aku diajak oleh makeup artistku sekaligus sahabatku yang tidak punya teman untuk pergi ke konser bersama. Awalnya aku hanya berniat untuk menenangkan pikiran, tapi aku malah terpesona pada sang bintang panggung. Aku sangat mengagumi bagaimana dia menikmati waktunya berada diatas panggung dan menyanyi bersama dengan para penonton. Ia tampak sangat bersenang-senang.

Dibandingkan denganku yang harus berperan sebagai banyak karakter, mengulang adegan-adegan di naskah sampai muak, bahkan harus tahan dengan aktor-aktor cabul yang curi kesempatan. Aku sampai berpikir, apa sebaiknya dulu aku jadi penyanyi saja ya?

Intro lagu 'Nonsense literature' dimulai. Para penonton jadi sangat antusias. Mereka ikut merapal liriknya saat Eve menyanyi sambil menggerak-gerakkan tangan kedepan. Namun aku memutuskan untuk menyimpan energiku saja karena sudah kelelahan beberapa minggu terakhir.

"ima dake wa wasurete?!" Eve mengarahkan micnya pada penonton.

"Rat-ta-ta!" mereka membalasnya dengan semangat, juga sambil bertepuk tangan.

Eve pun lanjut bernyanyi sambil sesekali melompat. Namun entah mengapa ia tiba-tiba menunjukku seakan menunggu balasanku.

"Boku ja nai boku ni mo?!" ia mengarahkan micnya kearahku. Entah itu hanya perasaanku atau tidak.

Aku pun langsung membuat gestur tepuk tangan rat-ta-ta nya yang khas itu sebagai jawaban. Karena aku tidak mungkin membuka maskerku. Dia langsung mengangguk dan memberi jempol. Kemudian sambil bernyanyi ia membuat gestur mengayun-ayunkan tangan keatas seolah-olah sedang menyuruhku bersemangat. Setelah itu ia berjalan ke sisi lain. Sekali lagi, itu mungkin hanya perasaanku, tapi seorang penggemar boleh bermimpi bukan?

Baiklah, aku akan bersemangat seperti ini adalah hari terakhirku di dunia.

Setelah membawakan lima lagu, Eve mulai menyapa penggemarnya. "Selamat malam, semuanya! Yah, sudah lama kita tidak bertemu, ya. Terakhir kali dua tahun yang lalu kan? Kangen sekali..."

About You - Eve utaite x OC fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang