~Jangan menyerah, setidaknya lakukan itu untuk dirimu sendiri~
•••••
Ailyn terbangun dari pingsannya ia merasakan pusing di kepalanya dan merasakan sakit di tubuhnya, ia melihat ke sekeliling ternyata ia masih berada di dalam gudang Ailyn mencoba untuk berdiri walau sulit tapi ia tidak boleh menyerah, dan akhirnya ia bisa melakukannya.
Ailyn menyenderkan tubuhnya di pintu ia merasakan ada cairan yang keluar dari hidungnya. Saat ia usap menggunakan tangan nya ternyata terdapat darah yang menempel di tangan yang ia gunakan untuk mengusap tadi.
"Darah" gumam Ailyn
Ailyn segera membarsihkan darah yang terus mengalir keluar dari hidungnya menggunakan baju. Ia mencoba membuka pintu dan untungnya sudah tidak di kunci lagi oleh ayahnya. Lalu Ailyn segera pergi ke kamarnya dengan terpogoh pogoh.
Sesampainya di kamar Ailyn memutuskan untuk mandi dan bergegas untuk sekolah dengan keadaan tubuh yang kurang baik. Ia tidak mau sampai tertinggal pelajaran hanya karena badannya yang sedang sakit.
•••••
Sudah tiba di sekolah Ailyn memasuki kelasnya ia duduk di kursinya lalu menanggelamkan kepalanya di lipatan tangannya yang berada di meja. Ia ingin beristirahat sebentar menghilangkan rasa pusing di kepalanya sebelum bel masuk.
Nayeshya baru saja sampai si kelas ia melihat Celine yang sepertinya sedang tertidur. Ia menebak pasti Ailyn telah di pukuli lagi oleh ayahnya. Nayeshya pernah menawarkan Ailyn untuk tinggal bersamanya saja agar Ailyn aman dari sang ayah tetapi Ailyn selalu menolak, alasannya karena dia tidak mau merepotkan orang.
Nayeshya duduk di samping Ailyn dengan hati hati takut Ailyn terbangun. Ia merasa sedih kepada Ailyn yang tak pernah merasakan kasih sayang sebuah keluarga, Nayeshya sudah mengenal Ailyn sejak mereka masih kecil jadi ia tau perilaku ayahnya Ailyn yang buruk. Bahkan Dani pernah berniat untuk membuang Ailyn ke panti asuhan tapi niat itu gagal karena Ranti nenek Ailyn yang melarangnya.
Jadi sejak kecil Ailyn selalu tingga bersama sang nenek hingga umurnya yang ke empat belas tahun. Tapi setelah itu ia harus tinggal bersama ayahnya lagi karena neneknya meninggal. Ailyn sangat sedih bahwa neneknya telah pergi untuk selamanya, ia sangat sayang kepada Ranti karena hanya Ranti yang peduli dan sayang terhadap dirinya. Sejak Ailyn tinggal bersama ayah dan bundanya, ia selalu di perlakukan buruk, ia selalu dipukuli dan di caci-maki oleh orang tuanya.
Ayah dan bundanya pun memiliki hubungan yang tidak baik mereka selalu berantem karena urusan pekerjaan. Bahkan hampir setiap hari Ailyn mendengarkan ricuh di rumahnya yang di sebabkan oleh kedua orangtuanya.
"Eungh"
"Loh Nay kamu udah datang"
"Kenapa ga bangunin aku" ucap Ailyn
"Lo tadi tidurnya nyenyak banget, jadi gue ga tega buat bangunin Lo"
"Hehe maaf ya"
Ailyn membenarkan rambutnya yang berantakan menggunakan tangannya, dan tidak sengaja Nayeshya melihat ada luka lebam biru di tangan Ailyn dan itu bukan cuma satu mungkin ada tida sampai lima lebam.
"Tangan Lo kenapa"
"Ah gapapa kok ini cuma kebentur meja"
"Bohong"
"Jujur aja, gue tau kok pasti itu ulah ayah Lo kan"
"Ngga kok, udah ah ga usah di bahas"
"Kalo ada apa apa Lo bilang aja sama gue, jangan sungkan sungkan Lo itu sahabat gue bahkan gue udah nganggep Lo sebagai adik gue"
"Hem makasih ya kamu udah baik sama aku, ga tau lagi klo ga ada kamu mungkin aku sekarang sendirian terus"
"Jangan nangis kalo Lo nangis gue jadi ikutan nangis" ucap Nayeshya sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi Ailyn
Kringg...
Bel sudah berbunyi yang berarti pelajaran akan di mulai. Murid-murid mulai berdatangan masuk ke kelasnya masing-masing sebelum guru yang akan mengajar datang.
•••••
Di gudang sekolah yang sudah menjadi tempat berkumpulnya El dan para teman-temannya membolos kini sudah ramai dengan anak-anak Dainger, geng yang sudah berdiri sejak tujuh tahun yang lalu yang di dirikan oleh sepupunya El saat ia masih menduduki sekolah dasar.
Dan sekarang sudah di pimpin El sejak El memasuki SMA dan kini nama Dainger sudah banyak di kenal oleh orang di luaran sana. Banyak juga yang ingin memasuki Dainger tetapi itu tidak mudah mereka harus melewati seleksi yang di berikan oleh El dan para anggota inti yang menurut orang-orang sangat susah untuk melewati seleksi itu.
El tidak pernah memasukkan sembarang orang di Dainger karena ia tidak mau memiliki anggota yang lemah dan ia paling benci dengan penghianat.
"El Rogi ngajak balapan tar malem" ucap Daniel
"Hm, atur aja"
"Oke bos"
"Eh btw mana babu Lo kok gue ga liat liat dia" ucap Rizal
"Ya ialah Lo ga liat, orang dari tadi Lo di sini terus" ucap Ekal
"Bego kok di pelihara" umpat Ekal
"Santai dong, gue kan cuma nanya"
"Pertanyaan Lo ga penting"
"Kantin Yo laper nih gue" ucap Rizal
"Ayo lah"
••••
bingung mau ngomong apa hehehe😁😁
jangan lupa vote and komen ya🙏
kalian juga bisa mengusulkan selanjutnya gimana ya, jangan sungkan buat kasih tau aku
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARILYN
Short Story~rumah bukan lagi tempat yang nyaman, bukan juga tempat pemberi cinta dan kebahagiaan, melainkan rumah ialah tempat di mana semua air mata berasal~ CHARILYN FIONA RETTA seorang gadis yang lelah akan hidupnya. Gadis yang tidak pernah merasakan hangat...