7

376 52 13
                                    


Taeman melepaskan pegangan tangannya pada Haru setelah dirasa langkah mereka sudah cukup jauh dari area supermarket. Kesempatan tersebut diambil Haru untuk meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Meski dia bukanlah seorang pencuri, namun Haru juga takut apabila dijadikan jaminan. Sudah seperti buronan yang kabur saja.

Haru bersumpah akan membalas kelakukan Taeman dan Haerak yang membuatnya sial siang ini!

"Dasar pencuri! Bagaimana jika dia melaporkan tingkah kalian berdua kepada Letnan Lee? Jangan bawa-bawa namaku dalam tindak kriminal kalian, ya!" kecam Haru pada Taeman dan Haerak yang masih sibuk mengatur napas mereka.

Haerak membuka kaleng bir soda hasil jarahannya di supermarket beberapa saat lalu, dan menegaknya beberapa saat.

"Tenanglah Haru-ya, apa yang kau khawatirkan? Bukankah Letnan Lee justru akan membantu kita?" ujar Haerak setelah menghabiskan minumnya hingga tandas.

"Membantu seperti apa yang kau maksud?"

"Tentu saja dia akan membayar makanan ini, bukan begitu Haerak?" Taeman menjawab ucapan Haerak dengan santai, dia bahkan membuka bungkus camilan yang disembunyikannya di balik baju militernya itu tanpa malu.

Haru dibuat menganga. Meski tak asing dengan tingkah memalukan Taeman dan Haerak di drama yang ditontonnya, Haru masih tak percaya bahwa Taeman dan Haerak se-tidak tahu malu itu aslinya.

"Pabbo!"

Haerak tertawa terbahak sembari memukul kepala Taeman yang turut mengeluarkan tawanya.

Haru tak ingin semakin gila di sekeliling mereka, lebih baik gadis itu menelusuri daerah sekitar untuk mencari ubi ungu. Tersangka utama yang sejak awal mengganggu pikiran Haru karena tak kunjung ia temukan disepanjang jalan. Bukan Haru tak senang apabila ubi ungu itu sirna, hanya saja kejadian saat ini terasa tak masuk akal di otaknya.

Kenapa dia bisa tiba-tiba berada di dunia para pemain DAS dan menjadi salah satu tokoh tambahan disini? Sebenarnya apa perannya di drama tersebut? Jika untuk memusnahkan ubi ungu, rasanya tak masuk akal karena dia tak kunjung menemukannya hingga kini.

Haru dibuat frustasi sembari melangkah tak tentu arah meninggalkan Taeman dan Haerak yang menyusul langkah Haru dibelakangnya. Meski mereka meneriaki Haru untuk turut memakan makanan hasil jarahan keduanya, Haru seakan menulikan telinga dan lebih memilih berjalan lebih dulu untuk menetralkan pikirannya.

"Darimana saja kalian?!"

Haru tersentak melihat kedua pria berseragam tentara tiba-tiba saja berdiri menjulang dihadapannya membuat gadis itu memberhentikan langkahnya secara mendadak, diikuti Taeman dan Haerak yang berwajah pias.

"Letnan Lee?"

"Kalian ini benar-benar! Kenapa kalian memisahkan diri dari teman sekelas kalian, huh?! Bukankah sudah kami perintahkan kalian untuk tetap diam di tempat dan beristirahat?! Apa susahnya bagi kalian untuk mendengarkan interupsi kami?! Bagaimana jika kalian terluka?! Apakah kalian bisa mempertanggung jawabkan diri kalian sendiri?! Dasar merepotkan!" ocehan itu berasal dari tentara Kim Won Bin.

Sementara Letnan Lee menatap ketiga anak sekelas itu dengan tatapan tenang, namun menusuk.

"Ini salah kami berdua, Pak." Taeman membuka suara, tak tega melihat Haru yang menunduk takut.

"Ya, memang ini salah kalian. Sudah puas membuat seluruh tentara lain mencari kalian dan membuat Bu Park khawatir?" ujar Letnan Lee menatap Taeman tepat di matanya.

Bu Park. Haru seketika membulatkan matanya mengingat tentang Bu Park. Dia mengingat scene ini, dimana Bu Park memisahkan diri karena sibuk mencari Taeman dan Haerak yang tiba-tiba menghilang dari barisan. Lalu bertemu ubi ungu dan ... kalian jelas tahu yang selanjutnya terjadi.

Duty After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang