Travel break

2 1 0
                                    

Saat sedang menjelajahi dan berkeliling gadis penyihir itu merasa sedikit lelah, dia mendarat di bawah pohon rimbun dan tenang sambil duduk disitu menikmati angin yang berhembus lembut.

"Lelahnya, eh baru tau kalo pohonnya ada buah, umm keliatan seger"

Menjatuhkan salah satu buah itu dengan sihirnya sembari memakan buah segar itu perlahan, lalu ada seseorang datang menghampiri gadis itu.

"Hei nak, memakan buah orang tanpa ijin termasuk mencuri"

"Uhmm...maaf saya tidak tau jika ini pohon anda, apakah perlu saya ganti"

"Tidak perlu, makan saja"

"Benarkah? Terimakasih banyak paman"

"Aku masih muda kok dipanggil paman"

"Keliatan udah tua"

"Hey! Aku masih berumur 18 tahun"

"Aku masih 13 tahun"

"Hhh sudahlah, omong omong sepertinnya kamu lelah ya, berpetualang ke berbagai tempat"

"Kok kamu tau aku berpetualang"

"Penyihir bulan, itu juga ada sapu terbang trus aku liat kamu kecapek an waktu mendarat"

"Begitu ya"

"Mau kerumah ku dulu? Tidak jauh dari sini"

"Boleh kah?"

"Tentu saja"

"Baiklah jika kamu mengizinkan"

Berjalan kerumah pria remaja tersebut selama 2 menit dan akhirnya sampai di rumah itu lalu gadis itu duduk perlahan di kursi yang tersedia.

"Terimakasih banyak sudah membantuku"

"Ha? Tidak apa, omong omong siapa nama mu?"

"Angelicha panggil saja Licha, kalo kamu?"

"Revan, salken"

"Salken? Apa itu?"

"Salam kenal, huuu bahasa gaul juga gatau dasar anak kecil"

"Ibu ga pernah ngajarin aku bahasa gaul"

"Yaudah, mau makan gak?"

"Tentu saja"

Sembari menunggu makanan, Licha bersenandung pelan sambil menggoyangkan kakinnya lalu tak berselang lama kemudian Revan datang membawa makanan.

"Ini"

"Terimakasih"

"Uhmm...nanti boleh ga bantuin aku jual buah ke pasar"

"Ada pasar ya?"

"Ada, tidak jauh juga dari rumah ku"

"Boleh saja"

Mereka makan bersama dan saling berbicara, hingga selesai makan akhirnya rasa penat di tubuh Licha sudah hilang dia membantu Revan pergi ke pasar menjual buah miliknya, namun Licha menerbangkan keranjang buah itu dengan sihirnya, Revan yang melihat sedikit kagum namun juga sedikit rasa jengkel.

"Apalah, bawa pake tangan"

"Kamu bilang aku anak kecil jadi aku tidak kuat"

"Hhhh...yaudah yang penting bantu"

Setelah beberapa menit, mereka sampai di pasar lalu menaruh dan menata buah satu per satu ditempatnya.

"Kamu jual buah sendiri?"

"Iya"

"Dimana ayah ibu mu?"

"Meninggal"

"Eeeeehhhhh...maaf maaf"

The Magic Kingdom (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang