~Pada akhirnya waktu akan membiasakan segalanya~
------
"Ga usah diem cepet bersihin" ucap Elkairo
"I-iya kak"
Charilyn memulai melaksanakan tugasnya untuk membersihkan ruangan ini, ia selalu memikirkan bagaimana jika ia sudah pulang dan ayahnya akan marah padanya ia takut akan terkena pukulan ayahnya lagi.
El sadar dengan sikap Charilyn yang sedari tadi melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Ah tapi ia tak ambil pusing, El biarkan saja toh itu bukan urusannya. El pergi dari kamarnya biarkan saja Charilyn membereskan kamarnya sendiri ia memilih untuk bergabung dengan teman-temannya di bawah.
Menyadari El yang berada di tangga dan sedang menuruninya semuanya langsung berdiri menyambut ketuanya yang datang.
El melewati mereka yang masih berdiri dengan posisi kepala yang agak membungkuk , lalu El duduk di kursi samping Gio lalu ia menghidupkan rokok yang ada di tangannya.
El dan teman-temannya memang merokok tetapi mereka tetap membatasi mengonsumsinya.
"Siapa cewek tadi" tanya Gio
"Babu"
"Lo jadiin dia babu"
"Hm"
"Bisanya"
"Dia nabrak gue"
"Cuma gara-gara itu Lo jadiin dia babu"
"Hm"
"Ck ga jelas Lo"
El tidak menghiraukan ucapan Gio.
Sementara di kamar Ailyn sudah selesai membereskan kamar El ia ingin pergi keluar tapi ia urungkan karena malu dengan teman-teman El di bawah. Tapi jika ia tidak keluar, ia akan semakin lama untuk kembali pulang ke rumahnya dan bisa membuat ayahnya semakin marah.
Dengan tekad yang kuat ia memutuskan keluar dari kamar El dan menuju lantai bawah yang sudah di penuhi oleh teman-temannya El. Ailyn melihat El yang sedang duduk di kursi dekat dengan pintu lalu ia menghampiri El. Ailyn agak risih dengan tatapan temannya El yang sedari tadi menatapnya.
"Kak aku udah selesai, aku boleh pulangkan"
"Hm"
Huh suyukurlah El tidak menyuruhnya lagi jadi ia bisa pulang ke rumahnya.
Ailyn melihat ke sekitar jalan tidak ada kendaraan yang harus ia tumpangi jadi mau tidak mau ia harus berjalan kaki ke rumahnya meskipun capek.
Jalanan yang sepi dan sunyi membuat Ailyn merasa tenang di tambah lagi angin yang berhembus terkena kulit tubuh Ailyn dan merasa sejuk. Ia terus merasakan sejuknya angin sebelum ia akan merasakan panasnya dan perihnya cambukan sang ayah di rumah.
------
Tidak butuh waktu yang lama Ailyn sampai di rumahnya ia membuka pintu rumahnya yang belum di kunci.
Saat ia memasuki rumahnya Ailyn sudah melihat ayahnya yang menunggunya di ruang tv sambil membawa cambukan yang selalu dia gunakan untuk menyiksa Ailyn."BAGUS KAMU"
"DARI MANA SAJA KAMU"
"BARU PULANG JAM SEGINI"
"MAU JADI JALANG!!! HAH!"
"M-maaf ayah tadi Ailyn mampir ke rumah teman Ailyn dulu"
"HALAH ALASAN SAJA KAMU"
"MEMANG BENAR ANAK SEPERTI KAMU ITU HARUSNYA MUSNAH DARI DUNIA INI!!" teriak Dani
"M-ma af ayah Ailyn janji ga akan ngulangin lagi.."
"Mau di taruh di mana muka saya mempunyai anak yang tidak berguna seperti kamu!!"
"Anak pembawa sial bagi keluarga saya"
Ailyn merasakan sakit di hatinya mendengar ucapan sang ayah yang menyesal mempunyai anak seperti dirinya.
"Sini kamu, kamu harus mendapatkan hukuman dari saya"
Doni menarik rambut anaknya dan menyeretnya ke gudang yang sudah kumuh lalu mendorongnya sehingga Ailyn terbentur terkena tembok dengan keras.
Ailyn meringis merasakan sakit di kepalanya yang sudah mengeluarkan darah. Doni memulai melakukan cambukan ga ke tubuh Ailyn dengan keras sehingga menimbulkan bekas memerah bahkan sampai lecet. Ailyn merasakan cambukan yang perih dari tubuhnya ia sudah tidak bisa menahan tubuhnya yang sudah banyak lebam luka di mana mana.
"Sa-sakit ayahh" lirih Ailyn yang terus mendapatkan cambukan dari ayahnya bahkan tendangan.
Bruk
Ctarr
"Rasakan ini, ini belum seberapa ingat itu"
Dukk
Doni menghentikan aksinya lalu pergi keluar gudang dan meninggalkan Ailyn yang sudah terkapar lemas. Ailyn mencoba untuk bangun tapi tenaganya tidak cukup kuat dan badannya yang terasa sakit.
Ailyn memegang kepalanya yang terasa pusing lalu penglihatannya yang mulai memburam dan.... Ia jatuh pingsan tidak sadarkan diri.
-------
Berbeda dengan El sekarang ia telah mengadakan makan malam bersama dengan keluarganya yang lumayan banyak, karena saudara-saudaranya pun ikut hadir jadi membuat rumahnya hampir penuh dengan orang-orang.
"El sudah besar ya kamu" ucap Lisa Tante nya El
"Iya Tante"
"Padahal Tante ngerasa kamu baru aja umur lima tahun eh sekarang sudah gede aja"
"Namanya juga manusia Tante, pasti akan terus bertambah usia"
"Ya udah Tante ke dapur dulu ya bantuin yang lain masak"
"Iya Tan"
El menghampiri keponakan keponakannya yang sedang bermain di ruang televisi ia ikut bergabung dengan mereka. Meskipun El sudah besar tapi ia sering bermain dengan para keponakannya yang masih umur tujuh hingga ada yang masih bayi.
"Kak El ayo main Lego" ucap dion yang masih berumur lima tahun
"Ayo mana legonya"
"Ini kak"
El asik dengan kegiatannya yang sedang menyusun Lego bersama Dion hingga lupa bahwa ia di suruh oleh bundanya untuk membeli sayuran di supermarket.
°°°°°
Segitu dulu ceritanya.
Oh iya kita panggil Charilyn jadi Ailyn ya biar ga kepanjangan terus panggil Elkairo jadi El aja biar simpel dan gampang di ingat.
Maaf kalo ada yang typo
Vote and komen ya🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARILYN
Short Story~rumah bukan lagi tempat yang nyaman, bukan juga tempat pemberi cinta dan kebahagiaan, melainkan rumah ialah tempat di mana semua air mata berasal~ CHARILYN FIONA RETTA seorang gadis yang lelah akan hidupnya. Gadis yang tidak pernah merasakan hangat...