[3]

668 74 6
                                    

WARNING⚠️ This chapter contains mature content

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


WARNING⚠️ This chapter contains mature content. NOT RECOMMENDED FOR MINORS!

please do not miss any narration⚠️

plz vote and comment to support!
hope you like it!💋




——o0o——







"Aku ingin Jeno diawasi lebih ketat, letakkan bodyguard di setiap sudut kamarnya bila perlu."

Taeyong memandang tajam pada Mark, mereka sedang berada di ruangan kerja Aiden sebab sebelumnya mereka dipanggil untuk urusan hotel, dan kini Mark malah menggiring pembicaraan ke arah lain; yang tentu saja tujuannya untuk mempersulit Taeyong dalam membantu Jeno mendapatkan kembali kebebasannya.

Entah apa yang ada di pikiran pria itu? Taeyong tidak paham mengapa Mark bisa begitu tega? Tidak, bahkan rasanya laki-laki itu sudah tidak lagi memiliki perasaan, apakah sekarang Jeno harus mengemis atas hidupnya sendiri? Bukankah itu gila?

"Pengeluaran kita akan lebih banyak, kita tidak bisa menghambur-hamburkan uang untuk urusan pribadi seperti ini," ujar Taeyong.

"Urusan pribadi?" Mark menatap Sang kakak tak terima, sementara Aiden masih diam, memperhatikan tanpa berniat memihak.

"Ya, urusan pribadi. Hanya kau yang menginginkan hal itu dengan maksud tertentu. Kalau kau mau bodyguard di setiap sudut kamar Jeno, maka kau sendirilah yang harus bertanggungjawab atas gaji yang akan mereka terima, karena ini tidak menyangkut agensi, hotel maupun penthouse sama sekali."

Mark mengeratkan geraham mendengar penuturan Taeyong, memangnya dulu siapa yang sangat berhati-hati terhadap Jeno kalau bukan Taeyong? Apakah dulu Mark menghalangi Taeyong saat pria itu bertindak manipulatif dan seenaknya terhadap Jeno? Tidak!

Dan siapa yang sangat menentang Jeno berhubungan dengan seorang pria? Sekarang Mark juga menentangnya, dan ia menempuh jalan ini agar Jeno tetap berada dalam jarak pandangnya, namun siapa yang bersamanya kali ini? Itu tidak adil!

Mark menoleh pada Aiden, "Ayah, kau tahu bagaimana keras kepalanya Jeno 'kan? Ayah tahu jika kita tidak bisa mengendalikannya tanpa tindakan yang nyata. Aku tidak salah 'kan? Aku tidak bisa terus-terusan berada di sisi Jeno saat bekerja, tetapi aku ingin dia tetap aman."

"Aku di sini, aku yang akan menjaganya dengan penuh kasih sayang." Taeyong menyahut cepat, perang dingin di kedua mata mereka dan perang argumen yang lebih panas dari apapun, siapa yang bisa menghindari perselisihan antara kakak dengan adiknya?

"Itu masalahnya, kau sangat menyayanginya, bukan? Kau akan membiarkan dia melakukan hal yang dia suka, kau akan memberikan segalanya yang dia minta, maka seharusnya kau tidak boleh berurusan dengan Jeno dan lebih mementingkan kasih sayangmu."

SALVATORE || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang