Jaden - Friend's Dad

3.2K 14 0
                                    

Jaden hari ini sedang dalam perjalanan untuk menjemput anaknya, Daniel, serta Fanny, temannya Daniel. 

Daniel dan Fanny saat ini sama-sama duduk di bangku SMA kelas 3 di salah satu SMA berprestasi di kota itu. Mereka adalah sahabat karib sejak mereka masih kecil hingga sekarang. Kalo orang lihat sekilas, mereka seperti sepasang kekasih karena kemana pun dan di mana pun, mereka tak terpisahkan. Padahal, mereka berdua hanya sebatas teman.

Hubungan pertemanan mereka yang erat itu lama kelamaan berubah menjadi friends with benefit

Baik Daniel maupun Fanny, tidak ada yang mau berani melakukan hubungan lebih serius dari fwb. Mereka saat ini hanya mau sama-sama bebas. Akan tetapi, jika nanti ujung-ujungnya mereka dijodohkan oleh orangtua mereka masing-masing, mereka sudah berjanji kalau tidak akan keberatan dijodohkan karena sejujurnya mereka sudah nyaman satu sama lain.

Sudah hampir 2 tahun hubungan mereka menjadi fwb dan selama itu juga mereka selalu bermain aman dengan kondom.

.

"Dan, bokap lo lagi libur? Tumben banget datang jemput lo. Terakhir kali lo dijemput seingat gue tuh pas kita masih SMP kelas 1"

"Tadi sih pas gue nelfon bokap, katanya dia lagi mau aja ketemu lo"

"Random banget dah"

"Tau tuh. Tapi lumayan lah, daripada kita naik taksi online mulu tiap pulang", Daniel menyengir lebar.

"Mending uang taksi onlinenya kita tabung buat beli sex toys baru", bisik Daniel di telinga kiri Fanny.

Fanny hanya memutar bola matanya.

Daniel memang suka koleksi sex toys dan sepertinya koleksi Daniel tidak akan pernah cukup untuk pria itu. Bagi Daniel, sex toys membantunya lebih bergairah dan tahan berpuluh-puluh ronde saat bercinta.

.

Sebuah mobil pajero sport berhenti tepat 2,5 meter, tak jauh dari Daniel dan Fanny yang sedang berdiri di ujung pintu gerbang depan sekolah.

Kaca mobil depan sebelah kiri diturunkan sehingga memunculkan wajah Jaden, ayah Daniel, yang sedang tersenyum sangat manis.

Senyuman itu tentunya ditujukan untuk Fanny. 

Papanya Daniel ini memang lebih perhatian ke Fanny sejak dulu dan sering menistakan anak kandungnya sendiri, walaupun Daniel tahu Papanya cuma bercanda untuk menggodanya.

Tak lama, Jaden keluar dari mobil dan pindah ke kursi tengah mobil.

"Dan, kamu nyetir. Fanny duduk aja sama om, biar si Daniel kali ini jadi supir"

"Dih", Daniel memandang papanya itu dengan pandangan yang tidak suka. Walaupun begitu, Daniel tetap menuruti perintah bokapnya untuk menyetir. Hitung-hitung latihan sebelum tes izin mengemudinya yang akan dilaksanakan minggu depan.

Jaden dan Fanny duduk di kursi belakang pengemudi. Jaden di sebelah kanan, persis dibelakang Daniel, sementara Fanny di sebelah kirinya. 

Daniel mulai membawa mobil itu dengan kecepatan yang normal.

Sepanjang perjalanan, mereka semua hanya mendengarkan lagu yang sedang berputar dari media di dashboard mobil itu.

Tak lama, om Jaden membuka suaranya.

"Fanny sayang, sini sebentar om mau tanya", Jaden mengisyaratkan Fanny untuk duduk lebih dekat dengannya dan mulai melingkarkan tangannya di pundak Fanny.

"Kamu sekarang lagi ikut ekstrakurikuler apa di sekolah?"

"Ikut club kerajinan tangan dari tanah liat, Om"

Shining SingleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang