01. Ini Tempatku Bekerja

13 0 0
                                    

Lampu-lampu berjejer menerangi jalan raya dua arah. Truk-truk besar melintas secara tertib. Ada yang mengangkut besi-besi raksasa. Truknya panjang dan lebar. Kira-kira panjangnya 20 meter. Menjulang tinggi dengan lampu gemerlap di kepala truk. Kata Caspian, germerlap lampu pada kepala truk besar itu wajib. Untuk membedakan angkutannya masing-masing.

Pagi masih terlalu dini untuk anak remaja membelah jalanan. Hari ini Sabtu, sekolah SMA libur. Caspian membonceng Binta menuju pasar yang sangat luas di Sidoarjo, pasar Sepanjang. Hawa dingin menyelimuti mereka. Sayangnya dari mereka tidak ada satupun yang melindungi dirinya dari jaket tebal. Pakaian yang mereka kenakan juga sederhana. Binta memakai celana jogger abu muda dengan kaos hitam lengan pendek bergambar kupu-kupu pink besar. Rambutnya terjepit jedai dua ribuan. Menyisakan anak-anak rambut yang berjatuhan.

Mata Binta memerhatikan bangunan setengah jadi milik mie gacoan. Rumah makan itu terapit MC Donals dan KFC. Binta ingin bertepuk tangan ada rumah makan terkenal berjejer sedemikian rupa dari jalan Geluran ke jalan raya utama. Ia memeluk Caspian saat merasa udara semakin dingin.

"Kedinginan kan, makannya kalo disuruh pake jaket, tuh, nurut," omel Caspian. Cowok itu mengenakan boxer hitam serta kaos abu-abu tua. Ada tulisan COWBOYS di dadanya. Harusnya, Caspian yang lebih kedinginan di sini.

"Bentar lagi juga sampai," ujar Binta.

"Bentar lagi matamu!" kesal Caspian. Sepuluh menit lagi mereka sampai jika tidak menunggu kereta melaju. Dan tepat 50 meter sebelum rel kereta api, tiang besi penutup jalan raya mulai turun. Dini hari memang tidak pernah macet. Sayangnya berbagai kendaraan harus berhenti karena kereta akan segera melintas.

"Bangsat," umpat Caspian. Binta terbahak di belakang. "Jujur, deh. Pasti kedinginan lo kan?" tanya Binta. Caspian menopangkan tubuhnya pada Binta. Hingga kepala Caspian berada di atas pundak kiri Binta.

"Iyalah. Siang panas, kalo malam dingin. Labil banget, nih, cuaca," gerutu Caspian. Kereta melaju kencang. Menyibak angin hingga menyiramkan udara dingin pada pengendara di sekitarnya. Binta melipat tangan di belakang punggung Caspian serta menenggelamkan wajahnya di leher Caspian.

"Besok pake jaket ajalah gua." Itu ucapan setiap Sabtu dini hari. Karena kepercayaan diri Caspian, ia merasa tidak akan kedinginan. Dan setiap minggu dini hari, Caspian akan menunggu Binta di depan rumah dengan balutan jaket tebal.

Ada lima gerbong kerera beserta kepalanya yang melaju. Setelah itu lenggang. Tiang besi mulai mengacung. Para pengendara mulai berdesakan ingin melaju terlebih dahulu. Caspian mengalah. Membiarkan para pengendara melaju lebih dulu.

Setelahnya, Caspian belok kiri pada kelokan setelah rel kereta api. Melaju tak terlalu cepat, Caspian mulai menggigil. Saat sudah memasuki gang sempit menuju ruko jualan Ibu Caspian. Mereka berkendara tepat di belakang mobil pick up dengan kurungan kotak besar. Ada puluhan ayam tak bernyawa di dalamnya.

"Ini mah namanya udah jatuh, tertimpa tangga pula," ujar Caspian. Binta menutup hidungnya. "Yan, nggak bisa duluan apa, ya?"

"Sempit, yang ada malah nabrak gerobak sayur," sahut Caspian. Binta mendengkus. "Udah bau badan lo, tambah bau ayam, bangke emang."

"Bangsat, bau-bau gini juga situ nempel sama gua," ucap Caspian. Binta berdecih. Mereka sampai di ruko yang dituju. Memasuki gang lebih sempit dengan motor yang terparkir sembarangan. Segala jenis aroma menjadi satu. Asap mengepul pada deretan penggiling daging. Suarannya memekakkan telinga. Cipratan olahan daging mendarat di apron yang baru saja menempel di tubuh Binta. Apron berwarna moka. Katanya, agar sedikit mirip barista.

Gadis itu mulai hilir mudik membawa dua kantung kulit pangsit di setiap tangannya. Caspian membawa caos isi ulang dari berbagai merk. Letak gudang yang mereka masuki untuk mengambil barang jualan ada di gang depan ruko Juer, Ibu Caspian. Sekitar 5 meter ke kanan menuju kelokan, lalu ke kanan lagi 2 meter. Selesai melengkapi barang jualan. Binta bergabung ke dalam ruko. Meladeni pembeli-pembeli tanpa disebutkan lagi.

BLISSFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang