🄸

9 4 0
                                    























Pagi yang cerah, aku ingin melaluinya seperti biasanya, bersama teman ku. Teman dekat ku, tidak. Mungkin kami lebih dari sekedar teman. [Name] namanya.

Gadis manis yang selalu bersama ku dalam satu tahun ini. Dia yang selalu ada untuk ku, kapan pun dan di mana pun. Tak peduli susah atau senang.

Aku menaiki sepeda ku. Mengayuhnya dengan semangat, aku ingin menjawab ucapannya kemarin. Aku baru menyadari suatu hal.

Aku tak sabar lagi untuk melihat ekspresinya.

Matahari pun mulai naik lebih tinggi. Langit mulai mencerah. Menyinari pagi ini. Suasananya tak begitu sepi.

Beberapa menit setelahnya aku pun sampai di depan rumah miliknya. Tak begitu besar, tak juga begitu kecil.

Aku turun dari sepeda ku, melangkah mendekati bangunan itu. Dan mengetuk pelan pintunya.

"[Name]-chan!"

aku memanggil namanya, hal yang tidak pernah ku lakukan sebelumnya saat menjemputnya.

Tak ada jawaban dari dalam. Aku mengetuk lagi beberapa kali.

"[Name]-chan?"

Beberapa saat kemudian pintu terbuka lebar, menampilkan ibunya. Bukan dia yang keluar untuk menemui ku? Apa dia marah?

"Loh!? Isagi-san? Kau sedang apa?" Ibunya tersenyum. Tapi nada bicaranya sedikit terkejut.

Aku membalas senyum ibunya. "Ada [name]-chan?"

Wajah ibunya terlihat terkejut, lalu berubah menjadi ekspresi bingung di detik yang berikutnya.

"Apa dia tidak memberi tahu mu?" Ibunya memberi jeda sebentar dengan menghela nafasnya.

"Eh? Tentang apa?"

"Hari ini dia pergi ke Tokyo, dia bilang dia ingin mengikuti sebuah acara, entah apa itu. Bibi lupa. Dia bilang dia ak-" Nafas ku tercekat, seakan-akan sedang di kurung di sangkar paru-paru.

"Maaf memotong pembicaraan mu bibi. Tapi dia sedang di mana? apakah sudah pergi?" Aku seketika panik. Perasaan aneh berkecamuk di dalam diri ku saat ini.

"Dia? Tadi sih di stasiun."

aku membungkuk kecil, memberikan hormat padanya. "Terima kasih bibi. Aku akan segera menyusulnya."

Aku langsung berlari ke arah sepeda ku. lalu menaikinya. Dan mengayuhnya secepat mungkin. Aku tak ingin kehilangan dirinya. Kesempatan ini. Dan perasaan ini.

Aku menaiki sepeda ku dengan kecepatan tinggi. Secepatnya aku berusaha untuk mengejarnya, setidaknya aku sempat untuk menjawab pernyataannya kemarin.

aku sampai di stasiun beberapa saat setelahnya. Aku langsung berlari masuk. Bahkan aku memarkirkan sepeda ku asal-asalan.

Tepat saat aku sampai di dekat kereta yang sedang berhenti itu, keretanya bergerak, berjalan menelusuri rel.

Aku berpaling kearah sekitar. Aku berusaha membuang rasa cemas ku. Tak ada dirinya di sekitar sini.

Mata ku tak sengaja menemukan seseorang yang ku kenal. aku mendekat padanya. Dia salah satu tetangga ku.

"Loh? Isagi-san? Sedang apa di sini?"

"Hoshiro-san. Kereta tadi, kereta tadi menuju stasiun mana?" aku bertanya, nafas ku sedikit tersenggal. Rasa lelah mulai terasa sekarang.

"Kereta tadi? Menuju stasiun tokyo." Dia menjawab ringan. "Owh ya! Tadi ada temen cewek mu itu loh. Dia naik kereta itu tadi!" Dia menambahkan.

Futari nori No Jitensha || I.yoichi X Fem! Reader's ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang