Ch 17. Sumpah Setia

614 108 16
                                    

Cal Up... Jangan lupa jejak
setelah membaca ≧∇≦

.
.
.

Ke esokan paginya, Calistio sedang bersiap untuk menghadiri kelas kembali. Dia menatap cermin besar yang ada di depannya. Sementara Benn sedang merapihkan bajunya.

"Yang mulia, apa anda benar baik-baik saja. Bukankah sebaiknya anda istirahat saja." Tanya Benn yang baru saja selesai merapikan, dan berdiri di belakang Calistio.

Calistio berbalik menatap Benn
yang terlihat khwatir.
"Tenanglah Benn, aku baik-baik
saja. Bukankah Frans tadi sudah menyatakan bahwa aku telah pulih sepenuhnya dan memperbolehkan aku menghadiri kelas." Jawab Calistio dengan wajah riangnya.

Sebenarnya Calistio juga tidak ingin berangkat menghadiri kelas. Jika
di suruh memilih dia lebih baik bersantai di kamarnya. Lagi pula dia sudah menguasai semua pelajaran di akademi.

Tapi kemarin Simon memberitahu nya jika pengumuman hasil kompetisi berburu tetap diumum kan. Dan akan diumumkan hari ini. Jadi Calistio memutuskan tetap berangkat, dia tidak ingin melewatkan untuk melihat wajah kesal Derick.

Sementara Benn mendengar itu hanya terdiam, kemudian menghela napas pelan."Baiklah, saya mengerti Yang mulia." Ucap Benn.

Calistio berjalan menuju tempat tidurnya, kemudian sedikit berjongkok di pinggir tempat tidurnya. "Hargan kamu mau ikut bersamaku ke kelas atau tetap di kamar ini." Ucapnya menatap kucing di atas kasurnya.

Hargan menatap Calistio aneh.
[Kenapa kau tidak mengunakan telepati.] Ucap Hargan yang bukan nya menjawab ajakan Calistio. Hargan termenung sebentar, karena tak mendapat balasan dari Calistio.

[Tidak aku akan di sini saja]

'Baiklah, tapi hati-hati jangan
berubah sembarangan.' Calistio menatap Hargan dengan ketidak percayaan.

Hargan mendengus, memalingkan wajahnya, tidak membalas telepati Calistio.

Calistio tersenyum, mengelus kepala Hargan, kemudian kembali berdiri dan berjalan keluar meninggalkan Hargan yang membeku di tempat. Sedangkan Benn, dengan sigap membukakan pintu untuk Calistio, dan membungkuk sedikit kearahnya.

"Semoga hari anda menyenangkan Yang mulia." Ucap Benn menatap kepergian Calistio

.
.
.
.

Saat ini Calostio dan murid lainnya sedang berada di aula akademi, menunggu para profesor atau instruktur yang akan mengumum
kan hasil dari kompetisi berburu.

Tapi dari pada membicarakan siapa pemenang kompetisi, para murid lebih heboh dengan kehadiran Calistio. Mereka saling berbisik membicarakan kembalinya Calistio.

Sementara Calistio acuh tidak mendengarkan perkataan mereka.
Di samping kanannya Louis sedang mengomel agar Calistio beristirahat saja, dari pada memasuki kelas. Sedang di kirinya Etham hanya
diam, menatap Louis.

"Yang mulia pangeran, anda pasti tidak mendengarkan saya." Ucap Louis dengan wajah memelas.

"Aku dengar Louis, tapi kau
tenanglah aku baik-baik saja."
Balas Calistio, beralih menatap beberapa murid di dekatnya.

"Kenapa orang itu tidak mati."

"Iya. Aku pikir dia tidak selamat."

"Tapi seperti tidak terjadi apa-apa
dengannya."

"Kau benar, lihat wajah bodohnya itu.
Kenapa ada pangeran sepertinya.

Bisik dua orang murid yang berdiri tidak jauh dari mereka. Percakapan mereka masih bisa di dengar oleh Calistio, Louis dan Etham.

The Return of The MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang