David - Remedial

9.3K 34 0
                                    

"Pak David, saya beneran gak bisa remedial lagi ya Pak?"

"Setiap anak cuma saya kasih kesempatan satu kali remedial Mia. Gak adil buat teman-temanmu yang lain kalau bapak izinin kamu sendirian buat remedial ulang"

"Baik Pak saya paham, maaf Pak saya sudah lancang juga datang ke kantor bapak pada jam istirahat" ucap Mia dengan wajah murung.

"Iya gapapa" Pak David kembali terfokus ke laptopnya. "Masih ada lagi mau ditanyakan, Mia?"

"Ada pak, maaf kalau sekali lagi saya lancang. Kalau saya mengikuti kuis tambahan untuk menambah nilai akhir saya apakah boleh Pak? Nilai hasil remedial saya hanya kurang dua poin Pak"

Mia yang masih berdiri disamping meja Pak David langsung memegang tangan kanan Pak David. "Om, Mia minta tolong banget Om. Om kan tau orangtua saya sangat sensitif dengan nilai yang tidak tuntas Om", ujar Mia dengan suara bergetar sambil menahan tangis.

Orangtua Mia adalah temannya David semasa SD hingga SMA dulu. Orangtua Mia dan David selalu menjadi juara kelas 3 besar selama sekolah dulu. Mereka hanya bertukar tempat dalam juara kelas itu, tapi tidak pernah tergeser keluar dari juara 3 besar. Jadi tidak heran kalo Mia takut nilai ujian kali ini akan berpengaruh ke nilai akhir di semester ini dan membuat dia terlempar dari juara 3 besar.

Sejauh ini, Mia selalu masuk 3 besar dan di tahun terakhir SMA ini dia ingin tetap berada di 3 besar untuk memperkuat kesempatannya masuk ke universitas impian lewat jalur undangan.

"Ck, kamu ini. Dua poin yang gak bisa kamu dapatkan itu kan menunjukkan kualitas kamu. Untuk masalah orangtuamu harusnya bukan urusan Om dong". Pak David masih belum luluh juga.

"Om David, tolong saya Om, saya mohon. Mia janji deh nggak bakalan beritahu ke teman-teman yang lain kalau Mia ikut kuis tambahan", bujuk Mia. Mia berharap kali ini Pak David mau memberikan kuis tambahan buat dia.

David melepaskan tangannya yang dari tadi dipegang Mia, "Yaudah, oke-oke. Kamu nanti saya kasih kuis tambahan, tapi kuisnya setelah jam sekolah saja supaya tidak ada yang curiga. Kuisnya kamis minggu depan, kamu langsung cari saya di sini ya. Nanti kalau ada temanmu yang tanya, bilang aja kamu dititipkan lagi sama papamu karena gak ada yang bisa jemput kamu dan saya kebetulan ada perlu dengan papa mamamu jadi sekalian mau ke rumahmu juga"

"Jangan lupa belajar yang benar ya Mia. Kali ini harus lulus kuisnya. Ini kesempatan terakhir, selanjutnya gaboleh mohon-mohon kayak gini lagi sama saya"

"Iya Om, Mia bakalan belajar maksimal banget kali ini. Makasi banyak Om David", ucap Mia sambil tersenyum senang.

"Iya sama-sama. Sekarang kamu istirahat sana, Om mau lanjut makan siang dulu. Kamu juga jangan lupa makan siang"

"Iya Om, siap. Sekali lagi makasi banyak Om David, Mia permisi dulu".

Setelah salim dengan Pak David, Mia keluar dari ruangan yang bertuliskan 'Kantor Wakil Kepala Sekolah' itu.

Mia berjalan menuju kantin untuk menyusul teman-temannya yang sudah menunggunya di sana.

Setelah menemukan teman-temannya yang sudah duduk di depan kantin yang berjualan bakso, Mia lanjut memesan satu porsi bakso dan es jeruk peras. Lalu, Mia langsung menuju tempat duduk yang masih kosong di samping temannya, Letta.

"Mia, gimana tadi habis ketemu Pak David? Dibolehin remedial ulang gak?", tanya Letta.

"Gak dibolehin, Ta. Jadinya aku harus maksimalkan nilai di topik lain, supaya bisa ngangkat nilai akhirku", Mia bohong ke Letta.

"Padahal kurang dua poin doang, gak ada belas kasihnya ya Pak David", Gladys yang duduk di samping Letta menyeletuk.

"Sudah gapapa, Mia. Aku yakin kok kamu bakalan all out di sisa semester ini. Pasti bisa kok jadi juara kelas lagi. Gila juga kalau dipikir-pikir, selama SMA ini kamu peringkat 1 terus. Pinter banget temen aku", ujar Kayla yang duduk di samping Mia sambil langsung memeluk Mia dengan singkat.

Shining SingleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang