Prologue: Kelahiran Putra Seokjin dan Namjoon

227 26 7
                                    

Kim Namjoon adalah seorang carrier; di mana laki-laki sepertinya dianugerahi sebuah rahim selayaknya wanita, dan bisa pula mengandung jika dibuahi oleh seorang laki-laki dominan.

Pada kasus ini pun, kehamilan pada pria carrier biasanya cenderung lebih berisiko, baik itu terhadap keadaan si 'Ibu' maupun bayi di dalam kandungannya. Karena itu, diperlukan dedikasi yang besar guna merawat kandungan sejak dini, dan tak sulit bagi Namjoon untuk mendapatkan semua treatment kehamilan yang cukup mahal selama dia mengandung anaknya dan sang suami-Kim Seokjin.

Lahir dari anak seorang pengacara kondang di negara kelahirannya, Korea Selatan ini, sudah pasti membuat kehidupan Namjoon sangat terjamin.

Di sisi lain pula, Namjoon menikah dengan seorang pewaris tunggal dari pengusaha anggur ternama seperti Seokjin, sehingga dengan itu, dia tak akan kekurangan apapun.

Lalu malam ini, Namjoon tengah berjuang di antara hidup dan mati di rumah sakit ketika usia kandungannya sudah mencapai waktu bersalin.

Sedangkan di luar kamar bersalin, tampak Seokjin dan keluarga inti dari masing-masing keluarga terlihat menanti dengan harap-harap cemas.

"Apa mereka akan baik-baik saja, Eomma?" Seokjin terlihat tidak tenang di tempatnya duduk selagi kedua tangannya terjalin. Wajah rupawannya pun terlihat tegang.

"Banyak-banyaklah berdoa, Nak," jawab sang ibu dengan lembut dan satu tangannya refleks terangkat untuk mengusap pelan punggung lebar anak laki-laki kesayangannya itu.

Seokjin hanya sanggup mengangguk lemah, dan kembali menatap resah ke arah pintu ruang bersalin yang ada di depannya.

Sudah empat puluh menit lebih berlalu sejak Namjoon masuk ke dalam sana, dan dokter belum juga selesai menangani Namjoon.

"Namjoon dan anakmu akan baik-baik saja, Seokjin," ayah kandung Namjoon itu ikut buka suara saat ketegangan begitu mendominasi suasana di antara mereka, dan dia tersenyum hangat ketika Seokjin menoleh ke arahnya dengan tatapan mata yang menampakkan kekhawatiran nyata.

Lagi-lagi, Seokjin hanya bisa menanggapinya dengan anggukan pelan, dan para orang tua di sana paham benar jika pikiran Seokjin tengah tidak karuan pada saat ini.

Wajar saja, sebab kehamilan pada pria carrier bukan hal yang mudah, dan selama Namjoon mengandung anak mereka, Seokjin benar-benar menjaga suaminya itu agar terhindar dari kemungkinan-kemungkinan terburuk.

Proses melahirkan pun tak kalah berisiko, dan oleh sebab itu, Seokjin sungguh-sungguh takut jika sesuatu yang tak menyenangkan terjadi kepada Namjoon dan anak mereka berdua.

Doa pun tiada henti-hentinya Seokjin panjatkan ketika dia dengan sabar menanti di luar kamar bersalin, dan kecemasannya makin bertambah seiring dengan berjalannya waktu, hingga tiba-tiba-

semuanya yang tengah menunggu di lorong rumah sakit itu bisa mendengar suara tangisan bayi dari arah kamar bersalin.

"Eomma, itu-" mata Seokjin membulat ketika dia menoleh ke arah sang ibu yang terlihat menutup mulutnya akan perasaan terkejut.

"Eomma juga dengar, Nak," jawab ibu Seokjin tersebut setelahnya, dan Seokjin spontan saja berdiri dari duduknya; kelihatan tak sabar untuk menanti kabar dari dokter kala dia berjalan menghampiri pintu ruang bersalin yang masih tertutup rapat dengan diikuti oleh oleh ayahnya dan ayah Namjoon.

Lalu tak lama kemudian, seorang wanita setengah baya yang merupakan dokter kandungan itu keluar juga dari dalam ruang bersalin bersama seorang perawat perempuan.

"Bagaimana kondisi suami dan anakku, Dokter Han?" Seokjin secepatnya mengajukan pertanyaan.

Wanita bernama Han Sooji itu serta-merta tersenyum ramah di balik masker yang dia kenakan. "Sebelumnya, selamat untukmu dan keluarga, Kim Seokjin-ssi, anakmu adalah laki-laki dominan," katanya ketika itu, dan hal tersebut mengundang berbagai macam reaksi dari para entitas yang ada di sana. "Lalu mengenai kondisi suamimu-dia baik-baik saja, begitu juga dengan anakmu."

Kelegaan langsung saja terlihat jelas di wajah Seokjin berikut dengan para orang tua yang ada di tempat itu.

"Terima kasih, Tuhan," ibu dari Namjoon itu terlihat sangat bersyukur, dan suaminya turut tersenyum karena letupan senang di dadanya.

Sementara itu, tak disangka-sangka Seokjin malah terisak di pelukan sang ayah ketika dia mendengar kabar bahagia demikian.

"Mereka berdua selamat, Appa," ucap Seokjin disela tangis harunya, dan sang ayah spontan tertawa dengan jumawa selagi tangan kanannya menepuk-nepuk pelan bahu kokoh Seokjin.

"Selamat, Nak. Kau dan Namjoon kini telah resmi menjadi orang tua untuk anak kalian berdua," balas ayah Seokjin itu, yang mana berhasil mengundang senyuman senang dari orang-orang di sana.

Sementara itu, kata-kata tadi membuat Seokjin makin tak bisa menahan tangis bahagianya. "Terima kasih banyak sudah bertahan, Namjoon-ah ..."

.

.

.

-TBC-

Kejutan! ^^

Cerita ini terpikirkan saat aku sakit di waktu Minggu lalu, dan setelah sempat absen menulis, aku akhirnya nulis bagian prolog seperti di atas :)

Tapi, cerita ini akan sangat mungkin very-very slow update, karena aku mau prioritaskan book 'Obsession 2' dulu

Jadi, semoga menambah asupan JinNam kalian :))

Papa, Do You Love Me? [JinNam] [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang