Chapter 5

88 17 5
                                    

"Gimana hasilnya?"tanya Marsha ketika selesai berganti pakaian. Kali ini dia diminta kembali oleh Joanna untuk menjadi model dari clothing brand edisi terbaru miliknya.

Joanna masih memandangi foto-foto Marsha yang dia ambil dari layar monitor. "Nggak diragukan lagi kalau aura model lo masih kuat banget, Kak. Balik jadi artis lagi sana, sayang banget kalau gini"

Marsha tertawa. "Bisaan banget kalau muji"balas Marsha.

"Kalau nggak series, lo nggak mau coba yang lain? Teater? Musikal?"tanya Joanna. "Gue tahu lo suka banget sama akting, Kak"

"Untuk saat ini belum sih, Jo. Gue masih menikmati keseharian gue sekarang, masih sangat nyaman"ucap Marsha.

"Oh oke, tapi kalau lo suatu saat tertarik, gue ada kenalan yang bisa ngasih lo info soal audisi teater atau musikal"ucap Joanna.

Marsha mengangguk. "Iya, makasih ya tawarannya"

"Sama-sama, Kak"balas Joanna. "Kakak langsung pulang? Mau makan bareng nggak?"

"Enggak deh, gue mau langsung balik ke kafe. Lo jangan telat makan ya, kalau ada waktu mampir ke kafe"ucap Marsha.

Joanna mengacungkan jempolnya. "Siap, sekali lagi terima kasih ya udah bantuin gue"

Marsha mengacak poni Joanna. "Sama-sama, kayak sama siapa aja sih lo, Jo"ucap Marsha. "Ya udah gue balik duluan ya"

"Hati-hati pulangnya, Kak"

Marsha keluar dari gedung studio Joanna dan berjalan menuju tempat dimana mobilnya terparkir. Sesampainya di mobil, ketika hendak membuka pintu, seketika itu juga tubuhnya membeku ketika mendengar seseorang memanggil sebuah nama yang sangat familiar baginya.

"Laura!"

Tubuhnya membeku sesaat, dia mencoba mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa seseorang yang memiliki nama itu bukanlah orang yang dikenalnya. Itu hanya orang asing, banyak orang yang memiliki nama itu. Ya benar, itu bukanlah dia. Tak mungkin gadis itu berada disekitar sini di jam segini. Dia orang sibuk, tidak mungkin orang yang sibuk berkeliaran disini pada siang hari.

Untuk membunuh rasa penasarannya, Marsha memberanikan diri untuk melihat siapa gerangan orang yang bernama 'Laura' itu.

"Sial"gumam Marsha setelah melihat sosok gadis di seberang sana. Rasa penasarannya kini telah menghilang berganti dengan perasaan yang sulit dia jelaskan. Yang pasti, dalam angan terliarnya pun, dia tak pernah berpikir akan bertemu dengan gadis itu lagi. Namun nyatanya kini dia melihatnya di tempat yang tidak dia duga, tempat yang memiliki kemungkinan terkecil untuknya bertemu dengan dia.

Marsha buru-buru masuk ke dalam mobil dan segera pergi meninggalkan tempat. Dia pergi dengan hati dan pikiran yang berkecamuk.

***

Chava membuka pintu kafe dan memasukinya meski di pintu terpampang tanda 'TUTUP'. Suasana kafe sangat sepi, dia tidak melihat seorang pun disana. Namun tak lama setelah itu keluarlah seseorang dari pintu dapur.

"OH!"seru Fabian ketika dia melihat Chava berdiri di depan counter.

Chava melempar senyum. "Kak Marsha ada?"

"Ada"ucap Fabian lalu melirik pintu dapur. "Bos ada di dapur. Masuk aja, gue juga udah mau pulang kok"

"Nggak papa, nih? Gue kan orang luar"ucap Chava.

"Nggak papa, Bos pasti juga nggak keberatan"ucap Fabian. "Sekalian minta tolong dong, bujuk Bos buat pulang"

"Emang Kak Marsha lagi ngapain?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Yours || milkciizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang