(3) Berkelok

6 2 2
                                    

~
Seseorang pasti akan berubah seiring berjalannya waktu, kamu tidak bisa menuntut seseorang itu harus selalu stuck bersama denganmu.
~
.
.
.
.
.

Hari Senin adalah hari dimana hampir seluruh manusia membenci hari itu, termasuk manusia seperti Dirain, untung saja cuaca hari ini cukup cerah.

Dengan langkah malasnya Dirain memasuki ruangan bertuliskan 304, tanpa disangka ternyata sudah banyak mahasiswa yang datang pagi ternyata, "Semangat banget perasaan orang-orang" pikir Dirain sembari melangkah kakinya menuju kursi pojok yang berada dibarisan paling depan dekat jendela.

"Tumben Rain ga bareng Sera?" Tanya Mikea penasaran dari arah belakang kursi Dirain, Mikea adalah teman sekelas Dirain sedari semester 1, namun hubungan pertemanan keduanya terbilang bisa saja dan tidak terlalu dekat.

"Hehehe gapapa lagi pengen berangkat sendiri aja" sahut Dirain kikuk.

"Kelasnya ini ditambah sama anak kelas sebelah ya?" Tanya Mikea lagi berusaha mengajak Dirain mengobrol.

"Eh iya kah? Baru tahu malah aku" ucap Dirain agak kaget, pasalnya Dirain tidak terlalu memperdulikan sekitar.

"Iya, denger-denger ditambahin, hiss nyebelin banget pasti nanti bakal berisik kelasnya" jawab Mikea kesal.

Tanpa disadari Dirain merasa Mikea cukup asik untuk dijadikan teman, Mikea terlihat tidak terlalu suka keramaian seperti dirinya, dan itu sangat cocok dengan kepribadian Dirain.

Hingga tersadar dari pikirannya, ternyata Dosen mata kuliah pagi itu sudah memasuki ruangan, dan mulai menjelaskan materi dipapan tulis.

"Boleh minta kertasnya gak?" Entah dari mana datang seseorang itu, suara berat laki-laki yang berada tepat disampingnya membuyarkan fokusnya.

"Eh, apa tadi?" Jawab Dirain meminta pengulangan.

"Boleh minta kertasnya gak? Gue lupa bawa buku" ulang laki-laki itu menjelaskan.

"Oh, boleh" Jawab Dirain sembari mengambil satu kertas yang berada di binder putihnya, "ini"
Lanjut Dirain memberikan kertas itu.

"Makasih" ucap Laki-laki itu singkat.

"Elah nih orang dateng dari mana coba, ko aku ga sadar sama sekali nih manusia ganteng ada disampingku " Ucap Dirain dalam hati sembari memperhatikan laki-laki itu dari samping.

"Ini jantung juga kenapa coba baperan amat, pake segala keceng banget detaknya, diem jantung jangan murahan elah" lanjutnya sembari memegang dadanya dramatis.

*****

Dua jam telah berlalu, dan mata kuliah pagi ini telah usai, Dirain tak sabar untuk tau siapa nama laki-laki disampingnya tanpa harus bertanya dengan laki-laki itu.

"Lukas diano"

"Hadir pak"

"Hiro Reygan"

"Hadir pak"

"Mikea Halian"

"Hadir pak"

"Sera Syaila"

"Hadir pak"

"Dirain Kairana"

"Ko aku baru tau ya dikampus ini ada cowo ganteng modelan ala-ala soft boy gini, mana pake kaca mata tapi ga keliatan culun" Bukannya menjawab Dirain malah fokus memperhatikan laki-laki disampingnya, membuat banyak mata melihat Dirain yang tak menyahut Dosen ketika di absen.

"Ko aku baru tau ya dikampus ini ada cowo ganteng modelan ala-ala soft boy gini, mana pake kaca mata tapi ga keliatan culun" Bukannya menjawab Dirain malah fokus memperhatikan laki-laki disampingnya, membuat banyak mata melihat Dirain yang tak men...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Azgar dari samping yang sedari tadi membuat mata Dirain tidak berpaling.

"Dirain Kairanaa"

"Eh, ha hadir pak" jawab Dirain gelagapan

Nama mahasiswa disebutkan satu persatu hingga giliran laki-laki disamping Dirain mengacungkan tangannya.

"Azgar Ian Grent"

"Hadir pak" Jawab laki-laki itu alias Azgar degan suara beratnya

Tanpa disangka Dirain yang menunggu Azgar membuka suara merasa sedikit girang, karena sudah tau nama laki-laki yang membuat jantungnya baperan itu.

"Ohhh Azgar Ian Grent namanya, keren banget cocok sama orangnya hihihi" Ucap Dirain sembari memandangi punggung Azgar yang mulai menjauh keluar dari dalam kelas itu.

*****
Jari mungil Dirain mulai mengetik nama Azgar Ian Grent pada semua akun media sosialnya, mulai dari akun Z beralih ke akun Instakilogram.

"Ketemu, yesss" Dirain berteriak girang sembari mengepalkan tangan kanannya semangat.

Tanpa disadari seseorang masuk kedalam kamar Dirain.

"Raaaiiin, lo tau ga?" Ucap Alma tiba-tiba duduk disamping Dirain yang berada diatas kasurnya.

"Enggak lah kamu kan belum ngasih tau aku apa?" Jawab Dirain bingung.

"Ihh, kan gua belum selesai malah dipotong aja" kesal Alma teman asrama Dirain.

"Ya udah apa?" Tanya Dirain sedikit malas.

"Dikelas lu ada yang namanya Hiro kan?"

"Ada, kenapa?" Jawab Dirain mulai penasaran, "Kamu suka Hiro ya?" Lanjutnya dengan wajah tengilnya.

"Gak lah anjir, gua belom selesai cuk, terus di kelas lu juga ada yang namanya Mikea kan?" Jelas Alma sedikit kesal.

"Iyaa, kenapa sih?"

"Si Hiro lagi ngincer Mikea buat dipacarin" perjelas Alma membuat Dirain bingung, pasalnya Alma itu berbeda fakultas dengan Dirain, dari mana manusia seperti Alma bisa tahu akan hal itu, dan yang pasti apa manfaatnya mendapat berita seperti Dirain tak habis pikir.

"Lahh, terus apa hubungannya sama kamu Almaaa" sahut Dirain jengah.

"Ga ada sih, biar lo tahu aja, gua kan penyebar berita, lagian ini akurat ko, Hiro kan temen Disa, nah si Disa kan temen SMA gua, jadi ga mungkin salah" Alma merasa sedikit bangga mengetahui berita-berita yang mungkin orang jarang tahu.

"Tapi jangan bilang siapa-siapa ya, bisa diamuk Disa gua nanti" pinta Alma dan berlalu meninggalkan kamar Dirain begitu saja.

"Lahhh, gaje nih si Alma" ucap Dirain sendiri.

"Kalo berita gitu aja Alma tau, pasti informasi tentang Azgar Alma pasti tau" lanjut Dirain pada angin.

"Maaaa, Almaa" teriak Dirain memanggil Alma menyusulnya di kamar sebrang.

*****

Esok paginya Dirain tidak sengaja berpapasan dengan Mikea di lorong kelas, membuat perkataan Alma semalam teringat kembali.

"Pagi Mik" ucap Dirain pada Mikea berbasa-basi.

"Pagi juga Rain tumben ga telat hahaha" balas Mikea dan sedikit mengejek Dirain.

"Elah Mik aku tu rajin banget ya" Elak Dirain menyombongkan diri.

"Helehh"

"Eh Mik, masa aku ada berita penting tentang kamu tau, tapi ini rahasia banget" Ucap Dirain sok serius.

Memang sedikit bocor Dirain itu, sudah diperingatkan oleh Alma untuk tidak mengatakan kepada siapa-siapa, justru malah dikatakan kepada orang yang bersangkutan langsung.

"Apaan?" Sahut Mikea sedikit penasaran.

"Hiro ngincer kamu bakal dijadiin pacarnya" gamblang Dirain tanpa berbasa-basi.

"HAH"

Bersambung.....

CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang