Ch 16. Maaf

746 114 15
                                    

Hallo.. para reader's....

Calistio menyeritkan dahi setelah meminum obat yang di berikan Benn. 'Kenapa obatnya sangat pahit.' Ucapnya dalam hati. Tapi
dia merasakan rasa pusing di
kepalanya langsung menghilang.

Benn memberikan segelas air putih pada Calistio, lalu pandangannya beralih menatap tajam kucing yang sedang duduk di atas kasur.
'Kapan kucing itu masuk
kembali. ' Batinnya

Hargan yang mendapat tatapan itu berlari dan bersembunyi di dekat Calistio. Dia sedikit mengeram ke arah Benn.

[Dia manusia yang kejam.]

Calistio mengangkat satu alisnya, mendengar telepati dari Hargan.
[Manusia itu membuangku dari balkon tadi malam. Memang dia kira balkon itu tidak tinggi apa.] Hargan mengadukan perbuatan Benn pada
Calistio sambil mengerutu.

[Suruh dia untuk tidak menatapku
dengan tatapan membunuh seperti itu.]

Calistio mengerut kening, dia menatap Hargan yang bersembunyi di samping pinggangnya.
'Kau kan naga untuk apa takut
dengan manusia.' Balas Calistio dengan telepati.

[Aku tidak takut, hanya tatapanya menyeramkan. Aku sudah menahan diri gara-gara kau.] Calistio terdiam mendengar telepati dari Hargan.

'Jika dia jadi mengunakan kekuatannya, Benn pasti sudah
mati' Batin Calistio.

Dia menghelanapas.
"Benn berhenti menatapnya seperti itu, dia temanku jadi jangan menyakitinya." Perintahnya pada Benn sambil memberikan gelas kosong ke pelayannya itu.

Hargan mendongak menatap Calistio.

'Teman?' Batinnya, merasa sedikit aneh mendengar ucapan itu dari Calistio.

Mendengar itu tatapan tajam itu menghilang. "Baiklah, jika itu perintah anda Yang mulia."Jawab Benn, tersenyum lembut.

"Benn, aku lapar."Ucap Calistio.

"Kalau begitu saya akan membawa kan makanan kemari, permisi Yang mulia" Benn membungkuk.

"Hm"
Calistio menganguk membiarkan Benn pergi.

[Aku mau steak yang lezat manusia]
Calistio mendengar ucapan Hargan di pikirannya yang tiba-tiba.

"Benn tunggu sebentar." Benn berhenti dan berbalik kebelakang.

"Ya, Yang mulia." Balasnya menatap Calistio.

"Untuk makannya, aku mau kamu membawakan dua piring daging
steak, itu saja kau boleh pergi" Ucap Calistio memberitahu. Benn pun mengangguk dan berjalan pergi setelah sekali lagi menunduk hormat.

"Sudahkan."

" Hm,ya." Balas Hargan dengan riang. Dia berjalan dan duduk di depan Calistio.

"Sesenang itu kamu mendapat makanan." Ucap Calistio menatap Hargan.

"Kau akan mengerti rasanya jika terkurung ratusan tahun, Bocah."
Calistio tidak membalas ucapan Hargan, karena pintu kamarnya kembali terbuka.

"Call."
Raylen memasuki kamar Calistio, langsung berjalan menghampirinya
dan langsung memeluknya.

"Kakak."
Balas Calistio, yang terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari kakaknya.

Raylen melepaskan pelukan dari adiknya dan menatap Calistio.
" Syukurlah kamu sudah sadar Call, aku khawatir kamu tiba-tiba tidak sadarkan kemarin. Maafkan Kakak, yang tidak bisa menemukan lebih cepat." Ucapnya.

"Aku baik-baik saja, kenapa kakak minta maaf." Balas Calistio.

Raylen sedikit menunduk dengan rasa bersalah."Maaf kan Kakak.... Kakak tidak bisa melindungi mu saat itu." Calistio bisa merasakan rasa penyesalan dari Raylen.

The Return of The MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang