05: Untuk Pertama Kalinya, Sejak Beberapa Waktu Berlalu

153 21 4
                                    

Harusnya, pagi ini Namjoon akan melihat hadiah yang sudah Seokjin janjikan kepadanya di malam lalu.

Harusnya, Namjoon tidak perlu memendam rasa penasarannya jauh lebih lama lagi daripada yang telah dia setujui.

Tetapi, semuanya berakhir pupus ketika pagi-pagi sekali, Soobin telah membuat satu mansion geger karena anak laki-laki itu yang mengalami demam tinggi.

Maka, di sinilah Seokjin dan Namjoon sekarang---Seoul Hospital---untuk memeriksa keadaan Soobin.

Sementara Seokjin kelihatan cemas, Namjoon justru terlihat lempeng ekspresinya ketika mereka berdua setia menanti sang anak yang tengah diperiksa oleh seorang dokter spesialis anak. Kedua lelaki itu berdiri berdampingan di sisi ranjang rumah sakit, dan ketika dokter laki-laki tersebut akhirnya selesai memeriksa, pria bermarga Ong itu beralih menatap pasangan Kim di depannya.

"Yang terjadi pada Soobin adalah gejala dari cacar," mulai dokter muda itu. "Jadi, kusarankan agar Soobin jangan dimandikan dulu sebelum demamnya turun," lanjutkan yang menginformasikan.

"Apa lagi tidak boleh dilakukan, Dok?" tanya Seokjin yang masih merasa khawatir.

Dari sana, dokter anak yang memeriksa Soobin tadi mulai menyebutkan beberapa saran serta pantangan mengenai cacar pada bayi. Salah satu di antaranya ialah; mengenakan pakaian yang longgar dan lembut, serta jangan sampai menggaruk cacar jika nantinya mulai timbul di kulit anak itu.

"Karena demam Soobin masih sangat tinggi, maka aku tak bisa menyuntikkannya vaksin varicella," kata dokter itu lagi seraya tersenyum tipis. "Sebaliknya, aku akan memberikan obat minum saja agar bisa membantu meredakan demamnya terlebih dulu."

Mengangguk paham, Seokjin membalas dengan, "Kira-kira berapa lama cacar ini akan terjadi?"

"Biasanya akan memakan waktu sekitar satu sampai dua minggu sejak anak mengalami demam," jawab pria Ong itu. "Tapi itu juga tergantung pada daya tahan tubuh dari masing-masing anak, Tuan Kim."

Entah harus tenang atau bagaimana, namun yang jelas, Seokjin merasa sangat bersyukur ketika demam putranya itu bukanlah sesuatu yang bersifat bahaya.

.

.

.

Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah, Namjoon kelihatan masam terus wajahnya. Si manis itu bahkan tak berbicara sepatah katapun kepada Seokjin yang duduk di sampingnya sembari menggendong bayi mereka.

Walaupun begitu, telinga Namjoon tetap aktif mendengar segala ocehan Seokjin mengenai Soobin kepadanya.

"Menurutmu para orang tua harus tahu mengenai ini, Joon-ah?" Seokjin meminta pendapat sang suami ketika perhatiannya tidak lepas ke arah Soobin yang sesekali masih rewel.

Namun, tak ada tanggapan apapun dari Namjoon, sehingga mau tidak mau, Seokjin terpaksa menoleh ke arah kirinya dan mendapati si jelita yang rupanya tengah asyik bermain ponsel.

"Namjoon-ah, kau dengar aku?" Seokjin serta-merta menegur Namjoon dengan halus.

Tetapi, pria yang lebih muda tetap saja menyueki Seokjin; entah benar-benar tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengar.

"Namjoon-ah, bisa kau simpan dulu ponselmu?" Seokjin kembali memanggil si manis yang air mukanya tampak tertekuk, dan untuk kesekian kalinya, dia tetap tak mendapatkan respon apapun dari pasangan hidupnya itu.

"Kim Namjoon---aku sedang bicara denganmu," sifat Namjoon yang tidak menyenangkan itu tak pelak membuat Seokjin menjadi sedikit kesal.

"Apa?" Namjoon yang ditegasi seperti itu kelihatan makin keruh air mukanya saat dia akhirnya menoleh ke arah Seokjin. "Apa yang kau inginkan?"

Papa, Do You Love Me? [JinNam] [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang