Ch 15. Kembali

702 123 11
                                    


HALLOO....Para reader's aku lagi happy jadi up cepet. Terus buat
yang penasaran kira-kira cerita ini ada romansanya tau gk, kita lihat kedepanya aja, oke.
Selamat Membaca.

.
.
.

Di hutan Peaceland bagian luar.

"Apa anda yakin akan turun
di sini Pangeran Calistio." Rubella menatap Calistio yang baru saja turun dari kereta kudanya. Dan melihat kucing yang ada di pangkuannya tadi telah berpindah di pundaknya.

"Bukankah saya sudah mengatakan
nya tadi." Ucap Calistio.

Jadi beberapa saat yang lalu,
di dalam kereta.

"Kalau begitu antarkan saya di
hutan yang dekat dengan gerbang akademi, turunkan saya di sana." Ucap Calistio.

[Aku pikir kamu akan meminta harta atau kesetiaannya manusia.] Sahut Hargan menggunakan telepati.

'Aku tidak butuh yang seperti itu,
dan lebih baik kamu diam saja seperti tadi .' Setelah mengatakan itu Calistio memutus telepati yang terkirim pada
nya. Membuat Hargan mendengus kesal dan mengibaskan ekornya secara kasar.

"Apa anda ingin ke akademi, saya memang akan kesana. Saya juga bisa mengantarkan anda sampai dalam akademi, kenapa harus berhenti di jalan." Tanya Rubella yang sedikit binggu dengan permintaan Calistio.

"Saya memiliki alasan tersendiri, anda tidak perlu tau." Jawab Calistio dengan wajah dingin.

Rubella sedikit tertegun sebentar.
"Baiklah kalau begitu, tapi ini tidak bisa di anggap sebagai balas untuk kebaikan anda, nyawa saya tidak sepadan dengan itu. Apa anda sesuatu yang lain."  Ucap Rubella dengan senyum di akhir.

Calistio terdiam sesaat, berpikir.
"Kalau begitu saya akan meminta
nya di masa depan." Ucap Calistio dengan senyum palsu.
'Sejak dulu dia memang wanita yang merepotkan.' Batinnya dalam hati.

"Saya akan menantikanya, Pangeran Calistio." Balas Rubella dengan
wajah berseri.

Kembali saat ini.

Calistio menatap Rubella.
"Ingat Putri Rubella, semua yang terjadi hari ini adalah sebuah rahasia, dan bersikap lah seperti kita tidak pernah bertemu sebelumnya." Calistio menekankan kata 'rahasia' yang ia ucapkan.

Rubella terdiam sesaat, kemudian menganguk dengan senyum yang sedikit memudar. "Tuntu saja Pangeran, saya akan menjaga rahasia ini dengan baik."

"Kalau begitu hati-hati di jalan Pangeran, saya pamit, permisi." Ucap Rubella lagi, dia membungkuk dengan anggun dan kembali kedalam kereta di ikuti pelayanya Daisy. Lalu kereta itu kembali berjalan meninggalkan Calistio.

Calistio menatap kereta kuda yang semakin menjauh.

"Kenapa kau menolak saat wanita itu mau mengantar kita ke dalam ? "
Calistio sedikit menolehkan kepala
nya mendegar pertanyaan Hargan.

Dia kemudian berbalik, dan berjalan memasuki hutan.
" Akan merepotkan jika aku kembali kedalam bersamanya. Lalu, mungkin saja orang itu sudah mengila karena belum juga menemukan adiknya."
Ujar Calistio.

.
.
.

Raylen berhenti di salah satu pohon yang rindang dan duduk di sana.
Sudah beberapa jam berlalu tapi dia tidak menemukan adiknya. Dan sama halnya dengan orang-orang yang lain. Harus kemana lagi dia mencari adik
nya. Lalu bagaimana jika dia tidak bisa menemukan Calistio. Bagaimana jika adiknya tidak kembali

Raylen menundukkan kepalanya
dengan di penuh rasa takut akan kehilangan adiknya.
"Kamu di mana Call, kumohon
kembalilah." Ucapnya lirih.

Srakk~

The Return of The MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang