2| Kembalilah Aku

276 40 7
                                    

WARNING!!!
ALUR MAJU MUNDUR

WARNING!!!ALUR MAJU MUNDUR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau harus bahagia...,"

Lengan rapuh itu terjatuh, "Sasuke."

"TIDAAAKKK!!!"

Sasuke menyentuh dadanya yang berdenyut nyeri. Napasnya memburu dengan cepat. Ia merasa pipinya banjir dengan air mata.

"Kapan semua ini akan berakhir?" gumamnya pelan. Sasuke bangun dari tidurnya sembari mengernyitkan merasa aneh dengan ruang kamarnya yang tiba-tiba berubah namun terasa familiar. Ia berjalan menuju pintu kamar melewati kaca besar di sampingnya, "Sejak kapan aku meletakan kaca ini di si---"

Mata itu terkunci menatap tak percaya ke arah tubuhnya yang terpantul dari kaca, ia terbelalak menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat, "Bagaimana bisa?" gumamnya nyaris tak bersuara.

"Tidak mungkin!" tepisnya cepat, "Ini tidak mungkin!" Ia menangkup pipinya, "Bagaimana bisa?! Aku pasti hanya bermimpi!"

Tubuh Sasuke seketika ambruk, "Ini pasti hanya mimpi. Aku pasti sedang bermimpi!" Ia menampar-nampar pipinya juga bagian tubuh yang lain.

"Tidak! Ini tidak mungkin!"

"Ini tidak mungkin nyata, aku pasti ber---"

"Mau sampai kapan kau seperti itu, Sasuke?!"

Tubuh Sasuke seketika membeku. Dunia terasa berhenti berputar. Sasuke merasa kepalanya pusing. Ia berusaha mencari ke arah sumber suara meski matanya tiba-tiba buram karena air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Hi-Hinata?"

"Hm?"

Dengan sekuat tenaga Sasuke langsung berjalan cepat ke arah Hinata yang berdiri di depan pintu kamarnya. Ia seketika memeluk tubuh gadis itu erat-erat seakan jika sedikit saja ia lepaskan Hinata mungkin saja akan menghilang.

"Sa-Sasuke? Kau kenapa?!"

Laki-laki itu tak menjawab. Ia hanya menangis dan terus menangis membuat Hinata kebingungan. Hilang sudah keinginannya untuk memarahi Sasuke karena laki-laki itu baru bangun dari tidurnya.

"Sasuke! Lepaskan. Kau kenapa?!"

Sasuke tak menjawab. Ia malah makin mengeratkan pelukannya enggan membiarkan Hinata lepas walau hanya sedetik.

"Kita akan terlambat masuk sekolah jika kau seperti ini!" Sasuke seketika terdiam, tangisnya tak lagi terdengar.

"Apa maksudmu sekolah?" Sasuke melepaskan pelukan dan menatap Hinata. Gadis itu terlihat lebih muda dari terakhir ia lihat. Matanya bergulir menatap ujung kepala Hinata sampai ujung kaki.
"Apa terjadi sesuatu padamu?" Sasuke kembali bertanya.

Mata laki-laki itu beralih menatap ke arah kaca besar yang memantulkan dirinya. Laki-laki berpikir keras memikirkan keadaannya sekarang.

"Yang harusnya bertanya itu aku! Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu?!"

RedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang