Pandangan pertama

5 1 0
                                    

Baru aku tahu sakit itu apa
Setelah kau bukan milikku
Baru aku tahu cinta itu apa
Setelah kau hapus cintaku
Yang dulu dalam hatimu
Huu

suara merdu dari seorang gadis cantik berkulit pucat & rambut panjang bergelombang . saskiaa
pemilik wajah teduh dan senyum simpul.

malam Minggu ini jadwal Saskia mendapatkan jobs di sebuah cafe yg tidak jauh dari sekolah Cendana , tentu saja pengunjung cafe sangat ramai dan rata-rata pengunjung cafe tersebut murid Cendana , termasuk saka ,langit ,& the gangss

saka , langit , & the gengs mereka bukan anak geng motor seperti cowok2 tajir diluaran sana , tetapi geng motor mana yg tidak mengenali saka & Langit donatur terbesar sebuah club motor.

"yang nyanyi suara nya cantik iyaa , secantik orangnya" ujar Sadewa yg sangat mengagumi suara & paras Saskia

sedari tadi yg hanya fokus dgn persembahan Saskia cuma Sadewa , sedangkan teman2nya yg lain sibuk memainkan ponsel mereka

"Biasa aja" balas saka.  singkat padat jelas

saka masih sibuk memainkan hp nya tanpa menoleh kepada siapapun termasuk Sadewa yg sedari tadi memuji suara Saskia

"yaiyalaa lo sibuk hp makanya bilang b aja , coba kalo Lo fokus & liat cewek nya beuh pasti Lo bilang cantik" sewot Sadewa

langit yg jengah dengan sadewa yg terus saja memuji Saskia menjadi penasaran.  langit pun melihat kearah panggung cafe.

pandangan langit terkunci. ada satu titik pandangan yg menurut langit seperti tidak asing , wajah itu , senyum simpulnya itu. Ada rasa lain selain rasa kagum.

Sadewa yg melihat langit masih menatap lekat Saskia , hanya tersenyum mengejek

"biasa aja sih liat nya , mau lepas tuh mata" ujar Sadewa menyenggol lengan langit , membuat langit tersadar dari lamunannya.

"iya betul kata Lo wa , satu kata untuk mendeskripsikan tuh cewek, "teduh"

"sak mending lo liat deh" lanjut langit menyenggol saka

"emang penting buat gue , sepenting itu kah tuh cewek sampe2 gue harus ngeliatin dia , sama kyk hal yg kalian lakuin" ujar saka tegas dengan sedikit lirikan siniss

langit & Sadewa hanya saling tatap dan tidak ingin melanjutkan pembicaraan tadi , yaa seperti biasa , saka sama sekali ngga tertarik sama hal2 yg menurut nya ngga penting apalagi tentang cewek.

Pok..pok..pok

Tepukan tangan memenuhi seluruh ruangan cafe , setelah Saskia selesai menyanyi.

beberapa dari ketua geng motor yg ada disana berdiri dan melangkah kedepan hanya untuk sekedar memberi ucapan salam atau bunga mawar. Saskia tidak kaget dengan hal-hal seperti itu , ini sudah termasuk rutinitas setelah dia manggung di cafe pasti ada aja anak cowok yg memberikan ia bunga. Saskia hanya menanggapi bahwa itu bentuk apresiasi mereka untuk seorang Saskia karena puas dengan penampilan panggungnya

"Makasih iyaa" balas Saskia dengan tersenyum simpul

"sayang bgt gue ngga bawa bunga , besok2 kalo dia manggung sini lagi , gue harus siapin bunga deh" ujar Sadewa dengan antusias

Langit mendengar nya hanya cengo , pasal nya bocah satu ini keliatan nya dari luar kyk cowok baik2 ternyata player juga.

"ingat sisi Lo , digantung Lo sama sisi di Monas!

"kyknya mau hujan deh , pulang yuk ntar maleman dikit bisa kejebak macet kita , lanjut nongkrongnya di rumah aja" ujar saka yg sudah memakai jaket dan bersiap-siap.

Aku Kamu & HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang