•Happy Reading•
°
°
°
°
Di sinilah mereka berada sekarang, duduk melingkar di teras rumah.
Kiano terus mengulas senyum mengejek pada Rayan sambil memakan camilan yang disediakan Bibi, sementara yang mendapat senyuman itu hanya terdiam tak bergeming."Gimana kabar bunda, No?" Bibi melontarkan pertanyaan pada Kiano sambil tersenyum juga, Kiano menoleh.
"Bunda sehat, Bi. Lagi pemulihan-"
Bibi mengangguk "Baguslah, nanti kalo ada waktu..Bibi pasti nengokkin Bunda kamu"
Rayan hanya diam mendengarkan percakapan mereka dengan hati yang sudah merasa gelisah, ia sesekali melirik Kiano yang sedang sibuk mengobrol.
"Saya baru kepikiran nih, gimana kalo besok kamu dianter Kiano aja..-" Paman menoleh pada Rayan, Rayan langsung kicep "Gimana, Ray?" Tanya paman lagi.
Sementara Kiano sudah memiliki seringai menyebalkan diwajahnya.
Astaga, harinya sudah buruk-bukan sudah tetapi selalu dan sekarang paman bertanya tentang hal ini? Ini hanya jadi semakin buruk, tapi Rayan hanya mengangguk. Ia tidak ingin semakin menjadi beban paman dan bibi nya, apalagi jika terlalu banyak kemauan.
"Bagus, besok kamu dateng pagi-pagi ya? No?"
"Iya, siap-" Balas Kiano sambil menatap Rayan dengan tatapan dalam "Tenang aja, gua udah pro bawa mobil atau-lu mau pake motor aja?" Ujar Kiano, seolah tahu apa yang dipikirkan Rayan. Namun, itu hanya membuat hati Rayan semakin tak tenang memikirkan nya, bagaimana bisa seseorang seperti Kiano dapat dipercaya?.
Rayan menggeleng.
Paman buka suara "Udah, pake mobil aja..khawatir kalo pake motor, bukannya gak percaya sama kamu, No-"
"Terus?-" Tanya Kiano dengan ekspresi wajah yang sudah jelas terpampang bingung.
"Emang gak percaya-"
"HAHAHAHAHA"
Ke-tiga orang lainnya hanya memandang Paman dengan wajah malas "apa yang lucu?"
♪♪♪♪♪
Kiano fokus menyetir mobilnya melintasi jalanan kota yang ramai, sesekali dia mengejek Rayan "Ngomong dikit bisa kaga? Kek batu aja lu..psikolog aja terus, sembuh kaga-" Sarkas Kiano yang dilanjutkan dengan kekehan mengejek, Rayan membuang nafas panjang.
"Dasar Kiano, memang tidak berubah sedari kecil" Pikir Rayan sambil sesekali menoleh pada Kiano.
Lihatlah wajah menyebalkan orang itu, mungkin jika Rayan sejahat itu, ia akan langsung membungkam mulut Kiano yang suka sekali bicara.
"Gua-"
"Shut up-"
Wajah Kiano langsung terlihat shock sambil menatap Rayan-cat bites his tongue? "Lo?!-" Rayan bisa melihat keterkejutan Kiano tapi Rayan hanya mengangkat bahu "Ngomong lagi!" Ujar Kiano dengan sedikit sisa-sisa keterkejutannya itu.
Mobil yang ditumpangi kedua orang itu sampai oleng karena Kiano tidak fokus menyetir yang membuat Kiano sendiri kaget.
Hampir saja...
"Lo kaga mau ngomong lagi?-" Tanya Kiano dengan tidak sabaran tapi hanya dibalas gelengan oleh Rayan, Rayan menoleh kembali ke depan melihat jalanan kota yang ramai karena jam kerja pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of Them
Teen Fiction"Aku takut" Cicit seorang pria kecil dengan kepala tertunduk menatap bumi dengan perasaan campur aduk, nafasnya mengembara semakin cepat membuat sang empu merasa sesak. Seorang pria jangkung menatap pria kecil itu dengan penuh tanda tanya "Apa yang...