Di sebuah kantin yang terdapat lautan manusia, ada seonggok monyet yang sedang bercanda ria di meja makan kantin tersebut.
"Iya kan. Gue inget banget tuh waktu Ivan kecebur got, mana ada tai ngambang lagi! Ahahahahha!" Ucap seorang mony-pemuda yang bernama Erwin.
"Ahahahha! Iya gue juga inget banget cok! Jir masi ngakak gw!!" Ucap seorang mony-pemuda lain, yaitu mc kita. Aziel.
"Udah..kasian dia. Mukanya dah cocok di jadiin aib tuh." Ucap mo-pemuda lainnya yang menunjuk he-orang yang ada di samping nya. Ia bernama Abizail.
"Jahat lu pada.. Kit hart gue cok." Ucap mo-pemuda yang ditunjuk tadi yang bernama Ivan. Yang sedang di ketawai lantaran ia kecebur got beberapa hari lalu.
"Yee gitu aja dah sakit hati, pa kabar lo kalo di putusin ama ilfa nanti?" Sahut Erwin.
"Paling galau, atau...." Timpal Aziel pada perkataan teman nya itu untuk menggoda Ivan.
"Jink gue gak segila itu ya!" Sangkal Ivan pada perkataan Aziel.
"Ya kan siapa tau bro, biar ntar kawan spek kulkas isi racun kita yang bantu lu biar..." Ucap Aziel sambil memperagakan orang mati.
"Dih, kurang ajar. Awas ntar kena azab lu kalo ngomong begitu, kek yang di sinetron-sinetron itu." Balas Ivan.
"Halah mana mung- ukhh! Uhuk! Uhukk! Jink! Tolo-uhuk! Ngin!!" Aziel tersedak dikarnakan lalat yang tiba-tiba masuk ke dalam mulut nya membuat nya kesusahan untuk bernafas.
"Weh anjing! Bro bro tahan bro jan mati!!" Ucap Erwin sambil menepuk-nepuk Aziel agar lalat nya keluar.
"Heh! Yang bener dikit lah, tu lalat mana bisa keluar kalo lu gituin!" Ivan pun menjadi was-was ia tak menyangka apa yang dia katakan benar-benar terjadi. Temannya itu.. Terkena azab.
Aziel kehabisan nafas nya, ia menutup matanya.
Inikah akhir hidup nya? Kalau begitu tolong kabul kan satu saja permohonan nya.
Tolong... Buat waras teman-teman nya yang sudah mirip monyet lepas kandang ini.
Ya, hanya itu permintaan nya.
"Selamat tinggal dunia tipu-tipu... Gue mau mati dulu dah~." Batin nya. Kemudian pandangan nya menjadi gelap gulita.
.
.
.
Disisi lain ada bocah yang tidur nya terganggu lantaran bunyi berisik dari arah ruang makan beserta sinar matahari yang menyoroti pandangan matanya.
"Eughh.." Lenguh bocah itu sambil menggeliat-liat di atas kasur empuk nya.
Detik kemudian ia tersentak kaget. "Hwaa! Gue matik!" Pekik nya sambil terduduk di atas kasur empuk tersebut.
"Ehh.. Loh? Kok masi idup?" Tanya nya pada diri sendiri seraya meraba-raba seluruh bagian tubuh nya.
"Ehh?? Hah? Ntal kok ini ada yang aneh nih." Ia pun melihat ke arah aset berharga nya bertengger.
"... K-kok.. J-jadi nyusut gini aset gue?!!" Pekik nya lantaran aset menyusut menjadi kecil.
"Gue kok juga jadi cadel dan..dan su-suala gue?! Hwaaa mak!" Dia memegang kepalanya dengan dua tangan lantaran frustasi.
"Nih juga kamal punya siapa?! Ehh jangan-jangan...."
Mengikuti feeling nya yang merasakan hal buruk pada tubuh nya, ia pun segera melihat sekitar untuk mencari sebuah cermin.
Ia pun menemukan nya. Segera ia beranjak dari kasur nya dan langsung menghampiri cermin full-body yang ada di pojok kamar tersebut.
"...... Njink.. Fiks ini mah gue tlansmiglasi..., juancok!" Ia makin dibuat stres saat mengetahui fakta bahwa ia bertransmigrasi ke tubuh bocah berumur 10 tahun.
Ia pun menjadi tantrum karna dirinya berada dalam raga bocah laki-laki yang lebih condong ke cantik dan imut.
Saat sedang asik tantrum tiba-tiba ada suara ketukan pintu yang menginterupsi kamarnya.
Tok
Tok
Tok.."Napa?!" Pekiknya pada orang yang mengetuk pintu kamar.
... Di tunggu punya tunggu tidak ada jawaban dari luar.
"Ck! Siapa?!" Dia makin mengeraskan suara nya.
Tok
Tok
Tok.."Tuan mari turun ke bawah untuk sarapan." Ucap seorang wanita dari balik pintu tersebut.
Hah?.. Apa? Sarapan? Dengan siapa?
"Hah? Lu saha anying?!" Dia pun makin di buat bertanya-tanya.
"Tuan ayo cepat turun, yang lain sudah menunggu." Ucap wanita itu lagi.
Ahh.. Sekarang Aziel sudah paham. Rupanya kamar yang di tempatinya ini sebuah kamar kedap suara. Suara dari dalam tidak akan terdengar dari luar tapi suara dari luar dapat di dengar dari dalam.
Karna sudah paham Aziel berlari kecil kedepan pintu nya dan sedikit membuka pintu tersebut.
"Sapa yang nunggu?" Tanya nya to the point pada wanita tersebut, yang ia yakini seorang maid.
"Keluarga anda sudah menunggu anda di bawah tuan." Jawab maid tersebut.
"Ahh.. Oke ntal g-aku bakal tulun." Aduh.. Hampir saja ia keceplosan mengatakan lo-gue pada maid tersebut. Kan mana mungkin ada bocah berumur 10 tahun yang berucap seperti itu.
"Anda harus segera turun tuan, mereka sudah menunggu sekian lama di meja makan. Baiklah, kalau begitu saya permisi." Ucap maid tersebut yang pamit undur diri.
"Ck. Nungguin? Pft- mana mungkin." Batin Aziel. Benarkan apa yang ia pikirkan? Mana mungkin mereka menunggunya sementara mereka asik bercanda di meja makan, dan lagi suara piring dan alat makan nya sudah terdengar jelas. Yang mana itu menandakan mereka sudah memulai sarapan nya sedari tadi.
Tapi ya sudahlah ia menurut saja. Dengan rasa malas nya ia menutup pintu kamar nya kembali dan pergi ke bawah menggunakan tangga, untuk pergi sarapan.
Di bawah ia melihat keluarga nya yang sedang asik makan serta mengobrol.
"Ehh.. Kok muka nya kek familiar ya? Apa perasaan gue aja?" Batin nya ketika melihat rupa orang-orang yang berada di meja makan tersebut.
Ia pun langsung duduk di meja makan. Ia duduk di kursi yang paling ujung, menghindar dari yang lainnya.
"Loh.. Kak Zian gak duduk di sini?" Tanya seseorang sambil menunjuk bangku kosong di sampingnya.
"Hm? Ndak usah." Tolak Aziel mentah-mentah.
"Ehh.. Kenapa? Van suka loh waktu kaka duduk di samping Ivan. Ayolah kak duduk sini~" Rengek nya pada Zian.
Ehh.. Tunggu Zian? Seperti nya Aziel pernah mendengar nama itu, tapi di mana?
"Zi, lo gak liat adek ngerengek ni minta lo duduk di samping dia." Ucap yang lainnya pada Zian dengan nada dingin.
"Lalu?" Sementara itu Aziel hanya menjawabnya dengan ketus.
Secara tiba-tiba ada seseorang yang membentaknya.
"Ziandra Azielan Mahendra!"
_____________
Hohohoho~ pa kabar~?
Ya hehe sorry sorry.. Bukan nya ngurus cerita yang sebelumnya malah bikin cerita baru :v
Gomen gomen, habisnya ary lagi buntu nih, sementara tangan gatel pen nulis cerita baru.
Sorry ya.. Kan daripada kalian nunggu cerita yang bakal lama apdet itu mending bkin yang lain lagian paling ary bakal sering up disini.
Okeh sekian basa-basinya.
Papay! Moga besok masi idup ya
KAMU SEDANG MEMBACA
The little troublemaker
FantasyRemaja pembuat onar berumur 17 tahun tiba-tiba jadi bocah umur 10?! WHAT?!!?! Perkenalkan dia Aziel, anak yang suka berbuat onar di sekolah nya. Pada saat ingin makan di kantin sambil mengobrol dengan teman nya tiba-tiba tersedak oleh seekor lalat...