4. Fate ?

324 61 15
                                    

Semua ini hanyalah imajinasi semata ; Jadi hargai penulisnya. Ini gratis jadi tolong jangan di copy paste yah apalagi membagikan dengan mengganti nama penulisnya misalkan! 

* * * * * * *

"Kayaknya aku lebih khawatir lantai rumahku jebol karena di gilas setrika titan" Satya hanya menghela nafas saat melihat Warren yang lagi-lagi datang tanpa aba-aba dan sejak tadi hanyalah wara-wiri tidak jelas padahal sudah tiga puluh menit berlalu.

Warren yang tidak terima dikatain titan langsung mengambil bantal sofa yang ada didekatnya untuk dilanding-kan kebadan yang katanya sahabat tapi kerjaannya cuma buat susah.

Bukannya marah karena dilempari bantal tapi malah cengengesan.

"Kali ini apalagi? Peletnya masih ada? Sibuk kerja sebulan memangnya gak mempan yah?"

"Ck, ini bukan soal pelet lagi tapi Nyonya rumah sekarang semakin penasaran soal siapa pacarku sekarang"

"Oh?"

"Oh? hanya Oh? Gak ada kata-kata lain atau ide gitu?" Warren masih tidak habis fikir dengan respon super santai temannya ini.

"Yah,gimana coba. Sudah dikasih ide pacarin aja siapa itu? Hmm anak Direktur dari TVM kan naksir berat tuh. Coba saja pacarin nah habis itu pamerin, tante pasti akan berhenti bertanya"

"Apa? si centil doyan nempel kayak permen karet itu, kamu suruh pacarin? No. seribu kali lebih baik di omelin Nyonya dari pada jadiin si centil itu pacar" Warren masih gak habis fikir, Satya sekalinya ngasih ide malah yang gak wajar atau sebutan lainnya super tidak waras.

Satya yang melihat raut wajah penolakan Warren yang super sangat tersiksa itu hanya tertawa.

"Yah siapa lagi coba. Tante hanya akan menyukai calon pacarmu kalau dari kalangan yah, seperti kalian lah ibaratkan setara. Ingat gak pas staff di agensiku ngejar-ngejar kamu? Tante sampai murka. Padahal anaknya biasa saja, malah Mamanya yang super senewen" 

Sudah Warren tahu tabiat Mamanya soal tabiat pasangan untuk anaknya. Jangankan persoalan memilih pasangan, memilih teman pergaulan untuk anaknya saja cukup selektif harus yang memiliki bibit,bebet dan bobot yang baik serta terpandang. Jadi jangan heran Warren dibesarkan dengan lingkungan seperti apa itu tidak lepas dari campur tangan Mamanya. Tapi selama Warren tidak terganggu jadi tidak masalah baginya, karena persoalan selera memang mamanya paling tahu, kecuali soal selera perempuan karena yang Mamanya kenalkannya selama ini lewat kencan buta semuanya tidak memenuhi satu persen pun keinginannya.

"Apa aku ngaku aja yah? Dan yah setelah itu mengikuti lagi kencan buta yang Mamaku atur? Sedikit melelahkan sih tapi ini lebih baik daripada pusing mikirin alasan lagi yang ternyata lebih melelahkan. Bayangin saja sebulan berhasil menghindar dan bukannya lupa malah sekarang makin rumit" 

Satya yang sudah hafal soal kelakuan Nyonya Sujatmiko hanya bisa menghela nafas, karena sudah tahu arah jodoh sahabatnya ini akan dibawa kemana. Susahnya jadi anak yang terlahir kaya raya karena semua kehidupannya bukan miliknya sendiri tapi mengikuti kehendak orang tua.

"Tapi aku ada ide? Gimana kalau pasang iklan di surat kabar atau media online so---" Belum juga ucapannya selesai, Satya sudah keburu di cekik oleh Warren yang melompat kearahnya.

"Tapi aku ada ide? Gimana kalau pasang iklan di surat kabar atau media online so---" Belum juga ucapannya selesai, Satya sudah keburu di cekik oleh Warren yang melompat kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAIN FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang