BAB 6 (Mungkin Awal Kebahagiaan)

34 22 16
                                    

.

.

Hi guyss,sorry late post bgt akhir" inii yaaa,lagiiii sibukkkkkkkk bangetttt in RL ya allahhhh ini aku berusaha up lagiii,okeyyy!!!
thanks alll🤍🤍

“Aku diajak taruhan sama Mahen. Kalau aku menang kamu jadi milikku, sebaliknya kalau aku kalah berarti aku harus siap kamu jadi miliknya.” Ucapan kak Lingga benar benar mengelabuhi pikirannya Laureen saat malam itu. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam namun Laureen tak kunjung mengantuk. Ia asik mendengarkan murotal Quran sambil membaca buku favoritnya.
Namun saat ia sedang asyik membaca, ponsel Laureen tiba tiba berbunyi berkali kali. Ia langsung saja membuka chatnya. Ternyata itu dari sahabatnya, Rana. Tumben saja tengah malam seperti ini Rana belum tidur biasanya jam delapan malam saja ia sudah tidak menunjukkan batang hidungnya, gumam Laureen dalam hatinya.
Seketika Laureen terdiam dengan wajah yang syok sambil melihat layar ponselnya itu.

Saat itu Laureen mulai berfikir apa harus ya Rana tau akan pertandingan besok, kalau tidak diberitahu nanti marah gak ya?Akkhirnya Laureen memberanikan diri untuk menceritakan semuanya kepada Rana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu Laureen mulai berfikir apa harus ya Rana tau akan pertandingan besok, kalau tidak diberitahu nanti marah gak ya?
Akkhirnya Laureen memberanikan diri untuk menceritakan semuanya kepada Rana.

Saat itu Laureen mulai berfikir apa harus ya Rana tau akan pertandingan besok, kalau tidak diberitahu nanti marah gak ya?Akkhirnya Laureen memberanikan diri untuk menceritakan semuanya kepada Rana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laureen pun bergegas ganti baju dan segera izin ke Mama nya saat itu.
“Mah....Mah...Lau pergi bentar ya sama Rana kok lagi pengen makan seblak dari tadi gabisa tidur.” Tanpa ada jawaban Laureen menghampiri nya, ternyata sudah tidur dengan pulas. Laureen terpaksa menuliskan surat di kertas daripada tidak izin ya kan. Masalah boleh tidaknya ataupun mungkin dimarahi oleh ibunya ia tidak peduli lagi, karena ini sangat penting baginya.
Saat Laureen sampai di tempat seblak menemui Rana, ia sudah emosi dan clingak clinguk mencari keberadaan cowok brengsek itu.
“Heh Ren, ngapa sih..makan tu seblak mu dulu udah aku peseninn keburu dingin loh entar.” Namun sama sekali tidak ada jawaban dari Laureen saat itu yang hanya fokus mencari keberadaan Mahen dan tentunya sambil melamun.

“buset dah ni anak diajak ngobrol juga, dia kira apa ya gue disini. Padahal enak bangeet loh seblak disini rugi banget ga sih kalo nggak di habisin, apa Lau nggak mau ya,,aduhhh mana perut gue kenyang lagi. Dih apa apaan sih kok gaya bet ya aku bener juga apa kata Lau sekarang gaya banget aku sok sokan pake ngomong Lo-Gue, Aisshhhh udah lah ngapa malah aku yang ngelamun ya,,,”
Saat itu malah Laureen tersadar akan kebengongan sahabatnya ini, sehingga membuatnya tertawa terbahak bahak untung saja tidak tersedak ceker ayam yang ada di seblak kesayangannya itu.
“Dih apa sih Ren, kok ketawa sendiri kamu Ren.” Tanya Rana dengan wajahnya yang polos dan disertai wajah yang penuh kecurigaan itu.
“Lagian kamu ngapain sih bengong kayak gitu tadi, untung aja tuh ceker gak masuk ke tenggorokan kamu, hahahh.” Jawab Lau dengan nada yang sangat menggelitik suaranya.
Mereka berdua melanjutkan makan seblak itu,tidak lupa sambil memantau keberadaan Mahen.
“Ngomong ngomong Ren, kenapa sih Mahen pake segala pertandingan untuk dapetin kamu lagi? padahal kan udah jelas ya kamu nggak mau lagi sama dia.”
“Mana kutahu Ran. Lagian siapa juga ya yang mau sama cowok yang kayak gitu. Jadi nyesel aku Ran dulu pernah jadian sama dia tuh.”
“Iya banget lagiii, kamu kok bisa kenal cowok kayak gitu si Ren kesambet apa coba.”
“Ahh udah lah, lagi makan seblak enak enak bukan waktunya bahas cowok yang kek gitu.” Mereka berdua tertawa sambil melanjutkan makan seblak itu lagi. Namun terdengar suara gemuruh dari sebrang sana. Laureen dan Rana langsung berlari menuju tempat kejadian itu karena ia mendengar suara Mahen sedang cek cok sama seseorang. Dan yang membuat mereka berdua kaget yaitu Mahen cek cok sama guru latihan basketnya itu.
“Gak mau tau pokoknya besok aku yang harus menang, kamu itu bisa masuk ke sekolahku karena papah ku ya. Kalau nggak awas aja aku bilangin papah biar dibilangin ke kepsek.”
“Ya gak bisa gitu lah, aku masuk ke sekolahmu juga ada usaha ku sendiri Aku tes juga sendiri malah bisa dibilang gak ada sangkut pautnya sama papahmu itu.”
“Aishh, banyak omong.” Tak disangka Mahen berani memukul wajah Pak Andy itu.
Hal tersebut membuat Laureen dan Rana sontak kaget. Rana tidak tega melihat kejadian tersebut jadi ia menutup matanya. Namun saat Rana membuka matanya ia mendapati sosok Laureen Sean sudah berlari menuju arah Mahen dan Pak Andy tersebut.
“Hen kamu itu benar benar cowok gak tau malu ya.” Ucap Laureen sambil menampar pipi Mahen dengan tangannya yang bau bumbu seblak itu.
“Ren,,kok kamu bisa disini?.” Tanya Mahen dengan wajah yang panik.
“Gak nyangka ya aku Hen, kamu yang ngajak tanding tapi kamu sendiri yang takut kalah. Bener bener cowok brengsek.”
“Ren, aku bisa jelasin. Ini gak sama seperti yang kamu kira Ren.” Ucap Mahen dengan nada membujuk.
“Aku gak mau tahu ya, jangan pernah hubungi aku ataupun coba ketemu aku. Aku nyesel udah kenal dan ngeberi kamu kesempatan. Mulai sekarang gak usah ganggu aku ataupun kak Lingga.” Ucap Laureen kepada Mahen sambil menyibatkan tangannya. Laureen tentu bergegas membantu Pak Andy yang masih saja berada di bawah itu.
“Pak, maaf ya ayo kita duduk disana dulu.”
Hal tersebut tentu membuat Rana tidak diam saja. Ia langsung bergegas membantu Laureen dan Pak Andy.
“Ren, sebenarnya kamu punya masalah apa sih sama anak itu tadi.” Tanya Pak Andy ke Laureen. “Jadi gini pak......(Laureen menceritakan kejadian awal kenapa bisa  sampai seperti ini.
“Yaudah hati hati ya,besok saya bicarakan sama kepala sekolahnya. Oh iya ini udah malem kenapa kalian bisa disini. Rumah kalian mana?” Tanya Pak Andy.
“Hehe iya pak tadi kami nyeblak di sebrang sana.” Jawab Rana sambil terkekeh kecil.
“Yaudah,,kalian jesini naik apa?.”
“Tadi pesen ojek pak.”
“Yuk saya anter pulang. Udah larut seperti ini malah bahaya nanti kalau naik ojek lagi.” Ajakan Pak Andy.
Mereka berdua tentunya langsung bergegas dibelakang Pak Andy dan masuk ke dalam mobil Pak Andy.

Keesokan harinya saat Laureen sedang sarapan bersama Mama nya ia dikejutkan oleh notifikasi iMess miliknya.

Keesokan harinya saat Laureen sedang sarapan bersama Mama nya ia dikejutkan oleh notifikasi iMess miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Laureen sontak melotot terkejut melihat notif tersebut.
Tanpa berfikir panjang Laureen langsung menyetujuinya. Sebenarnya Laureen malu karena mereka berdua belum saling terikat .
Namun tanpa disadari mereka sudah dekat beberapa bulan yang lalu, karena itu mungkin Laureen mulai terbiasa dan mulai percaya lagi ke cowok.
Saat liburan semester, Kak Lingga dan Laureen sering sekali chatingan, dan tiba saatnya Kak Lingga mengajak Laureen disebuah coffe shop yang berada tak jauh dari rumah mereka berdua.
Awalnya Laueen malu karena hanya berdua saja, tapi ada hal lain di hati Laureen sehingga ia mau.
Kini 30 Oktober 2020 Kak Lingga dan Laureen bertemu di coffe shop. Entah kenapa padahal hampir setiap hari dulu mereka bertemu, kini sudah lama tidak bertemu terasa begitu canggung.
Mereka berdua memesan snack dan sebuah minuman. Untuk pertama kalinya mereka mengobrol seinteks dan sedekat ini.
Lelucon Kak Lingga membuat hancurnya kecanggungan yang ada. Laureen sudah terbiasa dan merasa aman saat dekat dengan Kak Lingga.
Tanpa disangka sangka saat Laureen mengecek handphone nya, tiba tiba Kak Lingga mengajakk Laureen untuk berfoto. Tentu hal itu membuat Laureen sedikit meleyot.
“Ren,ayo foto berdua buat keangan, ntar alo dah lulus kita jarang lagi oh bisa bertemu.” Rayu Kak Lingga kepada Laureen dipenuhi wajah yang sangat penuh harapan jawaban Laureen sesuai ekspektasi Kak Lingga.
Hal itu tentu membuat Laureen sedikit ngelag. Namun disadarkannya lagi oleh Kak Lingga yang menyenggol bahu Laureen.
“Eh iya deh Kak, boleh.” Jawab Laureen dengan nada sedikit kaku.
Mereka menghabiskan jam bersama dengan bermain game bersama, berfoto dan juga banyak bercerita.
Saat Laureen ingin mengakhiri pertemuan tersebut, Kak Lingga menghadap Laureen dengan mata penuh percaya diri.
“Ren, ada yang mau aku omongin.” Seru Kak Lingga dengan nada yang sangat serius.
Tentu hal itu membuat Laureen gugup.
“Emhh, iya Kak ngomong aja lah.” Jawabnya.
“Ren kamu mau nggak jadi pacarku?.” Tanya Kak Lingga kepada Laureen.
Laureen sangat syokk, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang. Dengar pertanyaan Kak Lingga, ia berusaha mengalihkan topik.
“Kak, kentangnya enak banget aku pesen lagi boleh ya?.”
Hal itu tentu membuat Kak Lingga tertawa. “Jangan mengalihkan deh Ren, aku tanya beneran loh.” Nada Kak Lingga sedikit dicampuri dengan tawa.
“Gimana Kak? Tadi ngomong apa ya, hehe sorry gak denger aku.” Alasan yang tiba tiba terlintas dalam pikiran Laureen sambil menahan malu.
“Kamu mau gak jadi pacarku?.” Ucap Kak Lingga untuk kedua kalinya.
Namun Laureen tetep kekeh mengalihkan obrolan mereka. “Aduh gak denger Kak, musik nya terlalu kenceng itu.”
Tanpa ia bayangkan Kak Lingga teriak “LAUREEN SEAN,KAMU MAU NGGA JADI PACARKUU?.” Hal itu tentu membuat Laureen sangat kaget ke 12312000390 kalinya.
Laureen terdiam, membuat tak enak perasaan Kak Lingga. Ia bingung harus jawab bagaimana? Sementara itu sakit hati dan trauma yang ada dalam hati Laureen belum semuanya sembuh. Kali ini ia tidak bisa menjawab apapun.
“Kak Lingga serius?.” Tanya Laureen untuk memastikan.
“Iya Ren, aku serius.”
“Sorry kak..” Ucap Laureen dengan hati sedikit ragu disertai jeda yang lumayan lama membuat Kak Lingga semakin yakin kalau Laureen tidak menerima cintanya.
“Kalo kamu gak mau gapapa kok Ren, kita bisa tetep temenan kan?.” Jawab Kak Lingga dengan sedikit putus asa.
“emm,,enggak kok kak nggak gitu, kasih aku waktu ya? Aku pikir keseluruhannya dulu.”
“Its okeyy, Ren. Kabari aja di chat ya.” Jawab Kak Lingga dengan hati sedikit tenang.
“Oke Kak, yuk pulang udah sore aja.” Ajakan Laureen yang berniat untuk segera menjawabnya.

_____________
Aduhh,,,Laureen tambah bingung nih. Menurut kalian apakah Laureen akan menerima cinta nya? Atau mungkin tidak ya????
Stay tuned ya guys!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang