Pemuda Malang

473 64 5
                                    


Kim Taehyung memencet nomor kontak sekretarisnya dengan gusar. Sementara ini, ia masih bersembunyi di dalam lift bersama pria asing yang  tubuhnya penuh lebam.

Untuk menjaga kredibilitasnya. Taehyung tidak boleh terlihat bersama pria yang tidak ia kenal---dalam keadaan mengenaskan. Ia meminta Nanako segera datang menjemputnya bersama pengawal sewaan mereka.

Taehyung mendorong pelan kepala pemuda yang bergelayut di bahunya. Menyandarkan tubuh kurus itu ke dinding lift yang dingin. Sementara menunggu Nanako datang, Taehyung mencuri kesempatan mengambil potret pemuda malang yang tubuhnya memar, lalu mengirimkannya pada Bangchan dengan caption 'Korban BDSM' diiringi emot tawa yang banyak.
Bangchan yang berada di eropa, tertawa di sela kegiatannya mencoba parfum baru milik perusahaan ayahnya, sebelum diluncurkan ke pasar.

Ia memandang geli wajah pria tadi, yang dikirim Taehyung ke ponselnya. Ia menjawab, tak kalah menyebalkan.
"Sepertinya, ia cocok menjadi pemeran utama yang disiksa."

Kim Taehyung terhenyak setelah membaca pesan balasan dari sahabatnya. Ia memperhatikan postur tubuh dan wajah si pria misterius, yang Taehyung sandarkan di dinding, dan ditahan dengan sebelah tangannya.

Taehyung mengangkat dagu pemuda itu, memperhatikan wajahnya dengan seksama. "Dia akan tampil sexy jika aku bisa memolesnya," gumam Taehyung pada diri sendiri.

Pemuda itu bergumam tak jelas, matanya tak bisa membuka dengan sempurna. Dan lengannya susah untuk digerakkan. Ia tak bisa menghindar, saat Taehyung--atas nama profesionalitas--mengecek aset pemuda itu. Dari depan hingga belakang.

"Bokongmu sungguh indah, ini akan sangat menjual."
Smirk Taehyung pun muncul setelah mengatakan kalimat itu.

.
.

Jeon Jungkook mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang sangat asing. Ruangan serba putih, ranjang besi yang berderit, tirai putih, bau obat-obatan, dan seorang perawat yang membawa nampan berisi makanan.

Seingat Jungkook semalam, setelah dipukuli oleh body guard Pooja Sharma. Mengalami lebam dan luka di bagian wajah dan tubuh lainnya. Ia ingat, seseorang yang tidak Jungkook kenal. Yang baru ia temui di toilet kemarin. Memapahnya menuju lift, dan dalam keadaan setengah sadar. Jungkook mendengar sayup-sayup ia berkata tentang aset yang berharga. Kemudian tangan tak tahu malu itu, meremas bagian belakangnya.

Jungkook bergidik mengingat itu semua. Ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria tadi. Tapi, ia sangat hapal dengan aroma parfumnya yang kuat. Juga ukuran miliknya, saat Jungkook membantu membebaskan burung itu dari resleting yang menjepitnya.

Jungkook menebak, jika pria itu adalah editor baru---yang menjadi gosip karyawan---di perusahaan Vikram, adalah pria cabul yang suka menyentuh bokong perempuan. Sialnya, Jungkook menjadi salah satu korbannya kemarin. Padahal Jungkook bukanlah seorang wanita.
Didorong rasa penasaran, Jungkook memanggil si perawat untuk menanyakan tentang siapa orang yang telah membawanya ke rumah sakit ini.

"Anda tidak tahu?" Perawat wanita sedikit terkejut.

Jungkook menggeleng lemah, menerima nampan yang disodorkan wanita itu. Lalu meletakkannya di paha. Ya, Jungkook mulai merasa lapar. Ia lupa kapan terakhir makan, karena sibuk mencari inspirasi untuk menyelesaikan tulisannya.

"Dia pria yang berbadan besar, bersama seorang perempuan keturunan jepang," sahut si perawat menggambarkan sosok yang telah berkontribusi membawa Jungkook ke rumah sakit.

Jungkook hampir tersedak kuah sup yang panas. Ia mengingat dengan betul, tak ada perempuan yang bersamanya, dan pria yang diceritakan si perawat dengan ciri-ciri tubuh tinggi besar. Sangat berbeda dengan apa yang Jungkook lihat kemarin. Pia yang memapah Jungkook tidak lebih tinggi darinya. Bahkan, mungkin sama tinggi dengan Jungkook.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue Kamasutra (Tamat Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang