34. AL & ICHA

76 13 50
                                        


Harap tinggalkan jejak setelah membaca. Jangan jadi silent reader yah. Komen dan vote kalian sangat berarti bagi authorr.

*
*
*

"Aku mencintaimu

Walau aku tak beritahu mu

Dari semenjak dulu

Cinta itu telah lama lahir

Sajak dan bait begitu mengalir

Tuntun penaku menulis tentangmu

Ini rahasia semakin tak kuat

Aku menyimpannya terlebih ada kamu

Rahasia terdalam di hatiku

Yang kan aku bilang bila tiba waktunya."

Setelah menyanyikan lagu tersebut, Regy menaruh gitar, lantas mengambil sebuah buku diary. Diary berwarna biru pemberian seseorang tempat ia mencurahkan isi hati selama ini.

Regy tersenyum menatap buku tersebut, kemudian membukanya. Di halaman pertama, terdapat tulisan besar yang hampir memenuhi satu halaman : AL & KAK ICA.

Ingatan Regy pun melayang, menuju peristiwa yang terjadi 9 tahun silam.

Saat itu, Regy masih duduk di kelas satu Sekolah Dasar. Di sebuah taman, Regy kecil tengah dikerubungi empat orang anak lelaki yang tampak asyik membully-nya.

"Heh si Al mah tong di baturan. Budakna ge teu mecakeun. (Eh jangan mau temenan sama si Al. Dia anaknya nggak asyik)," ucap salah satu anak.

Anak yang lain langsung menimpali. "Heeuh, jaba geus teu boga bapak. (Iyah, apalagi dia udah gak punya Ayah)."

Salah satu dari mereka lalu mendorong Al, hingga anak kecil yang malang itu jatuh tersungkur ke tanah.

Mereka langsung tertawa puas. Sementara Al meringis kesakitan sambil menatap telapak tangannya yang lecet.

"Heh! Maraneh keur nanaonan (Kalian lagi pada ngapain)?!" teriak seorang Gadis kecil sambil berkacak pinggang. Ia mendekat ke arah mereka.

"Saha maneh (Siapa kamu)?" tanya salah satu anak berambut kriting.

"Urang Icha! maneh Saha?" Icha balik bertanya seolah tidak takut jika harus melawan mereka berempat.

Anak itu tidak menjawab dan malah menatap Icha dengan pandangan kesal. Icha pun membantu Al bangkit lalu mengibas-ngibas celana Al yang kotor akibat terjatuh.

Pada ke-empat anak itu, Icha mengancam. "Maraneh tong macem-macem nya! Om urang anggota polisi! Mun maraneh ngagalakan budak ieu deui, ku om urang bakal di jebloskeun ka penjara! (Kalian jangan macam-macam yah! Om aku anggota polisi. Kalau kalian jahatin anak ini lagi, om aku bakal jeblosin kalian ke penjara)."

"Hahahaha!" Keempat anak itu malah tertawa. Tentu saja mereka tidak percaya pada ucapan Icha yang seperti mengada-ngada.

Hingga akhirnya.

"Icha!" teriak seorang pria berseragam polisi yang saat itu tengah mencari keberadaan keponakannya.

Icha menoleh dan tersenyum girang. "OM ANDI!"

Keempat anak itu akhirnya percaya dan langsung tampak ketakutan. Merekapun pergi, setelah sebelumnya berjanji tidak akan menganggu Al lagi.

Om polisi kemudian mengajak Icha pulang.
Gadis kecil itu meminta waktu sebentar, lalu berbicara pada Al. "Kamu teh teu nanaon? (Kamu gak papa)."

TRIO SOMPLAK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang