Chapter 2

1.3K 113 20
                                    


A/N: Rating T, bahasanya agak kasar. OOC dan sebagainya. Terima kasih bagi yang mau baca, hikss









Yorozuya begitu tenang. Tenang sekali sampai suara angin pun terdengar. Terdapat tiga pasang mata yang saling beradu pandang disana. Yang pertama dengan mata setengah tertutup seperti ikan mati, yang kedua dengan mata datar dan normal, dan yang terakhir mata besar yang membelalak. Tak ada suara keramaian, hanya deru nafas yang terdengar. Pemilik mata biru yang terbelalak itu, tepatnya gadis itu, akhirnya membuka suara.

"GAAAAAHH!!!"

"Apa yang kau lakukan disini, kuso sadist !?"

Gadis itu, Kagura, menunjuk-nunjuk si sadis yang berdiri 3 meter didepannya dengan kesal.

"Kukira kau hanya bodoh, ternyata kau juga buta, china"

Lelaki yang di ketahui sebagai si sadis itu menarik salah satu koper besarnya dan menaruh benda itu ke depan tubuhnya agar bisa terlihat.

"Temee! Apa maksudmu, hah ?!"

"Apa maksudku ? Aku akan tinggal disini, china"

Si sadis Okita Sougo menjawab dengan enteng, seolah tak ada yang salah dengan apa yang dilakukannya. Merasa tidak terima, karena semua ini tidak masuk akal, Kagura segera melompat dan mencoba mengarahkan tendangannya pada Sougo, namun seperti biasa, dengan cepat Sougo menangkisnya. Pertarungan pun terjadi selama beberapa saat sampai Sakata Gintoki, pria yang sedari tadi hanya menyaksikan kini berteriak.

"OI! BOCAH, HENTIKAN!!!"

Ia menatap Sougo sengit.

"Okita! Kalau tidak berhenti, aku tidak akan menginzinkan kau tinggal disini!!"

Sougo mulai berhenti, dan hanya menangkis Kagura yang masih liar. Jika danna melafalkan namanya dengan benar, berarti pria berambut ikal itu sedang serius. Kali ini Gintoki fokus pada Kagura dan menghampirinya.

'DUKK!'

Ia menjitak kepala Kagura. Gadis itu mengaduh kesakitan dan menghentikan aksinya.

"Itaiii, Gin-chann"

Kagura mengusap kepalanya yang kemungkinan benjol itu. Gin melipat kedua tangannya di depan dada dan mulai menceramahi Kagura.

"Kau terima saja kehadiran Sofa-kun disini-"

"Sougo desu"

"Dia sudah membayar sewa sampai 3 bulan ke depan dan mengisi kulkas dengan banyak bahan makanan, berbaiklah sedikit"

Kagura hanya bisa mencibir mendengarnya. Masih tidak terima dengan kedatangan sadis.

"Cih!"

Sougo dengan tanpa permisi langsung menduduki sofa dengan ekspresi angkuh yang ditujukan pada Kagura. Sedangkan Gintoki yang merasa sudah tenang pun kembali melanjutkan membaca jump-nya tanpa memperdulikan yang lain lagi.

"Itu benar china, aku membayar semuanya pakai uang-(Hijibaka-san) ku sendiri. Kau harus berterima kasih dan patuh padaku"

Ia tersenyum sadis. Kagura hanya menatapnya sinis, merasa ada yang aneh dengan kata "uang" yang diucapkan lelaki itu. Menyebalkan. Tapi ia akhirnya hanya diam saja dan bergegas menuju keluar.

"Aku mau jalan-jalan dulu"

Harinya sudah cukup buruk. Ia tidak mau berurusan dengan sadis lagi. Saat baru selesai menuruni tangga, ia merasakan ada yang aneh pada dirinya. Gadis itu tidak bisa melangkahkan kakinya lebih jauh. Rasanya ada sesuatu yang menahannya. Saat ia sadar, lehernya memang sudah diikat dengan sesuatu benda semacam kalung anjing. Urat-urat pun mencuat di kepalanya. Ia berbalik dan mendapati iblis yang sedang tersenyum licik.

"Apa ? Kau mau jalan-jalan kan ?"

"Brengsek!! Kau pikir aku anjing ?! Lepas !"

Kagura berusaha menghancurkan benda yang ada di lehernya, namun entah mengapa terasa sulit baginya. Ini pasti gara-gara ilmu si iblis licik itu. Orang-orang di sekitar menatap mereka dengan tatapan heran. Mereka sudah hafal benar kelakuan troublemakers satu ini. Tapi tetap saja tingkah mereka selalu membuat orang-orang heran atau takut.

"Ah, peliharaanku mulai membantah"

Sougo mengangkat kakinya ke depan wajah Kagura.

"Sini jilat dulu sepatuku, china. Kau pasti senang kan kuberi kesempatan emas seperti ini"

Kagura langsung menampik kaki Sougo dengan tangannya.

"Senang apanya, temee?!! Cuiihh!"

Dan ia pun meludahi kaki lelaki sadis itu.

"GAAAH!! Kau wanita jalang!! Beraninya?!"

Sougo segera menghapus ludah Kagura yang ada di sepatu dan celananya dengan saputangan yang ada di sakunya, tak sadar bahwa tali yang sedari tadi digenggamnya terlepas. Ini menjadi kesempatan Kagura untuk melarikan diri.

"Kau akan kuhukum, chi-!"

Hanya udara kosong yang ada digenggamannya. Saat melihat ke depan gadis itu sudah menghilang. Sougo terdiam dan tertunduk. Aura pekat mengelilinginya, membuat orang-orang sekitar menjauh karena ketakutan. Bahu lelaki itu mulai bergetar, menunjukkan kalau ia mungkin sedang tertawa.

"He...heh...he"

Ia kembali menatap ke depan dengan mata yang penuh kilatan kemenangan. Tawa sadisnya semakin menjadi saat ia mulai bersuara lagi.

"Kau pikir kau bisa kabur, china ? Kau pasti lupa kalau kita akan tinggal bersama, heh ?!"

Sougo masih berdiri di tengah jalan tanpa perduli sama sekali pada orang-orang di sekitarnya yang ketakutan sekaligus heran melihatnya yang berbicara sendiri seperti orang gila. Tapi hanya ada satu pria yang cukup berani menegur dan menepuk bahunya.

"Kau baik-baik saja, nak? Kau kelihatan tidak sehat"

"..."

'KABOOOM!!'

Dan pria yang biasa dipanggil Madao itu pun hangus terkena tembakan basoka yang entah tersimpan dimana. Sougo kemudian melangkahkan kakinya dan meninggalkan pria malang yang terkapar di tanah itu. Sebelum benar-benar pingsan si Madao mengacungkan jempolnya.

"Te...ternyata kau...cukup se, se...hat"

Dan ia pun pingsan.

Sementara itu di Yorozuya. Gintoki masih sibuk membaca jumpnya. Mendengar suara ledakan, tanpa menoleh ia sedikit berteriak.

"Oi, oi, bocah! Sudah kubilang hentikan!"

"..."

Kriiik Kriiiik

Merasa aneh karena suasana kembali sepi ia mengalihkan perhatiannya karena sepertinya ia sedang diejek oleh dua bocah itu.

"Oi ! Sudah ku-!!"

Kosooong melompooong

"Eh ? Sejak kapan ?"



TBC...









Different Yorozuya! (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang