OoT-1

63 22 22
                                    

                     •Happy Reading•
                                    °
                                    °
                                    °
                                    °

"Liat noh, si bisu datang."

"Bisa-bisanya sekolah ini nerima dia, lawak."

"Gak tahan gua liatnya."

"Ya jangan diliat, gila!."

Cacian dan olok-olok terus di lontarkan kepada laki-laki yang baru saja datang ke sekolahnya pagi itu, laki-laki itu menghela nafas sambil terus berjalan menuju kelasnya dengan kepala tertunduk.

Saat sedang sibuk melangkahkan kakinya di setiap anak tangga sampai tiba-tiba terdengar tawa seorang gadis dari berlawanan arah, gadis itu menuruni tangga dengan cepat dan menyenggol Rayan hingga tas nya terjatuh.

"Aduh, maaf..gak sengaja!!!" Ucap gadis itu sambil meraih tas yang jatuh itu dan langsung menyodorkan nya dengan kasar pada Rayan, Rayan reflek menangkap tas nya.
Gadis itu hendak berlari lagi tapi langsung berbalik menatap kedua bola mata Rayan "Kau harus bicara meski secuil seperti -upil" Sabda gadis itu lalu kabur begitu saja dan selang beberapa detik rombongan beberapa siswa dan siswi berlari mengejar gadis tadi, membuat Rayan minggir dari jalan dan hanya menggelengkan kepalanya sambil mengelus dada dengan seluruh kesabaran nya.

                               ♪♪♪♪♪

Rayan menaruh tas nya di samping meja lalu mendaratkan bokongnya dikursi, dia langsung memakai earphone nya untuk menikmati kesendirian nya, angin berhembus melalui jendela yang tak jauh dari tempat Rayan duduk.

Terus bertiup mengenai rambut Rayan.

Kelopak mata indahnya pun ikut terpejam dengan deru nafas yang tenang, lalu matanya kembali terbuka dan melihat keluar jendela menatap keluarga kecil burung yang bersarang di pohon.

Garis bibir tipis nya sedikit melengkung ke atas dengan dentuman bahagia dalam hati nya "Indah" Gumam Rayan.

Alunan musik masih terdengar memenuhi kepala Rayan yang selalu begitu ramai.

Brkh!!

"Hei! bisu, pr lu udah kelar?" Ah, itu adalah Kiano. Padahal Rayan sudah berharap agar tidak bertemu dengannya tetapi tampaknya alam semesta masih ingin bermain dengan Rayan.

Rayan melepas earphone nya, mengangguk.

"Mana sini!" Pinta anak itu.

Rayan dengan berat hati mengambil buku pr nya dari tas dan memberikan nya yang diterima dengan kasar oleh anak itu "Seenggaknya lu masih ada gunanya" Anak itu pergi begitu saja setelah meminta buku pr Rayan.

Lagi-lagi Rayan menghela nafas pasrah.

Ia memasang kembali earphone nya yang masih mengalunkan nada-nada kesukaannya.

Rayan mengeluarkan buku sketsa miliknya dari tas, buku yang begitu banyak sekali maknanya bagi Rayan. Segala sesuatu yang Rayan tuangkan ke buku itu dengan setiap garis dan lengkungan yang Rayan bentuk menggunakan tangannya.

One Of Them Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang