Hy, aku Aqualine, sapa aku Ale. Mungkin jika aku sudah bercerita di sini, sahabat terbaik ku sudah pergi. Aku menaruhnya di sini agar doa selalu abadi di dalam cerita ku. Apakah hari ini kalian baik baik saja?. Pagi tadi hujan sudah selesai turun. Sekarang tinggal rintik pilu yang tersisa. Jendela retak itu ku tatap bersama hujan yang turun.
Aku teringat pertemuan awal ku dengan dia. Adiva Paramida. Aku bingung harus memulainya dari mana. Kita bertemu sebagai dua orang asing. Ya, benar benar asing.
Aku berasal dari negara yang berbeda dengan Diva. Saat itu aku bertemu dengannya karena tidak sengaja.
Kali ini kita akan masuk kembali ke masa lalu. Dimana aku bertemu dengan manusia terkuat di bumi. Hahahaah.
***
Gadis berparas cantik itu berjalan di koridor. Dia melirik perempuan yang sama cantiknya dengan dirinya. Sepertinya dia berasal dari negara yang berbeda dengan dirinya. Saat itu dia sedang menjalankan sebuah pekerjaan bersama timnya.
"Hay siapa namamu?". Tanya Diva kepada gadis itu.
Gadis itu tersenyum senang menyambutnya.
"Kau bisa bahasa negara ku?". Tanya Gadis itu senang.
"Tentu saja, aku sangat menyukai drama drama yang berasal dari negara mu". Jawab Diva.
"Aku Aqualine, sapa aku Ale". Jawab gadis itu.
"Aku sedang berusaha belajar bahasa Indonesia di sini, agar aku bisa lekas paham apa yang tim ku inginkan". Ale tersenyum tipis.
"Dua hari lagi tim mu akan bertanding melawan tim ku, apakah kita akan sama sama menghadiri pertemuan itu?". Tanya Diva.
"Tentu saja, aku sangat siap?". Jawab Ale.
"Aku lebih suka bercerita dengan mu, meskipun aku harus menggunakan bahasa yang berasal dari negara mu. Tapi aku suka, dengan ini tidak ada yang tahu apa yang aku bicarakan, sekalipun tim ku sendiri". Ujar Diva pelan.
"Jika kamu merasa nyaman silahkan bercerita, aku mau menjadi pendengar yang baik. Atau bahkan untuk menjadi sahabat mu sekalipun". Ale tersenyum dengan mata bulan sabitnya.
Diva tersenyum tipis. Apakah bercerita dengan orang asing tidak akan memiliki resiko yang buruk. Jika memang memiliki resiko yang buruk maka Diva sangat senang karena itu akan menyiksanya kembali dan dia akan lebih sedikit untuk hidup.
"Apa yang ingin kamu ceritakan kepada ku?". Tanya Ale.
"Oh tidak Ale, aku hanya manusia yang suka mengeluh. Sepertinya aku tidak mau membebani pikiran mu dengan cerita tidak masuk akal di hidup ku". Jawab Diva.
"Ayolah bercerita agar kita lebih akrab". Bujuk Ale.
"Baiklah, kali ini aku benar benar tunduk dengan orang asing seperti mu". Jawab Diva tersenyum.
"Ale, Aku hidup sudah 19 tahu lamanya. Aku mengalami banyak hal yang bisa aku pelajari dari sini hingga aku bergabung dengan tim hebat seperti mereka". Diva menatap kerah pintu yang mana itu adalah ruangan timnya sendiri.
"Baiklah, aku tidak akan memotong pembicaraan ini sampai kamu benar benar menyelesaikannya". Jawab Ale.
"Aku terlahir dari keluarga kaya Ale. Ayah dan ibuku memiliki banyak saham dimana mana. Bahkan dia merupakan pemegang saham di luar negeri. Pada hari itu ibuku melahirkan seorang anak, dimana anak itu kembar yaitu aku dan saudara kembar ku. Kami memiliki kakak yang sama kembarnya. Mereka laki laki". Diva menarik nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diva story
Teen Fiction(Jangan ceritakan aku tentang badai yang telah menerpa mu, karena akulah yang lebih dulu tahu tentang badai itu)