chapter 3

0 0 0
                                    

HAPPY READING

***

Kivano mengganti gigi motornya agar lebih nyaman dikendarainya. Di pagi hari yang cerah ini, Kivano sudah mengendarai motor kesayangannya menuju sekolah.

Namun, ada suatu hal yang ditangkap oleh mata Kivano. Perlahan ia memperlahan gas motornya lalu menepi. Ia buka helmnya membuat rambutnya yang baru saja keramas jatuh ke dahinya. Matanya mengernyit, menatap kejadian yang ada di depan matanya sekarang.

"Keira?"

Benar, itu Keira, Kivano tak salah. Keira tengah berjalan ditrotoar sendirian namun digoda oleh beberapa preman pasar yang berbadan besar. Preman mana yang pagi-pagi sudah beraksi? Beraksi terhadap anak sekolah lagi.

Kivano menaruh helmnya ke atas motornya, lalu berlari menghampiri Keira yang tak jauh darinya. Kakinya terangkat, menendang punggung satu dari tiga preman yang menganggu Keira barusan.

DUG

Keira terkejut saat satu preman itu terjatuh ke depan. Ia menoleh dan mendapati Kivano yang juga meliriknya. Kivano mengisyaratkan Keira untuk menepi, Keira yang sedang dikala ketakutan itupun akhirnya mengikut isyarat Kivano.

"Mau jadi jagoan lo?"

Salah satu dari preman itu langsung menghantam Kivano ketika melihat temannya sudah tersungkur kebawah. Kivano yang sigap langsung menangkis hantaman itu.

1 vs 3. Itu yang Kivano alami dipagi yang cerah ini. Ketiga preman itu memang berbadan besar, namun hanya dengan sendiri juga Kivano mampu melawan ketiganya.

Setelah dirasa cukup kalah dengan Kivano, ketiga preman itupun segera berlari menjauh dari Kivano. Kivano yang sudah mendapati lebam di ujung bibirnya pun terdiam saat preman itu sudah pergi. Lelaki itu menoleh ke arah Keira yang terdiam kaku.

"Mereka udah pergi. Ayo ke sekolah." Seru Kivano.

"Gue jalan aja. Makasih." Balas Keira membuat Kivano yang ingin kembali ke motornya pun kembali lagi menoleh.

"5 menit lagi bel masuk. Lo bisa sampe sekolah 10 menit lagi."

Ucapan Kivano barusan sukses membuat Keira memberhentikan langkahnya. Otaknya sedang bertengkar untuk menjawab 'iya' atau 'tidak'.

"Terserah kalo gak mau."

Kivano berjalan kembali ke motornya. Ia menepis darah yang keluar dari pelipisnya. Sedikit terkena pukulan preman tadi yang lupa ia tangkis. Ia meraih helmnya, ketika ia menaiki motornya, terdapat Keira yang sudah berdiri dihadapannya.

"Naik."

**

"LO HUTANG PENJELASAN SAMA KITA!"

Ucapan tegas dari Radiksa barusan membuat beberapa pasang mata melihat ke arah mereka. Pagi ini, ketua dari Laskara, sukses membuat gegar satu sekolah hanya dengan membawa perempuan dengan motornya yang sama sekali tidak pernah membawa siapapun. Keira adalah gadis pertama.

Kivano tahu banyak yang membicarakannya sejak pagi tadi. Bahkan, menfess sekolahnya di twitter pun sudah banyak mengunggah fotonya dan Keira yang tengah berada disatu motor yang sama. Namun, Kivano mencoba diam.

LASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang