Abah Amrin jatuh sakit

43 34 9
                                    

"Jika engkau ingin mengambil Ruh untuk MenghadapMu, maka hamba mengikhlaskan untuk kepergiannya kembali kepadaMu ya Rabbi."
~Amora Nur Chasya

WARNING ⚠️
Siapin tissue yang banyak, karena di bab kali ini mengandung banyak bawang.
Dan akan mencampur adukan perasaan kalian.
Selamat membaca.

Umi sudah kembali dari RS nya menjenguk suaminya, amora yang berada di kamar tidur menanyakan kepada uminya tentang siapa yang dirawat di RS.

"Umi, siapa yang sakit sebenarnya? Abah kenapa belum kembali ke rumah." Amora bertanya - tanya kepada umi.

Umi menghembuskan napas panjangnya tersebut, menahan air matanya agar tidak menetes ke pipinya.

"Nduk, abah bukan pergi keluar negeri nak. Umi bukan menjenguk saudara umi nak," sahut umi.

"Lantas dimana keberadaan abah? Mora ingin bertemu dengan abah, mora kangen abah. Tolong jangan sembunyikan abah dari amora, aku ingin bertemu abah." Ucap amora dengan suara gemeterannya itu.

"Ayoo! Ikut dengan umi ke RS, nanti ada saatnya kamu untuk mengetahui siapa yang sakit nduk. Maafkan umi nak, sudah berbohong kepadamu." Umi minta maaf kepada  amora sang putri.

Bulir - bulir air mata berlomba - lomba membasahi pipi amora, mengingat semua kenangan bersama umi dan abahnya.

Amora dan umi menuju ke RS tempat dimana abah dirawat, rasanya begitu sangat khawatir. Hati bergetar tidak karuan, bibir membungkam namun hatinya beristighfar memohon - mohon kepada sang penciptaNya untuk penyembuhan abah.

Sesampainya di RS, mereka berdua bergegas untuk menuju keruangan ICU. Kali ini ruangan ICU boleh dijenguk oleh dua orang. Mora dan umi pun masuk ke ruamgan abah, lihat peralatan selang yang berada di tubuh abah. Amora yang berada disamping umi shock melihat keadaan abahnya, di dalam benaknya penuh dengan tanda tanya yang begitu sangat luar biasa. Dirinya bertanya - tanya mengenai penyakitnya abah, "sebenarnya abah sakit apa? Komanya sampai lama begitu, aku harus mencari penyakitnya apa yang diderita abah."

Umi yang berada disampingnya, melihat amora melamun. Menyenggol pundak sang putri menyadarkannya. "Nduk, kamu kenapa melamun? Apa yang kamu pikirkan nduk? Sadar nduk jangan melamun tidak baik melamun di rumah sakit."

Amora pun tersadar dari lamunannya, "hah? Aku tidak melamun umi. Aku hanya mengingat semua kenangan bersama abah, amora pulang dari kota Yaman dan kenapa abah jadi begini?"

"Maafkan umi nduk, kamu jadi mengalami hal ini. Cukup aku yang merasakan yatim piatu, jangan anak aku ya Allah." Batin umi

Umi memeluk putrinya tersebut dan menenangkannya, disaat itu situasi sedang tidak baik - baik saja. Mereka hanya bisa menunggu keajaiban dari Allah untuk menyembuhkan penyakitnya yang diderita abah, amora pergi keluar sebentar untuk  mencari penyakit yang di derita abah selama ini.

"Sus, mau tanya nih. Pasien atas nama Muhammad Amrin mempunyai penyakit apa ya? Saya amora anaknya abah amrin, kasih tahu ya sus. Mora ingin mengetahui penyakit yang diderita abah saya." Ucap amora

Beberapa menit kemudian, dokter yang menangani pasien atas nama Muhammad Amrin. Amora disuruh dokter Haikal untuk menuju ke ruangannya, dokter Haikal yang akan menjawab pertanyaan dari amora.

Amora pun mengikuti dokter Haikal berada disampingnya, hingga tiba di ruangan dokter Haikal. Menyuruh untuk segera duduk dan dokter segera menyampaikan penyakitnya bapak amrin, amora menyimak perkataan dari sang dokter.

Janji Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang