(4) Hubungan

4 1 0
                                    

~
Setiap hubungan pasti ada masanya, seperti hukum alam, jika sudah habis maka tidak akan lagi ada pertemuan pada keduanya, begitupun sebaliknya.
~
.
.
.
.

"

"HAH" kaget Mikea dengan ungkapan Dirain secara tiba-tiba.

Dengan muka yang memerah Mikea buru-buru membuang mukanya dari hadapan Dirain kearah lain.

"Jangan ngaco deh, kata siapa berita hoaks kaya gitu" Ucap Mikea menyangkal masih dengan muka merahnya.

Dirain yang melihat itu semakin bersemangat menjahili Mikea, "Ohhhhh paham aku" Seru Dirain tak menjawab Mikea.

"Apanya yang paham"

"Kamu juga suka Hiro kan?" Bisik Dirain pelan tepat pada telinga kiri Mike, seketika mata Mikea membola sempurna.

"Gapapa, gak usah ngelak, lagian nih aku tau berita ini dari orang terdekatnya Hiro jadi 99% valid ko" jelas Dirain meyakinkan.

"Tau lahh!! bodo amat" Mikea merasa pipinya semakin panas pun berjalan lebih cepat meninggalkan Dirain.

"Ehh Mikea tunggu" Seru Dirain sembari menyusul Mikea yang masih dengan muka merah padamnya.

*****

Di dalam kelas kini Dirain dan Mikea semakin terlihat akrab, padahal sebelumnya kedua gadis itu jarang bersama mungkin hanya bertegur sapa sesekali saja.

Dan hal itu membuat Sera merasa Dirain selalu mengabaikannya.

"Lo kenapa Ser, ngelamun aja" Ucap Maza teman dekat Mikea sebelumnya, sedari tadi Maza terus memperhatikan Dirain dan Mikea yang asik bercerita entah apa, dan tak sengaja melihat Sera juga memandang mereka sembari melamun.

"Eh gapapa za" Ucap Sera tersadar dari lamunannya.

"Ko akhir-akhir ini Dirain sama Mikea deket banget ya?, bukanya Dirain selalu sama lo Ser" Ungkap Maza tiba-tiba.

Tak ada jawaban dari Sera, gadis itu hanya mengedikan bahunya tak perduli.

*****

"Jadi kamu naksir sama Azgar anak sebelah, sejak kapan?" Tanya Mikea penasaran dengan Dirain.

"Sejak dia minta kertas ku, alias cinta pandangan pertama" Jawab Dirain sembari membayangkan wajah tampan Azgar.

"Idihhh" Julit Mikea tak menyangka ternyata sosok cuek seperti Dirain dapat bucin juga.

Yups Dirain adalah gadis cuek dengan sekitar, tidak terlalu memperdulikan orang lain, dan sangat masa bodo terhadap kaum laki-laki, namun Azgar Ian Grent adalah laki-laki pertama yang membuat hari-harinya di kampus sedikit berwarna.

"Helehh, kamu juga gitu kan ke Hiro diam-diam tahu aku tuh"

Tak menjawab Mikea hanya tersenyum-senyum dengan pipi merahnya.

"Ehh, ngomong-ngomong mereka itu juga temen deket" Ujar Mikea memberi tahu.

"Ga tau"

"Ihh, mereka itu dulu satu kelas tapi sekarang engga" Jelas Mikea lagi.

"Jadi gampang dong nanti kalo kita double date" Dirain mulai membayangkan bagaimana dirinya dan Mikea bisa satu meja dengan para crushnya.

"Haha iya betul banget, Hiro sampaing aku terus Azgar disamping kamu, pas kan mumpung kursinya ada empat" Sahut Mikea juga mulai berhalu.

Mereka berdua saat ini sedang berada di kedai es krim dekat dengan kampus mereka.

"Jangan kencang-kencang, takut ada anak kampus kan bahaya" Dirain memperingatkan Mikea.

"Oh iya, aku manggil Crush ku H aja deh, biar tersamarkan" Jawab Mikea

Dirain berpikir apa nama yang cocok untuk memanggil Crushnya ketika bercerita dengan Mikea.

"Aku tau manggil dia apa, Ian aja biar dikira DPR Ian yang selalu aku upload di story WhyApp ku" Jelas Dirain bangga.

"Kira-kira Ian udah punya cewek lagi belum ya?" Sambung Dirain agak sendu.

"Emang Ian mu itu udah putus sama pacarnya?" Tanya Mikea penasaran.

"Kata temenku yang ngasih tau berita tentang kamu dan Hiro itu, Ian udah putus dari matanya setahun lalu, katanya mereka putus karena di selingkuhin, kasian cowo ganteng ku" Jelas Dirain panjang.

Mikea merasa tak habis pikir dengan teman Dirain yang tahu segala berita, bahkan orang yang satu fakultas seperti dirinya saja tidak tahu menahu tentang itu.

"Teman asrama kamu intel deh kayanya Rain" Ujar Mikea speechless.

*****
Saat ini Azgar tengah menenangkan diri diatas rooftop gedung Laboratorium kampus, tempat ini sangat nyaman untuk tidur dengan AC alami yang terus menyala.

Hingga suara berisik remaja laki-laki menyadarkan dia dari tidurnya, entah berbicara dengan siapa tak perduli namun Azgar merasa terusik akan hal tersebut.

"Berisik" Ujar Azgar menyadarkan remaja itu.

Tanpa sepatah katapun remaja itu yang semula kebingungan, kini matanya membola sempurna, dan tak lama dia menghampiri Azgar dan memukul wajahnya tiba-tiba.

"Bugg" suara pukulan itu terdengar nyaring, Azgar masih mencerna apa yang terjadi.

Siapa remaja ini, dan apa maksudnya memukul dirinya tiba-tiba.

"Anjing, siapa lo bocah, tiba-tiba mukul gue?" Ujar Azgar tak terima.

"Lo yang anjing, gara-gara lo nyokap gue ninggalin gue" Balas remaja itu masih dengan amarahnya. Namun ada yang janggal, mengapa wajah remaja tersebut sekilas mirip dengan dirinya, dan yang paling janggal adalah mengapa anak SMA bisa datang ke rooftop gedung Laboratorium kampus yang tidak bisa dimasuki sembarang orang.

Remaja tersebut masih setia mencengkram kerah Azgar, Azgar tak tinggal diam dia segera melepaskan itu dengan kasar.

"Anak kecil gila" Ujar Azgar berlalu meninggalkan anak remaja itu.

"Woii pak tua, gue belum selesai ngomong" Seru remaja itu tak terima ditinggalkan begitu saja oleh Azgar.

*****

Azgar tidak terlalu memperdulikan apa yang terjadi sebelumnya, dia kini memasuki ruang kelas, karena mata kuliah siang hari ini juga berada di gedung Laboratorium, kaki jenjangnya melangkah memasuki kelas, mantanya yang sengaja bertatapan dengan gadis mungil di kursi pojok dekat jendela.

Rambutnya tak panjang bahkan gayanya juga tak seperti gadis pada umumnya, memakai kaos berlengan pendek dan hanya memakai celana cargo, kaca mata bulat bertengger di hidung bengir gadis itu, menambah kesan lucu pada dirinya. Dia ingat, gadis mungil itu yang dia mintai kertas tempo lalu.

Kira-kira seperti ini gaya pakaian yang digunakan Dirain hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira seperti ini gaya pakaian yang digunakan Dirain hari ini.

Tersadar dari lamunannya Azgar buru-buru mendudukan dirinya pada kursi yang kosong tepat berada di belakang dekat dengan pintu keluar.

"Hari ini adalah mata kuliah Publik Speaking, dan saya minta siapa pun yang sudah siap silahkan maju untuk presentasi individu, terserah kalian mau presentasi materi apa saja terserah kalian" Jelas Dosen memulai mata kuliah di hari itu.

Bersambung.....

CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang