2. Kesialan beruntun

1.5K 129 7
                                    

"Ziandra Azielan Mahendra!" Bentak seorang pria yang nampak sudah berkepala tiga.

"Hah?.. Zian.. Apa?" Gumam Aziel, yang mencoba untuk mencerna nama yang baru di sebutkan tadi.

Nah! Ia ingat sekarang.

Pantas saja wajah orang-orang ini begitu familiar bagi nya, rupanya orang-orang ini berasal dari komik yang ia baca.

"Gila. Gue gak mau ngakuin ini sih tapi mereka beneran pada cakep jir. Visualnya aja dah cakep, lah ini real depan muka cok. Waduh gak kuat cahaya kecakepan nya terang benderang jirr!" Pekik nya dalam hati.

Sekarang ia tau diamana ia berada. Sekarang ini ia tengah berada di tubuh seorang bocah laki-laki bernama Ziandra Azielan Mahendra
Bungsu ohh tunggu...atau.. Mantan bungsu? Yang pasti ialah anak yang umur nya paling muda di banding kan yang lainnya (dan paling cebol tentunya.) Dia ini hanya seorang pemeran sampingan saja sebenarnya, hanya saja ia cukup  sering di soroti dalam komik. Entah apa penyebabnya. setiap kali ada sesuatu, pada akhir scene ia akan selalu menjadi sorotan. Seolah.. Ada sesuatu yang hendak di sampai kan oleh sang penerbit.

Balik lagi pada pembahasan awal. Zian adalah putra yang paling muda di anatara putra William Gianva Mahendra yang lain. Sifatnya terkesan sedikit cuek (pada orang asing), manja, dan suka merengek. Nasib nya ini tak kalah jauh dari sang antagonis utama Xavieren Iseandy Vincent. Yang tentu nya sifat mereka tak jauh berbeda.
Zian adalah anak yang di telantarkan begitu saja oleh keluarga nya, di dalam novel tak di jelaskan secara signifikan akan dirinya jadi tak ada yang tau akan hal itu.
Sementara kakak-kakak nya yang lain ini memiliki peran penting dan ada juga yang termasuk male lead dalam cerita tersebut. Sejujurnya Zian dan Sean tak pernah bertemu di dalam alur novel tersebut, membuat informasi tentang Zian pun amat sedikit.

Sementara kita akan membahas anak lain yang berumur 2 tahun di atas Zian, yang tadinya merengek agar dapat duduk dengan nya. Alivan Taenka Mahendra. Sahabat karib dari sang protagonis, biasanya Ivan lah yang menolong sang protagonis saat dalam kesulitan.

Kita kembali pada Zian.

"Zian apa kau tak dengar tadi?" Ucap putra kedua keluarga Mahendra. Namanya Yoandra Tiolan Mahendra.

"Ya memang kenapa? Ini kan hanya masalah tempat duduk. Apa salahku jika ingin duduk di sini?" Zian merasa sedikit kesal lantaran keluarga nya ini benar-benar mendesaknya untuk duduk di samping Ivan.

"Zian." Kini sang sulung yang angkat bicara, namanya Arfelix Jeanno Mahendra.

"Ck." Akhirnya Zian pun mengalah dan turun dari kursinya yang cukup tinggi tersebut. Tak ayal ia sedikit kesusahan untuk turun.

Sedikit menggurutu ia pergi ke kursi yang berada di samping Ivan dan duduk di sana. Lagi-lagi ia kesusahan. Mau bagaimana lagi tingginya hanya 125 cm sementara kursinya 5 centi lebih tinggi dari jangkauan kaki nya.

Setelah duduk bukannya di biarkan makan dengan tenang kursinya malah di tarik oleh Ivan agar sedikit mendekati dirinya.

Dan lagi Ivan malah menyenderkan kepalanya pada pundak Zian sambil mengunyah.

Lain halnya dengan yang lain, yang malah memekik gemas dalam hati akan tingkah Ivan.

"Kak nanti kita besok berangkat ke sekolah bareng-bareng ya!" Ivan berucap antusis. Sementara Zian hanya menanggapinya dengan deheman.

Selesai sarapan Zian hendak kembali ke dalam kamarnya, tapi sebelum itu ia langsung di cegat oleh Ivan yang berniat untuk mengajak nya bermain bersama.

.

.

.

"Sialan, kenapa bisa gue ada di sini sih..." Gumamnya pelan. Ia duduk sambil meraup wajah nya kasar.

The little troublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang