Langkah Raya terhenti saat melihat keberadaan Divio yang tengah duduk dan menatapnya sendu.
Lewat tatapan matanya, Divio berkata.
Maaf Ray. Gue gak berniat nyakitin lo.Mami Raya muncul dari lantai atas. Beliau menyapa Divio, lalu menatap Raya yang masih mematung dan saling menatap dengan pemuda blasteran itu.
"Kenapa sih nyanyi sedih terus? Anak Mami lagi galau yah?" tanya Mami Raya sambil merangkul puteri semata wayangnya.
Divio menunduk dan tampak merasa bersalah.
Ingin rasanya ia meminta maaf yang sedalam-dalamnya pada Mami Raya karena telah menyakiti putrinya.
Sementara Raya tersenyum sinis dan akhirnya berlalu, tanpa menjawab pertanyaan Sang Mami. Melihat wajah Divio lama-lama hanya membuat dirinya emosi.
***
Keesokan harinya.
Saat Trio somplak sedang berjalan menuju kelas mereka, ketiganya berpapasan dengan Levin.
Raya pun menyuruh Keyla dan Meisya untuk pergi duluan.
"Nanti malam kita jadi jalan kan Ray?" tanya Levin dengan bersemangat. Ia sudah berencana menembak Raya dengan romantis, nanti malam. Awas saja kalau sampai dia menolak.
Raya sendiri menggigit bibirnya, gamang. "Sorry Vin. Nyokap gue ngajakin makan malam diluar. Jadi kayaknya rencana kita batal deh."
Rahang Levin seketika mengeras. Begitupun dengan emosinya yang langsung muncul ke permukaan. "Jadi lo lebih milih Nyokap lo daripada gue?"
Raya mengangguk pelan. Tentu saja.
Levin tidak terima dan langsung mencengkram kasar lengan Raya. "Lu bener-bener tolol yah Ray! 2 hari yang lalu kan lo udah janji mau jalan sama gue, terus kenapa lo malah nerima ajakan nyokap lo? Otak lu ditaroh dimana bego?"
Raya tersenyum miris. Sungguh kata-kata yang sangat indah! Dengan segera ia melepaskan cengkraman Levin dari tangannya.
"Bisa ngomong baik-baik gak? Gue pikir lo udah berubah Vin! Ternyata gue salah. Nyesel gue udah bersikap baik sama lo.."
"Alah Tai! Gak usah nyeramahin gue deh lo! Sok suci padahal kaya anjing!"
Sekali lagi Raya tersenyum miris. Bahkan kini air matanya tampak menggenang di sudut matanya.
Dari dulu, Levin selalu berhasil menyakitinya. Entah itu oleh perlakuan maupun kata-katanya yang kejam.
Ia pun berbalik dan memilih pergi sambil menahan tangis yang ingin keluar. Rupanya rencana Raya memanas-manasi Divio tempo hari, justeru menjadi Boomerang untuknya.
Tiba di belokan, tanpa sengaja Raya bertabrakan dengan seseorang. Seseorang yang ingin dia benci, namun tidak bisa.
Raut kekhawatiran muncul di wajah Divio saat melihat Raya yang menangis tersakiti. Namun untuk bertanya, ia merasa segan.
Raya menatapnya dengan pipi yang basah. "Semua ini gara-gara lo Div." dan akhirnya berlalu meninggalkan Divio yang mematung.
Ahh.. semua ini gara-gara si Levin bangsat.
**
Setelah menaruh tasnya, Meisya pamit pada Keyla. Berpura-pura hendak ke toilet padahal sebenarnya pergi menuju kelas 10 IPA 5. Semalaman ia tidak bisa tidur, memikirkan Regy yang tidak datang ke taman kota tadi malam.
Sayang, setibanya disana ia tidak melihat keberadaan Regy maupun tasnya. Begitupun dengan Rangga.
Meisya pun menghampiri Denis yang kala itu tengah bermain handphone.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO SOMPLAK (SELESAI)
Ficção AdolescenteMenceritakan 3 Gadis yang bersahabat sejak masuk SMA dan memiliki permasalahan yang sama, yakni susah move on. Keyla Maheswari : Tidak bisa move on dari mantannya yang tergoda cabe-cabean. Raya Monica : Tidak bisa move on dari pacarnya yang meningga...