ᴄʀɪᴍɪɴᴀʟ sᴄʜᴏᴏʟ

Prolog

Misteri di Sekolah Tua

Di pinggiran kota yang tenang, berdiri SMA Harapan, sebuah sekolah dengan arsitektur megah dan aura yang menyeramkan. Dindingnya yang tua dan berlumut, serta jendela-jendela yang sering berderit di tengah malam, selalu menjadi bahan pembicaraan di kalangan siswa. Namun, bukan hanya penampilan sekolah ini yang menimbulkan rasa takut, melainkan juga kisah-kisah kelam yang menyelimutinya.

Beberapa tahun lalu, sekolah ini menjadi saksi bisu dari sebuah pembunuhan brutal yang tak pernah terpecahkan. Kasus tersebut membuat banyak siswa dan guru hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Namun, waktu berlalu dan sebagian besar orang mulai melupakan tragedi itu, hingga pada suatu pagi yang kelabu, sebuah kejadian menggemparkan kembali terjadi.

Pak Budi, guru sains yang dikenal ramah dan berdedikasi, ditemukan tewas di laboratorium. Tubuhnya tergeletak dengan tangan yang masih menggenggam secarik kertas bertuliskan teka-teki aneh:

"Tidak tampak di siang hari, namun selalu ada di malam hari. Apa aku?"

Kematian Pak Budi membangkitkan kembali ketakutan lama di kalangan siswa dan guru. Rina, seorang murid baru yang cerdas dan pemberani, merasa ada sesuatu yang sangat aneh dan mengerikan di balik kejadian ini. Bersama dua sahabat barunya, Arif yang jenius dalam memecahkan teka-teki dan Siti yang memiliki insting tajam, Rina memutuskan untuk menyelidiki kasus ini lebih dalam.

Mereka segera menyadari bahwa kematian Pak Budi tidak hanya sebuah kecelakaan atau tindakan kriminal biasa, melainkan bagian dari rahasia gelap yang terpendam dalam sejarah sekolah itu. Ketiganya mulai mengumpulkan petunjuk dan mengurai benang kusut misteri yang membawa mereka ke tempat-tempat tersembunyi di sekolah, mengungkap fakta-fakta mengerikan yang tak pernah mereka bayangkan.

Di tengah pencarian mereka, rasa takut dan bahaya semakin mendekat. Rina dan teman-temannya harus berpacu dengan waktu untuk mengungkap kebenaran sebelum mereka menjadi target berikutnya. Apa yang sebenarnya terjadi di SMA Harapan? Siapakah yang bersembunyi di balik bayang-bayang gelap itu? Dan apakah mereka akan berhasil mengungkap misteri sebelum terlambat?

Prolog ini hanyalah awal dari sebuah petualangan penuh teka-teki, ketakutan, dan keberanian yang akan membawa mereka pada kenyataan mengerikan di balik dinding-dinding tua SMA Harapan.