9: Wang Yi's Nightmare

749 113 2
                                    

"Wang Yi, ayo cepat bangun! Kamu bilang jam 8 ada jadwal latihan basket."

Wang Yi menggeliatkan tubuhnya. Tidak seperti hari-hari biasanya, ia dengan sangat mudah dibangunkan pagi ini oleh mamanya.

Mama Wang Yi bercekak pinggang saat melihat Wang Yi sudah mengambil posisi duduk sambil mengucek kedua matanya.

"Andai bangunin kamu buat sekolah semudah bangunin kamu buat latihan basket. Mama pasti gak akan darah tinggi setiap pagi, Wang Yi."

Mata Wang Yi yang sudah sepenuhnya terbuka menatap mamanya dengan tatapan polos tanpa rasa bersalah. "Hehe, kalau gitu gak usah sekolah aja setiap hari, Ma. Aku gak apa-apa kok kalau latihan basket setiap hari."

Mama Wang Yi menghela napas panjang. Dirinya tak menghiraukan Wang Yi dan langsung membereskan keranjang baju kotor milik Wang Yi yang ada di depan kamar mandi. 

"Ngomong kayak gitu sekali lagi, mama gunting semua bola-bola kamu."

Wang Yi yang panik mendengar bola-bola basket kesayangannya akan menjadi sasaran amukan sang Mama, ia langsung bangkit dan menghampiri Jia.

"Iya-iya ampun, Ma. Aku usahain buat bangun lebih pagi mulai sekarang. Tapi.."

Kegiatan Mama Wang Yi yang sedang membereskan baju kotor Wang Yi terhenti saat mendengar ucapan putrinya menggantung. "Tapi apa?"

"Tapi, bisa gak kalau setiap pagi gak usah Kak Shiyu yang bangunin aku? Aku gak suka." pungkas Wang Yi.

Mama Wang Yi terdiam sejenak mendengar ucapan putrinya yang memelas. "Emangnya kenapa kamu gak suka dibangunin Shiyu?"

Wang Yi diam sejenak. Ekspresi wajahnya mencerminkan bahwa dirinya sedang berpikir, mengingat-ingat apa yang ia tidak sukai tentang Shiyu.

"Ya aku gak suka aja. Aku merasa dia terlalu.. agresif?" Wang Yi mengucapkan kata terakhirnya dengan lirih.

Jia sebenarnya tahu betul maksud ketidaknyamanan sang anak. Wang Yi adalah anak yang introvert. Sejak kecil, teman dekat Wang Yi bisa dihitung oleh jari. Bahkan, sejak dirinya duduk di bangku SD sampai dengan SMP, teman yang benar-benar dekat dengannya hanya 3. 

Jia tersenyum lembut. Tangannya naik untuk mengusap sambil merapihkan rambut Wang Yi yang masih berantakan setelah bangun tidur.

"Kalau kamu gak mau dibangunin Shiyu lagi, makanya kamu harus bangun lebih pagi sebelum dia datang ke rumah. Kamu tau sendiri dia anak yang selalu tepat waktu. Kalau mama bisa bangunin kamu lebih cepat daripada Shiyu, udah pasti mama kok yang bangunin kamu. Tapi nyatanya seminggu ini kamu selalu langsung bangun setiap Shiyu yang bangunin."

"Iya tapi itu kan karena dia selalu bertingkah aneh-aneh pas bangunin aku." bantah Wang Yi sedikit jengkel saat mengingat-ingat apa saja yang sudah dilakukan Shiyu setiap pagi untuk membangunkannya.

Mulai dari hari pertama yang tidak terduga. Hari kedua yang memakai helm full face. Hari ketiga yang mengintip lewat selimut. Hari keempat yang tiba-tiba ikut berbaring di samping Wang Yi. Dan yang paling membuat Wang Yi kesal adalah saat hari kelima ketika Shiyu tidak sengaja menduduki tangan Wang Yi di atas kasur yang tertutup selimut.

"Intinya aku bisa bangun cepat bukan karena dia yang bangunin, tapi karena dia berulah!" tegas Wang Yi sekali lagi.

Mama Wang Yi tertawa kecil. Anak bungsunya sangat lucu ketika nerajuk seperti ini. "Yaudah, kalau gitu buktiin ke mama kalau kamu bisa bangun lebih pagi. Shiyu selalu datang ke rumah setiap jam 7.15, jadi kamu udah harus bangun sebelum jam 7.15. Gimana, bisa?"

Wang Yi terdiam. Dirinya sendiri sebenarnya tidak yakin akan bisa bangun pada jam tersebut. Rekor bangun terpaginya tanpa dibangunkan orang lain adalah pukul 8, itu pun karena dirinya harus mengikuti kejuaraan basket.

WangYi: My Crush, My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang