bertemu lagi

208 20 0
                                    

Salma memasuki pekarangan restoran mewah yang menjadi tujuan acaranya malam ini. Dari luar sudah tampak dan terdengar euforia perayaan. Langkahnya mulai menyusuri masuk ke dalam bangunan yang ternyata sudah ada banyak orang Disana. Menyapa dan saling bertegur dengan beberapa orang yang ia kenali. Sampai seseorang memanggilnya sembari lambaikan tangan.

"Salma, Di sini." Seru Nabila.

Salma tersenyum senang dan lalu pergi menghampiri Nabila yang duduk bersama si pemilik acara, Paul.

"Sorry, gue telat ya?" Tanya Salma.

Nabila menggeleng, "engga Sal, santai aja." Jawab Nabila.

Salma jadi heran, yang punya acara siapa sebenarnya?.

"Eh, selamat ya ul, udah makin tua ya lo." Kata Salma sembari menyerahkan sebuah paperbag Pada Paul.

"Ada titipan salam juga dari mama papa gue. Sama abang-abang gue, lagi keluar kota tuh mereka, gabisa Dateng." Lanjutnya lagi.

"Kenapa ga sekalian Lo bawa bokap nyokap Lo kesini?"

"Yakali gua bawa mereka ke party. Ada-ada aja Lo." Jawab Salma, dua orang itu tertawa mendengarnya.

Paul adalah sepupu Salma, dan Salma adalah orang paling berjasa atas pertemuan Paul dan Nabila. Salma yang memperkenalkan keduanya sekaligus menjadi jembatan saat Paul dan Nabila masih dalam masa pendekatan. Pun setiap setiap ada simpang siur antara hubungan kedua temannya itu, Salma selalu menjadi penengah dan pendengaran baik bagi mereka.

Dan hari ini adalah hari ulang tahun Paul, lelaki itu merayakan hari spesialnya dengan mengundang beberapa orang temannya dan termasuk Salma.

Ketiga orang larut dalam obrolan ringan yang sesekali diselingi gelak tawa yang pecah diantara mereka. Dan saat ditengah obralan itu, seseorang lelaki datang menghampiri perkumpulan mereka.

"Sorry, gue telat. Ada masalah dikit tadi di jalan." Kata lelaki itu sembari ber fist bump bersama Paul. Lalu berganti pada Nabila.

Jangan tanyakan Salma, saat ini dirinya benar-benar tak percaya dengan siapa yang hadir di depan matanya ini.

'dia lagi?,' batin Salma.

Gadis itu hendak beranjak pergi, namun lebih dulu lelaki menyapanya. Salma mengurungkan niatnya.

"Salma?"

Siluet mata keduanya bertemu beberapa detik sampai Salma mengalihkan pandangannya pada Paul dan Nabila yang menatap mereka dengan tatapan bingung.

Salma kembali menoleh,"Rony," gumamnya lirih.

Paul mengernyit bingung, "lho, Ron. Kalian saling kenal?" Tanya Paul.

Rony dan Salma saling melirik sekilas.

"Iya," jawab mereka bersamaan.

"Hah, serius? Kok gue ga tau Ron, lu kenal sama Salma, sepupu gue?" Cecar Paul.

"Ck, perlu banget lu tau kenalan gue?" Tukas Salma.

"Oh, jadi Salma sepupu Lo?" Tanya Rony. Paul mengangguk.

Kecanggungan menyeruak masuk diantara antara Salma dan Rony. Ingin rasanya Salma pergi menjauh sekarang, namun apa kata mereka nanti?.

Nabila mendekat kearah Salma, "eh kalian janjian ya, cie itu bajunya samaan." Bisik Nabila yang nyatanya masih bisa di dengar oleh kedua orang lainnya.

"Apa Sih, Nab." Elak Salma.

Benar saja setelah Salma perhatikan diam-diam, dress dan kemeja yang Rony gunakan berwarna senada. Sampai sepatu dan flatshoes mereka hampir sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Radar Semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang