🄾

8 4 0
                                    










☆.。.:* .。.:*☆

Hari ini pagi yang sedikit berbeda dari biasanya. langit berwarna kelabu, tanpa sinar mentari pagi yang hangat seperti biasa. hawanya terasa dingin. Air hujan yang turun dari langit membasahi bumi yang ada.

Aku memakai jaket ku. Bersiap untuk pergi ke sekolah, dengan payung milik ku sendiri.

Saat aku keluar dari rumah aku melihatnya, ya. Dia isagi. Dengan payung biru tua di tangannya. Dan senyumnya yang seperti biasanya.

"Pagi, [name]-chan." Isagi menyapaku terlebih dahulu.

"Pagi juga." Aku menghampirinya.

Kami berangkat bersama seperti biasanya, bedanya kali ini jalan kaki. Entah kenapa isagi tak memakai jas hujannya saja? Kalau memakai itu dan pergi dengan sepedanya kan pasti akan cepat sampai.

Rintik hujan tetap turun seperti tadi, tanpa ada pengurangan ataupun penambahan. Semilir angin yang berhembus begitu dingin, sempat beberapa kali membuat ku menggigil.

Jalanan tak terlalu sepi, tak juga terlalu ramai. Dari tadi kami berdua hanya diam, tanpa ada yang membuka pembicaraan.

Beberapa saat kemudian kami pun sampai di sekolah, Anak-anak lain sepertinya juga baru sampai.

Aku menutup payung ku saat ingin masuk ke dalam, lalu menyimpannya dalam tas ku. Oh, ayolah. Aku paling benci benda yang ada dalam tas ku ini bertambah.

Isagi melakukan hal yang sama. Setelah itu baru kami berjalan untuk memasuki kelas, dan siap untuk belajar seperti biasanya. Karena besok pagi aku tak akan datang kesini lagi.

☆.。.:* .。.:*☆

Di kelas banyak anak yang tak bisa fokus karena hujan, beberapa anak merasa kedinginan, dan beberapa juga mengantuk, salah satunya adalah aku.

Tapi entah kenapa aku tak bisa tertidur. Padahal sudah ku coba, tapi selalu saja ada perintangnya.

Seperti...

"[Name]-Chan. Aku kurang faham yang itu. Nanti ajari aku ya." Isagi berucap sambil menoleh pada ku, sepertinya tak sengaja, tak apa. Aku hanya mengangguk asalan. Walaupun aku sama tak faham dengannya.

Dan...

"[Name]-San. Apa kau ingin menjawab contoh soal ini?" Pak guru yang bertanya pada ku, walaupun pada akhirnya aku hanya menggeleng sebagai penolakan karena malas berpikir.

Atau juga... Suara petir yang menggelegar. Membuat ku tak bisa tertidur di kelas.

Walaupun cukup berat aku tetap menahannya. Untung tak lama setelah kejadian beruntun itu tiba bel istirahat berbunyi.

Isagi memanggil ku. Dia mengajakku untuk pergi ke kantin. Dan aku hanyalah menurut padanya.

"Kenapa muka mu? Terlihat sangat... Ya begitulah." Isagi mengomentari ku. Padahal aku sedang bete karena tak bisa tidur dengan tenang sat di kelas tadi.

"Kau tau? aku mengantuk beeerat tadi! Lalu tadi itu Kelas sangat membosankan!" Sedikit mengomel padanya, tak bisa mengomel panjang lebar soalnya.

Kalo ngomel panjang lebar pasti pakai bahasa Indonesia, jadi gak ngerti kan dia? Ya sama aja rugi dong.

"Cup.. Cup.. Kasihan sekali." Isagi terlihat menahan gelak tawa. Aku melotot padanya. "Pandanya marah! Lariii!" Dia menertawakan ku sambil berlari kecil menjauh.

Dasar! "Awas kau! Kalo nanti dapat ku, akan ku pukul kepala mu itu!!" Aku berteriak. Semua orang yang ada di sekitar kami saat ini reflek menoleh. Mereka tak mengerti apa yang ku ucapkan barusan. Aku tak sengaja memakai bahasa Indonesia di sini.

Aku membungkuk kecil beberapa kali pada mereka semua "maaf!... Maaf!.." Isagi dengan wajah tanpa dosanya menatap ku. "apa yang kau ucapkan tadi?"

Benar-benar minta pukul ni anak!!

"Isagi yoichi! akan ku pukul kau nanti!!" Ucap ku sambil memberi pelototan padanya, dan menekankan namanya.

Isagi cepat cepat membungkuk pada ku. "Maaf! Maaf!"

"Huh!? Maaf saja tak kan cukup!!" Ucap ku sambil melipat kedua tangan ku di depan dada. Merajuk ceritanya.

"Ku traktir deh!"

"Kalau itu boleh di bicarakan."

☆.。.:* .。.:*☆

Langit sore ini terlihat cerah, sehabis pagi tadinya hujan deras. Berwarna jingga dengan sedikit nuansa merah. Angin berhembus pelan tetapi tak dingin. Daun daun di pohon yang mulai mengering. Semuanya terasa nyaman untuk di nikmati.

Persiapan untuk esok hari sebagai musim baru, musim semi. Musimnya cinta.

Isagi terlihat sangat senang, mungkin karena besok adalah musim gugur. Musim kesukaannya. Biasanya dia akan menikmati musim gugurnya dengan baik. Dia suka kesunyian di musim gugur.

Dia berbeda dari teman ku yang juga suka musim gugur, tapi menikmatinya dengan puisi. Sungguh pusing memikirkan arti dari puisinya itu. Mungkin karena musim gugur hanyalah salah satu musim yang dia suka? Entahlah.

Kembali ke isagi. Dia tersenyum lebar sembari menikmati pemandangan sore di kota ini, sedari anak kecil yang sedang bermain bersama, langit jingga yang seperti lukisan, semuanya.

Apapun itu.

"Yoichi-kun. Kau terlihat sangat senang."

"Hm? Tentu. Apa kau tau besok adalah awal dari musim gugur tahun ini?"

"Yaa. Aku tahu itu. Jadi itu sebabnya kau terlihat sangat senang sekarang?"

"Bisa di bilang begitu."

Silir-semilir angin bertiupan. Menerpa bagian kulit kami yang tak tertutup oleh kain, rambut sedikit berterbangan karenanya.

Aku ikut menikmati sore ini. Hingga tak lagi terasa. Kami sampai di depan rumah ku.

"Bye-bye [name]-Chan! Sampai jumpa besok pagi!" Isagi melambai ke arah ku. Lalu berbalik menuju ke arah dia pulang.

"Tunggu!"

Isagi menghentikan langkah kakinya. Dia menoleh ke arah ku. Wajahnya terlihat bingung. Ada apa?

"Sebenarnya.."

"Hm?"

"Aku menyukai mu yoichi-san. Tidak! Aku mencintaimu! Makasih!" Aku menutup mata ku dan tersenyum. Kalau berbalik badan ke arah rumah ku. Aku melangkah pelan.

Menunggu reaksi darinya.

Sampai di depan pintu, tak ada apapun yang terjadi. Aku menghela nafas.

Memutar knop pintu. Lalu membukanya, dan masuk ke dalam.

"Aku pulang..." Aku berkata lirih. Sambil bersandar di pintu yang sudah tertutup rapat.

Aku menoleh ke jendela sampingnya sebentar. Mengintip apakah dia masih di luar sana. Oh? Sudah tak ada? Berarti cinta tak terbalas?

Aku berlari masuk ke kamar ku. Rumah sedang sepi. Entah kemana semuanya pergi. Mungkin adik ku pergi ke taman bermain. Lalu ayah yang masih bekerja. Dan ibu pergi ke warung? Mungkin.

Sial sekali! Kenapa malah aku ungkapan!? Jangan menjauhi ku sepertinya juga ya? Ku mohon...
















































Futari nori No Jitensha || I.yoichi X Fem! Reader's ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang