(6) Kesan

7 1 0
                                    

~
Ketika seseorang jatuh cinta kepada orang lain, hal ataupun kata-kata kecil darinya, yang ditujukan kepada seseorang itu akan sangat berdampak besar baginya.
~
.
.
.
.
.

Acara Workshop sudah berlalu seminggu yang lalu dan selama seminggu itu pula Dirain memiliki kebiasaan baru, yaitu selalu mencari keberadaan seorang Azgar Ian Grent, bahkan gadis itu selalu modus untuk mencuci sepatunya di toko laundry sepatu Very Clean milik Azgar.

Namun dewi fortuna belum berpihak padanya, setiap kali gadis itu mencucikan sepatunya selalu saja dilayani oleh orang lain dan bukan Azgar sendiri.

Dengan rasa kesal Dirain pergi dari toko itu menuju sebuah angkringan untuk membeli kopi hangat, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam tetapi gadis itu butuh kopi dan murah.

"Eh ada kerdil galak" Ujar seseorang yang berada di angkringan itu juga.

"Idih gapura RW ngapain disini, ngamen pak" Bales Dirain tak kalah pedas.

Hiro yang diledek seperti itu tak terima, dia tidak akan pernah terima dengan kata-kata yang keluar dari mulut seorang Dirain, anggap saja mereka adalah musuh abadi.

"Mbahmu ngamen, ya ngopi lah gak lihat, apa ga punya mata" Sahut Hiro tak mau kalah.

"Mbahku di kuburan sana samperin, kamu kali yang ga punya mata, jelas-jelas nempel begini, dasar kang julit" jawab Dirain sembari mendudukkan badannya ke sebuah kursi panjang.

"Pak, biasa pak, kopi satu gulanya dikit aja" Pesan Dirain kepada pemilik angkringan.

"Ga ada, pak susu putih satu, kopinya ga jadi" Ujar remaja laki-laki yang baru saja tiba.

Remaja laki-laki itu adalah Azga, dirinya sangat terkejut mendapati Ibunya berdebat dengan saudara Azga Skygan.

Seketika Dirain bertambah kesal, acara ngopinya di ganggu oleh dua makhluk entah berantah itu.
Namun ketika akan beranjak pandangan matanya tak sengaja bertemu dengan mata Azga, hati Dirain berdesir hebat seketika, entah apa yang terjadi, tatapan kerinduan tercetak jelas pada mata remaja laki-laki itu. Tak memperdulikan perasaan itu Dirain tetap kesal dengan hal yang baru saja terjadi.

"Kamu juga, siapa sih ganggu acara nyantaiku aja" Ucap Dirain kesal.

"Dia adik gue kenapa? Mau gelut, hayuk lah" Bukan Azga yang menjawab namun Hiro tiba-tiba menyahut, membuat rasa kesal Dirain berkali-kali lipat.

Dengan kasar Azga mendorong Hiro kesamping, dan mendudukkan dirinya disamping Dirain dengan tenang.

Seketika Hiro yang tak siap terjungkal kesamping dengan tidak elit.

"Hahahaha sukurin, kualat kan" Tawa Dirain menggema.

Hiro sedikit merasa malu dengan kejadian ini, pasalnya yang berada di angkringan ini bukan hanya dirinya dan Dirain, namun banyak pelanggan lainya juga, adik durhaka batin Hiro.

"Perempuan tidak baik mengonsumsi kopi, susu lebih sehat untukmu" Tanpa rasa bersalah, Azga justru menasehati Dirain, sembari memberikan gelas berisikan susu hangat ke hadapan Dirain.

Dengan terpaksa Dirain menerima gelas itu ogah-ogahan.

"Eh gapura RW, lo lagi ngincer Mikea kan?" Tanya Dirain tanpa aba-aba, seketika Hiro  menyemburkan kopi panasnya keluar.

"Bocah kerdil, lo dapet hoaks begitu dari mana?, random banget bocah, pertanyaan lo" Jawab Hiro heran.

"Aku bukan bocah!! dasar kampret" Balas Dirain kesal dan berlalu pergi dari angkringan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang