"Hooaammmzzz" aku menggeliatkan tubuhku diatas ranjangku. Rutinitas tiap pagi, habis berdoa, pasti hp langsung dicariin.
"Hahh??!!!! Udah jam segini?!" Aku tersentak kaget melihat jam di hp ku sudah menunjukkan pukul 06.30.
"DAMN! Bisa telat ini mah!" Dengan kecepatan kudaku, aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi, mandi tidak lebih dari 5 menit, alias mandi bebek. Dengan cepat aku mengambil kunci motorku.
"Tante, pergi dulu ya!! Telat nih!" Teriakku.
"Hati-hati ya nov!!" Tanteku membalas dengan teriakan juga.
Dengan secepat kecepatan cahaya aku melaju #lebay menembus kemacetan Pontianak. Gak semacet di bandung sih, tapi kalo udah jam segini dipastikan macet banget.
"Novi cepetan!" Kata pak satpam yang gaul abis nge'prit-prit'kan aku menggunakan peluitnya yang harus ditiup.
'Untung masih banyak yang baru dateng.' Pikirku melihat banyak teman-teman seangkatan, kakak kelas, adik kelas yang juga baru datang.
Setelah memarkirkan motorku, aku membuka helm ku, menaruhnya di kaca spion ku, kemudian merapihkan rambut panjangku.
"Nov, tumben siang?? Biasanya lo pagi.." Sapa teman ku yang memang setiap hari datang 10 menit sebelum bel.
"Iya Ren! Tadi alarm gue gak nyala, sial banget nih, dapet parkirnya disini lagi.. Nanti susah keluar deh nih pasti.." Jawabku dengan memanyunkan mulutku.
Yakk!! Ini lah sekolahku! SMA Santu Petrus yang aku cintai! Suasana sekolah yang ramai pake banget. Ditambah kakak kelas yang gantengnya kebangetan, apalagi anak basketnya, beuh, klepek klepek dah. Parkiran motor di skolah memang termasuk luas, tapi dibandingkan dengan banyak muridnya, masih kurang deh itu tempat parkir motor. Kalau datangnya agak telat, suasana sekolah rame banget, ada yang lagi siap-siap buat olahraga, ada yang lagi jalan-jalan muterin taman sekolah sambil nge-gosip, ada yang lagi ngumpul-ngumpul sambil cerita-cerita, asik banget deh! Udah gitu sekolah ini di dominasi dengan warna hijau, nature banget. Ada perasaan bangga aku di sekolahin disini, karna prestasi basket di sekolah-ku ini cukup banyak dan terkenal. Kalau ada pertandingan basket, pasti aku nonton, sayangnya, aku gak bisa main, tapi aku suka nyemangatin para pemain, sorak sorai, seru banget! Apalagi buat dia.
Tanpa sadar, ternyata teman-temanku yang sudah ada dilantai 2 gedung Andreas, sudah melambai-lambaikan tangan mereka kepadaku.
"Nov!! Cepetan sini!!! Itu ada dia!!!!" Teriak sahabatku Nathan.
Dengan sekuat tenaga, aku menaiki anak tangga satu persatu, yang membuatku ngos-ngos'an. Setelah sampai aku langsung menghampiri Nathan.
"Mana Nath???" Tanyaku dengan dada yang masih naik turun akibat tangga tadi.
"Itu!" Dia menunjuk kearah seseorang yang selalu aku lihat tiap pagi. Seperti biasa, Bang Indra sedang asik ngobrol dengan teman-temannya. Bang Indra itu salah satu dari pemain basket di sekolah-ku. Gantengnya pakai banget! Dia itu terkenal, karna kegantengannya, kepintarannya dalam bermain basket, kekerenannya, sayangnya dia agak sedikit nakal. Sedikit. Wajar aja kalau tiba-tiba dia banyak fans, termasuk aku.
Waktu smp, kami satu sekolah, Bang Indra dekat dengan abangku. Aku ingat, dulu aku pernah main bareng dia, ketawa-ketawa bareng dia. Tapi dulu dia beda, gak seganteng sekarang. Mungkin dulu aku lebih tinggi dikit dari dia. Gak nyangka pubertas mengubah total dirinya seperti yang sekarang aku lihat. Dia menjadi sangat terkenal. Aneh kan kalau tiba-tiba aku ajak ngobrol dia? Sedangkan kalau ngeliat diri aku, aku cuma murid biasa, prestasi pas-pas'an alias yang penting naik kelas. Kulitku coklat gosong, banyak yang bilang aku hitam, tapi aku gak terima, karna kalau hitam, pasti warna rambut dan warna kulitku terlihat sama, makanya aku gak terima. Aku memang memiliki cukup banyak teman. Aku bersyukur, teman-temanku gak pilih kasih. Tapi kalau sahabat dan yang bisa aku percayakan semuanya hanya beberapa, tidak semua. Jadi sekarang aku cuma bisa liat Bang Indra dari kejauhan seperti ini. Seneng banget rasanya bisa liat dia tiap hari.
"Nov!! Masuk!! Pak Nuri udah jalan-jalan tuh!!" Teriak Yenny, teman sekelasku.
Dengan cepat aku memasuki ruang kelasku. Untungnya, sistem ruang kelas di sekolahku tidak tetap. Tiap berganti pelajaran, kadang kami move class, membuat kami bisa sedikit refreshing dengan berjalan-jalan. Karna sering move class ini, tempat duduk pun bebas, bisa dimana aja yang kita mau, tapi ada peraturannya, siapa cepat dia dapat. Ya begitulah.
Dan hari ini aku jalani seperti biasa seperti hari-hari sebelumnya. Ketawa sama temen-temen, tidur di kelas, belajar sepenuh hati, nyontek pas ulangan. (Jangan diikutin ya!)
Teng.. Teng.. Teng..
"Nov, langsung balik?" Tanya Nathan padaku.
"Gak tau nih.. Turun yuk.. Gue anter lo pulang.. Tapi ngobrol dulu ya sama yang lain di bawah."
"Oke, gue ke Yenny dulu ya, nanti gue nyusul ke parkiran..."
"Sip dehh.. Gue duluan ya.." Nathan hanya membalasku dengan mengacungkan jempolnya. Dengan cepat aku keluar dari ruang kelas terakhir ku, belum sempat aku membelokkan badanku, tiba-tiba ada yang menarikku.
"Duhhh, apaan sih??? AAAAAAA" Ternyata yang menarikku adalah Alvin, teman sekelasku yang gokil dan menyebalkan. Sekarang dia lagi pegang semut merah besar yang paling aku benci.
"HAHAHAHA, NIHH NOVV, RASAINNN NIHHH.. HAHAHAHA" Teriaknya, dan teman-teman lainnya pun menertawaiku.
"Sialll lo vinnnnnn!!! Mati lo nanti!! Buangggg!!!" Aku berteriak kencang bukan karna aku ingin caper.. Tapi serius, aku benci sekali dengan semut itu.
"HAHAHAHA, iya neehh udah di buang.. Mau turun? Barengan yok.." Kata Willy, teman sekelas ku juga.
"Gak mao sama kalian, you guys are freak!!" Teriakku sambil berlari. Aku menyesal berteriak seperti itu, mereka malah makin jadi, dan mengejarku seperti orang kesetanan. Saat sampai di lapangan voli, yang dekat dengan parkiran motor di sekolahku.
"Ihhh, udahlah vin!! Gak usah ganggu sehari ajaa!!!" Aku berhenti berlari, karna aku cape.
"Gak seru Nov kalo gak ngejailin orang sehari!" Kata Ronny.
"Hahaha sial lo pada... Udah ahh, gue cape nih!!" Teriakku.
"Pergi makan yuk Nov.." Ajak Ronald.
"Gak deh, no money, kecuali dibayarin.. Hahahah" tanpa sadar ada yang menabrakku dari belakang.
"Awww." Aku hampir mencium tanah, untung saja yang menabrakku tau diri mau menangkapku.
"Eh sorry sorry gak sengaja gue." Katanya.
'Wait wait, suara ini kan suaranya.....'
"Sengaja tuh sengaja!! Hahaha ciee Indra!!" Mendengar namanya nembuat jantungku tak karuan.
'Ya Tuhan, gue pengen pulang sekarang!!'
Deg deg deg deg
"Diem lo pada.. Ehh Nov, lo gak apa kan?" Tanya Bang Indra padaku. Aku hanya bisa melihat, tanpa bisa berkata-kata.
'Dia inget gue?'
"Nov, lo gak jadi jatoh kan? Terus kenapa lo gak bisa jawab gue?" Dia menaikkan alis sebelah kirinya, khas dia banget, makin ganteng, buat jantungku semakin berpacu cepat.
"Eh bang, enggak gak apa kok. Tadi gue agak kaget aja bang. Sorry sorry." Kataku sambil mengubah posisi kami cepat. Aku gak mau buat semua orang salah paham, apalagi fansnya. Mampus aku kena bully nanti. Aku mencoba menjauhinya, tapi baru ingin mundur dia menahan tanganku supaya aku tidak menjauh.
Deg deg deg deg
'Ada apa ini...'

KAMU SEDANG MEMBACA
That Day...
RomanceKak, gimana sih cara 'ngebunuh' seseorang? Easy.. How?? Say "hello" ke dia, masuk ke dalam hidupnya. Ucapin "morning" tiap paginya dan "sleeptight" tiap malamnya. Ajak dia jalan. Buat dia ketawa seharian. Ngobrol, chattingan sama dia sampe larut mal...