06: Sebuah Usaha Untuk Menyenangkan Hati Orang Terkasih

105 14 10
                                    

Jika Seokjin dan Namjoon berakhir bertengkar, maka biasanya itu tidak akan terjadi dalam jangka waktu yang lama, karena Seokjin tidak tega bila dia terus-terusan mendiamkan Namjoon.

Rekor terlama pasangan suami-suami tersebut saat marahan ialah hanya bertahan seharian penuh, dan sisanya, rasa kesal yang kedua lelaki itu rasakan terhadap satu sama lain akan dengan cepat luntur begitu saja.

Tentunya, Seokjin pula yang akan selalu meminta maaf terlebih dahulu, baru kemudian, maaf dari Namjoon akan menyusul.

Hal itu pun kembali terjadi lagi, di mana ketika malam hari telah tiba, Seokjin yang akhirnya masuk ke dalam kamar utama langsung saja berjalan mendekati sang suami yang tampak tengah duduk di atas ranjang dengan punggung yang menyandar di penyangga tempat tidur; sedang asyik membaca sebuah buku.

Menarik napas dalam-dalam, Seokjin yang mencoba untuk mengenyahkan perasaan gugup di dalam diri pun menyapa, "Hey, my love."

Namun, tak ada tanggapan apapun dari Namjoon, dan Seokjin sudah bisa menduga hal ini sebelumnya. Bagaimanapun, pasangannya itu harus dibujuk terlebih dahulu jika mereka berdua hendak berbaikan.

Untuk itu, Seokjin yang masih tampak rapi dalam balutan setelan kerjanya lantas berakhir mendudukan diri di pinggir ranjang. "Buku apa yang sedang kau baca?" mulai lelaki tampan itu kemudian.

Namun, lagi lagi Namjoon tak bersedia untuk menjawab. Dia total mengabaikan keberadaan suaminya itu, dengan tetap fokus membaca kalimat demi kalimat yang sedang dia resapi maknanya.

Melihat itu, Seokjin yang tak kuat didiamkan lama-lama oleh pria kesayangannya pun kembali berkata, "Maafkan aku, ya?" tatapan pria yang lebih tua tampak begitu teduh kala seokjin memandang lembut ke arah Namjoon yang terus sibuk membaca.

Nahas, tetap tak ada respon apapun dari sang lawan bicara, sehingga hal yang si jangkung lakukan berikutnya ialah menutup buku yang tengah dibaca sang suami, kemudian menjauhkan benda itu dari gapaian si manis yang langsung saja menatapnya dengan tajam; tampak kesal karena kegiatan membacanya diganggu begitu saja.

"Kembalikan bukuku," Namjoon berujar dengan suara yang terbilang cukup ketus.

Sudah pasti, Seokjin tak menurut, melainkan beralih meraih kedua tangan Namjoon untuk dia genggam dengan lembut. "Maafkan aku, ya, sayang?" kembali melontarkan permintaan maaf kepada si jelita, Seokjin langsung saja mengeratkan kuncian tangannya ketika yang bersangkutan hendak menarik tangan.

Berdecak akan perasaan jengkel, Namjoon yang masih mempertahankan sorot kekesalannya itu serta-merta menimpali dengan, "Mudah sekali bagimu untuk meminta maaf setelah membuat mood-ku berantakan selama seharian ini, Kim Seokjin-ssi?"

Terkekeh kecil karena mendengar honorifik yang tersemat di panggilan formal tadi, Seokjin yang masih setia menatap ke arah wajah ayu sang suami pun menjawab, "Aku tak bermaksud, honey bear. Aku hanya panik karena tiba-tiba mendapati Soobin yang demam tinggi seperti tadi pagi."

Penjelasan itu dihadiahkan sebuah dengusan geli dari sang lawan bicara. "Terserahlah," balasannya kemudian yang terkesan acuh tak acuh.

Tanggapan demikian mengundang Seokjin untuk mendaratkan sebuah ciuman sayang di kedua punggung tangan prianya. "Maafkan aku, ya?" lagi-lagi sang dominan meminta maaf dengan kesabaran yang begitu tinggi. Tatapan Seokjin sendiri turut mengunci kedua manik coklat gelap milik Namjoon yang jernih.

Dari sana, sepasang suami-suami tersebut berakhir bungkam selagi keduanya saling memandang dengan sorot mata yang penuh dengan cinta kasih. Namjoon sendiri langsung saja menemukan ketulusan yang nyata dari pancaran mata elang milik sang suami, sehingga pengaruhnya praktis saja membuat debar jantung si manis itu menjadi agak tidak karuan.

Papa, Do You Love Me? [JinNam] [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang